Jakarta: Daimler sudah memiliki rencana untuk membawa bus listrik mereka ke Indonesia untuk diperkenalkan pada tahun 2023. Selain itu, bus ramah lingkungan itu juga diproyeksikan bisa dilokalisasi dengan memanfaatkan fasilitas perakitan yang ada di Wanaherang Bogor.
President Director PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI), Naeem Hassim, menyebutkan perakitan lokal menjadi salah satu semangat perusahaan menghadirkan bisnis yang berkelanjutan. Sebelum memulai perakitan, tentu dibutukan impor atau mendatangkan bus secara utuh (completely build up/CBU) untuk di studi visibilitasnya untuk lokalisasi.
"Ini yang sedang kita bicarakan dengan pemerintah, izinkan kami bawa beberapa unit, jadi kita bisa CKD (completely knock down) dan IKD (Incompletely Knock Down), nanti kita lihat bagaimana kita bisa memproduksinya dan membawa volume yang besar di tahun mendatang," ucap Naeem di Ampera Jakarta.
Jadi nantinya bus listrik yang datang secara CBU akan dites di Indonesia dan dilihat potensi perakitan lokal. Tentu saja langkah seperti ini bisa meningkatkan kemampuan SDM di Indonesia, bukan cuma impor secara utuh.
Naeem Hassim klaim perusahaan siap membawa bus listrik ke Indonesia, namun ada peraturan mengenai biaya impor sasis bus listrik yang cukup tinggi.
"Tentu Pemerintah punya peraturan dan regulasi. Biaya untuk bawa sasis bus listrik ke Indonesia adalah 40 persen, ini sangat tinggi untuk konsumen," ucap.
Pria asal Afrika Selatan itu menyebutkan bus listrik ini akan diperkenalkan pada semester 1 tahun 2022. Bahkan dia akan langsung pergi ke Brazil untuk melihat secara langsung bus listrik yang akan diperkenalkan tersebut.
“Purwarupa bus listrik akan kami bawa pada Q1 (kuartal satu) atau Q2 (kuartal dua) 2023,” kata Naeem
Jakarta: Daimler sudah memiliki rencana untuk membawa bus listrik mereka ke Indonesia untuk diperkenalkan pada tahun 2023. Selain itu, bus ramah lingkungan itu juga diproyeksikan bisa dilokalisasi dengan memanfaatkan fasilitas perakitan yang ada di Wanaherang Bogor.
President Director PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI), Naeem Hassim, menyebutkan perakitan lokal menjadi salah satu semangat perusahaan menghadirkan bisnis yang berkelanjutan. Sebelum memulai perakitan, tentu dibutukan impor atau mendatangkan bus secara utuh (completely build up/CBU) untuk di studi visibilitasnya untuk lokalisasi.
"Ini yang sedang kita bicarakan dengan pemerintah, izinkan kami bawa beberapa unit, jadi kita bisa CKD (completely knock down) dan IKD (Incompletely Knock Down), nanti kita lihat bagaimana kita bisa memproduksinya dan membawa volume yang besar di tahun mendatang," ucap Naeem di Ampera Jakarta.
Jadi nantinya bus listrik yang datang secara CBU akan dites di Indonesia dan dilihat potensi perakitan lokal. Tentu saja langkah seperti ini bisa meningkatkan kemampuan SDM di Indonesia, bukan cuma impor secara utuh.
Naeem Hassim klaim perusahaan siap membawa bus listrik ke Indonesia, namun ada peraturan mengenai biaya impor sasis bus listrik yang cukup tinggi.
"Tentu Pemerintah punya peraturan dan regulasi. Biaya untuk bawa sasis bus listrik ke Indonesia adalah 40 persen, ini sangat tinggi untuk konsumen," ucap.
Pria asal Afrika Selatan itu menyebutkan bus listrik ini akan diperkenalkan pada semester 1 tahun 2022. Bahkan dia akan langsung pergi ke Brazil untuk melihat secara langsung bus listrik yang akan diperkenalkan tersebut.
“Purwarupa bus listrik akan kami bawa pada Q1 (kuartal satu) atau Q2 (kuartal dua) 2023,” kata Naeem
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)