AFP PHOTO
AFP PHOTO

Rolls-Royce Motor Cars Tak Terlibat Kasus Emirsyah Satar

Hilman Haris • 20 Januari 2017 23:14
medcom.id: Walau menyandang sama-sama menyandang nama Rolls-Royce, namun Rolls-Royce Motor Cars berbeda dengan Rolls-Royce plc. Perusahaan ini hanya fokus untuk memproduksi mobil supermewah seperti Phantom, Ghost, Wraith dan Dawn dalam berbagai model. Sama sekali tidak memproduksi mesin pesawat terbang.
 
Maka jelas kasus dugaan suap dalam pembelian mesin pesawat terbang bermerek Rolls-Royce yang menyeret Emirsyah Satar selaku mantan Dirut Garuda Indonesia tidak ada kaitannya dengan Rolls-Royce Motor Cars. Demikian ditegaskan oleh Rolls-Royce Motor Cars melalui surat elektronik yang Metrotvnews.com terima, Jumat (20/1/2017).
 
Berbeda dengan Rolls-Royce plc, Rolls-Royce Motor Cars bersama Mini dan BMW merupakan anak perusahaan BMW Group yang berkedudukan di Munich, Jerman. Sedang basis produksi globalnya berada di Goodwood Estate, West Sussex, Inggris.

Sedangkan mesin pesawat terbang diproduksi Rolls-Royce plc. Perusahaan yang punya markas besar di London, Inggris ini juga memproduksi  kapal laut, dan berbagai aplikasi darat lainnya. Petinggi perusahaan inilah yang secara terbuka telah mengakui terlibat dalam dugaan suap pengadaan mesin pesawat terbang untuk beberapa maskapai di Asia, termasuk Garuda Indonesia.
 
Rolls-Royce Motor Cars Tak Terlibat Kasus Emirsyah Satar
 
Seperti diberitakan sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Emirsyah Satar sebagai tersangka kasus dugaan suap pembelian mesin pesawat terbang dari Rolls Royce. Nilai suap yang serahkan Soetikno Soedarjo bertindak sebagai broker proyek pengadaan mesin pesawat untuk Airbus 330 pesanan Garuda Indonesia itu sekitar USD 2 juta.
 
"SS dalam kasus ini posisinya sebagai beneficial owner, perusahaan ini memiliki hubungan dengan airbus Rolls Royce sebagai konsultan penjualan pesawat di Indonesia," kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (20/1/2017).
 
Pengacara tersangka, Luhut Pangaribuan, kepada Metro TV menyatakan bahwa proses pengadaan mesin pesawat terbang pada 2012 itu berlangsung sesuai aturan berlaku. Emirsyah Satar tidak melakukan intervensi selaku Dirut Garuda Indonesia agar pilihan mesin untuk armada Airbus A330 dijatuhkan kepada Rolls-Royce.
 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan