Jakarta: Beberapa merek otomotif sekarang ini sudah menyematkan headunit model floating di beberapa model mobil terbarunya. Penggunaan floating headunit ini juga diakui lebih aman dan ramah digunakan oleh pengendara mobil.
Penggunaan headunit model floating ini sudah digunaan di beberapa mobil, sebagai contoh DFSK Glory 560 atau juga Mazda CX-5. Posisi headunit ini tidak di bingkai di tengah dashboard, melainkan posisinya ada di atas dashboard.
Direktur Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, menjelaskan penggunaan headunit model floating ini memang memiliki efek positif dan negatif. Kalau melihat efek positifnya, headunit model floating diakui lebih ramah penggunaan bagi pengemudi ketika sedang menjalankan mobil.
"Keuntungan memang lebih mudah dalam melakukan operasional karena area pandangan tidak terlalu lebar, atau hampir sejajar dengan kaca depan. Sehingga fokus pengemudi tetap terjaga," ungkap Sony Susmana Jumat (29/3/2019) kepada Medcom.id.
Ucapan dari Sony Susmana juga diamini Product Planning Technology Team PT Sokonindo Automobile, Sugiartono, yang mendalami produk-produk DFSK. Menurutnya keselamatan menjadi salah satu pertimbangan ketika produsen otomotif menyematkan floating headunit di sebuah mobil. Penggunaan floating headunit di atas dashboard membuat pengemudi tidak perlu repot-repot untuk melihat headunit, sehingga fokus mengemudi tetap bisa terjaga.
"Floating headunit ini sudah banyak digunakan diberbagai merek otomotif, dan kami kini menyematkannya di Glory 560. Kalau model lainnya, nanti akan kami pertimbangkan penggunaanya," jelas Sugiartono.
Kemudian dibalik nilai positifnya, jangan lupakan ada efek negatifnya. Sony Susmana memperingatkan kepada pengemudi untuk tidak sering-sering berinteraksi dengan floating headunit meski letaknya mudah untuk dijangkau.
"Floating headunit akan mengganggu penggunanya, gatal untuk mengutak-atik headunit. Apalagi sekarang modelnya sudah canggih, dan semua fitur tersedia di komponen tersebut. Selama pengemudi tahu kapan floating headunit dioperasikan dan dipahami serta disikapi dengan bijak maka itu sah saja, yang penting edukasinya benar," tutup Sony Susmana.
Bagi yang mobilnya sudah menggunakan floating headunit, tentu ucapan Sony Susmana ini sangat penting untuk dicermati. Mengingat fokus pandangan ketika mengemudi mobil sangat penting. Mengingat pengemudi harus selalu bisa mengendalikan mobilnya dengan baik dan benar, dan menghindari kecelakaan yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
Jakarta: Beberapa merek otomotif sekarang ini sudah menyematkan headunit model floating di beberapa model mobil terbarunya. Penggunaan floating headunit ini juga diakui lebih aman dan ramah digunakan oleh pengendara mobil.
Penggunaan
headunit model
floating ini sudah digunaan di beberapa mobil, sebagai contoh DFSK Glory 560 atau juga Mazda CX-5. Posisi headunit ini tidak di bingkai di tengah
dashboard, melainkan posisinya ada di atas
dashboard.
Direktur Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, menjelaskan penggunaan headunit model floating ini memang memiliki efek positif dan negatif. Kalau melihat efek positifnya, headunit model floating diakui lebih ramah penggunaan bagi pengemudi ketika sedang menjalankan mobil.
"Keuntungan memang lebih mudah dalam melakukan operasional karena area pandangan tidak terlalu lebar, atau hampir sejajar dengan kaca depan. Sehingga fokus pengemudi tetap terjaga," ungkap Sony Susmana Jumat (29/3/2019) kepada Medcom.id.
Ucapan dari Sony Susmana juga diamini Product Planning Technology Team PT Sokonindo Automobile, Sugiartono, yang mendalami produk-produk DFSK. Menurutnya keselamatan menjadi salah satu pertimbangan ketika produsen otomotif menyematkan
floating headunit di sebuah mobil. Penggunaan
floating headunit di atas
dashboard membuat pengemudi tidak perlu repot-repot untuk melihat headunit, sehingga fokus mengemudi tetap bisa terjaga.
"
Floating headunit ini sudah banyak digunakan diberbagai merek otomotif, dan kami kini menyematkannya di Glory 560. Kalau model lainnya, nanti akan kami pertimbangkan penggunaanya," jelas Sugiartono.
Kemudian dibalik nilai positifnya, jangan lupakan ada efek negatifnya. Sony Susmana memperingatkan kepada pengemudi untuk tidak sering-sering berinteraksi dengan floating headunit meski letaknya mudah untuk dijangkau.
"
Floating headunit akan mengganggu penggunanya, gatal untuk mengutak-atik
headunit. Apalagi sekarang modelnya sudah canggih, dan semua fitur tersedia di komponen tersebut. Selama pengemudi tahu kapan
floating headunit dioperasikan dan dipahami serta disikapi dengan bijak maka itu sah saja, yang penting edukasinya benar," tutup Sony Susmana.
Bagi yang mobilnya sudah menggunakan floating headunit, tentu ucapan Sony Susmana ini sangat penting untuk dicermati. Mengingat fokus pandangan ketika mengemudi mobil sangat penting. Mengingat pengemudi harus selalu bisa mengendalikan mobilnya dengan baik dan benar, dan menghindari kecelakaan yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)