medcom.id: Cara pengereman menggunakan engine brake/deselerasi masih belum banyak dipahami oleh pengemudi. Padahal teknik satu ini memiliki banyak manfaat saat berkendara. Terutama di medan-medan yang membutuhkan kinerja pengereman cukup berat.
Seperti dilansir laman resmi Hyundai Mobil, engine brake merupakan teknik pengereman dengan cara menurunkan putaran mesin. Sehingga terjadi hambatan di mesin karena tertahan gigi transmisi. Efeknya putaran mesin (RPM) mesin meningkat namun tidak disertai dengan tenaga.
Meski teknik ini lazim digunakan saat mengemudi, tapi tidak sedikit pula pengemudi yang tidak tahu cara engine brake yang benar.
Menurut Executive Director and Chief instructor of Indonesia Defensive Driving Centre (IDDC), Bintarto Agung, di mobil yang menggunakan transmisi manual, engine brake dapat dilakukan dengan cara menurunkan transmisi ke posisi yang lebih rendah seperti dari empat ke tiga. Sebelum melakukan engine brake, pengemudi harus melakukan pengereman terlebih dahulu untuk mengurangi kecepatan dan putaran mesin.
"Jangan lakukan perpindahan gigi secara melompat karena akan menyebabkan kerusakan mesin dan transmisi. Lakukan secara berurutan" kata Agung.
Sementara itu, mobil bertransmisi otomatis biasanya sudah dilengkapi dengan fitur over drive (O/D). Pengemudi cukup menekan sebuah tombol untuk mematikan fitur O/D dan engine brake akan terjadi.
"Jika tidak ada fitur O/D, pengemudi bisa menurunkan tuas transmisi dari posisi di ketiga lalu kedua, dan L. Namun harus diperhatikan kecepatan dan RPM ketika melakukan down shift," jelas Agung yang juga praktisi safety driving tersebut.
Agung juga memperingatkan untuk tidak melakukan engine brake saat indikator RPM menyentuh garis merah. Jika sampai dilakukan, putaran mesin yang terlalu tinggi akan membuat mobil terhentak dan mengakibatkan mesin dan transmisi rusak.
Semoga ini bisa memberikan referensi bagi Anda. Terutama bagi yang sering melakukan perjalanan di jalan yang menurun. Selamat mencoba.
medcom.id: Cara pengereman menggunakan
engine brake/deselerasi masih belum banyak dipahami oleh pengemudi. Padahal teknik satu ini memiliki banyak manfaat saat berkendara. Terutama di medan-medan yang membutuhkan kinerja pengereman cukup berat.
Seperti dilansir laman resmi Hyundai Mobil,
engine brake merupakan teknik pengereman dengan cara menurunkan putaran mesin. Sehingga terjadi hambatan di mesin karena tertahan gigi transmisi. Efeknya putaran mesin (RPM) mesin meningkat namun tidak disertai dengan tenaga.
Meski teknik ini lazim digunakan saat mengemudi, tapi tidak sedikit pula pengemudi yang tidak tahu cara
engine brake yang benar.
Menurut Executive Director and Chief instructor of Indonesia Defensive Driving Centre (IDDC), Bintarto Agung, di mobil yang menggunakan transmisi manual,
engine brake dapat dilakukan dengan cara menurunkan transmisi ke posisi yang lebih rendah seperti dari empat ke tiga. Sebelum melakukan
engine brake, pengemudi harus melakukan pengereman terlebih dahulu untuk mengurangi kecepatan dan putaran mesin.
"Jangan lakukan perpindahan gigi secara melompat karena akan menyebabkan kerusakan mesin dan transmisi. Lakukan secara berurutan" kata Agung.
Sementara itu, mobil bertransmisi otomatis biasanya sudah dilengkapi dengan fitur
over drive (O/D). Pengemudi cukup menekan sebuah tombol untuk mematikan fitur O/D dan
engine brake akan terjadi.
"Jika tidak ada fitur O/D, pengemudi bisa menurunkan tuas transmisi dari posisi di ketiga lalu kedua, dan L. Namun harus diperhatikan kecepatan dan RPM ketika melakukan
down shift," jelas Agung yang juga praktisi
safety driving tersebut.
Agung juga memperingatkan untuk tidak melakukan
engine brake saat indikator RPM menyentuh garis merah. Jika sampai dilakukan, putaran mesin yang terlalu tinggi akan membuat mobil terhentak dan mengakibatkan mesin dan transmisi rusak.
Semoga ini bisa memberikan referensi bagi Anda. Terutama bagi yang sering melakukan perjalanan di jalan yang menurun. Selamat mencoba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HIL)