Merauke - Emisi gas buang kendaraan tak hanya menjadi isu besar lingkungan, namun lebih dari itu, ternyata juga ikut melahirkan ragam solusi termasuk kendaraan listrik. Namun tahukan Anda, bahwa limbah ternak sapi dan ampas sagu ternyata punya emisi yang sangat besar?
Pendampingan finalis 25 proposal terbaik kompetisi lingkungan tingkat sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) Toyota Eco Youth (TEY) ke-13 terus dilakukan oleh Toyota Indonesia. Kini giliran Kota Merauke, Papua Selatan yang dikunjungi (Genba) Toyota Indonesia. khususnya SMAN 3 Merauke yang menjadi salah satu sekolah finalis TEY ke-13.
Dan idenya pun cukup unik, lantaran mereka memanfaatkan limbah peternakan sapi dan ampas produksi sagu berbasis tenaga surya dengan baik. Pengelolaan kotoran sapi yang efektif, seperti melalui kompos aerobik, dapat mengurangi produksi metana secara signifikan.
Sedangkan pemanfaatan ampas sagu sebagai bahan kompos tak hanya mengurangi limbah tetapi juga berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca.
“Untuk menjawab tantangan tersebut SMAN 3 Merauke mengolah limbah sagu dan kotoran sapi menjadi Brown Block of Life (BBL). Pengolahan BBL bukan hanya menjadikan lingkungan lebih bersih tetapi mencegah terjadinya pemanasan global," kata Kepala Sekolah SMAN 3 Merauke, Benedikta Sri Lestari Kelanit dalam pernyataan resminya hari ini Sabtu (3/5/2025).
BBL yang menggunakan eneregi matahari untuk menekan biaya produksi dapat menutrisi tanaman selama 4 tahun. Sekaligus menyediakan alternatif pupuk organik yang murah, meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak.
Produksi dan penjualan kompos menjadi sumber pendapatan tambahan, menciptakan lapangan kerja baru, sehingga memperkuat perekonomian lokal di Papua Selatan. Kegiatan ini berdampak signifikan secara sosial dan ekonom sehingga menciptakan sebuah sirkulasi ekonomi di masyarakat.
Merauke - Emisi gas buang kendaraan tak hanya menjadi isu besar lingkungan, namun lebih dari itu, ternyata juga ikut melahirkan ragam solusi termasuk
kendaraan listrik. Namun tahukan Anda, bahwa limbah ternak sapi dan ampas sagu ternyata punya emisi yang sangat besar?
Pendampingan finalis 25 proposal terbaik kompetisi lingkungan tingkat sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) Toyota Eco Youth (TEY) ke-13 terus dilakukan oleh Toyota Indonesia. Kini giliran Kota Merauke, Papua Selatan yang dikunjungi (Genba) Toyota Indonesia. khususnya SMAN 3 Merauke yang menjadi salah satu sekolah finalis TEY ke-13.
Dan idenya pun cukup unik, lantaran mereka memanfaatkan limbah peternakan sapi dan ampas produksi sagu berbasis tenaga surya dengan baik. Pengelolaan kotoran sapi yang efektif, seperti melalui kompos aerobik, dapat mengurangi produksi metana secara signifikan.
Sedangkan pemanfaatan ampas sagu sebagai bahan kompos tak hanya mengurangi limbah tetapi juga berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca.
“Untuk menjawab tantangan tersebut SMAN 3 Merauke mengolah limbah sagu dan kotoran sapi menjadi Brown Block of Life (BBL). Pengolahan BBL bukan hanya menjadikan lingkungan lebih bersih tetapi mencegah terjadinya pemanasan global," kata Kepala Sekolah SMAN 3 Merauke, Benedikta Sri Lestari Kelanit dalam pernyataan resminya hari ini Sabtu (3/5/2025).
BBL yang menggunakan eneregi matahari untuk menekan biaya produksi dapat menutrisi tanaman selama 4 tahun. Sekaligus menyediakan alternatif pupuk organik yang murah, meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak.
Produksi dan penjualan kompos menjadi sumber pendapatan tambahan, menciptakan lapangan kerja baru, sehingga memperkuat perekonomian lokal di Papua Selatan. Kegiatan ini berdampak signifikan secara sosial dan ekonom sehingga menciptakan sebuah sirkulasi ekonomi di masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)