Jakarta - Sejak diluncurkan secara global premier di ajang GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024, perhatian orang-orang terhadap MPV pertama full listrik BYD M6, seperti tak pernah berakhir. Apa pun yang diulas oleh orang-orang tentang kendaraan ini selalu penuh dengan pertanyaan dan diskusi. Nah, awal pekan ini Senin (5/8/2024) Medcom.id cukup beruntung menjadi salah satu yang perdana menjajal kendaraan keluarga ini dengan jarak yang cukup jauh.
Rute yang Kami tempuh adalah Jakarta - Bandung (Dago), yang jaraknya cukup untuk menempuh perjalanan pulang-pergi hanya dengan sekali isi baterai penuh. Namun yang justru bikin menarik adalah jalurnya disiapkan untuk pengetesan ini cukup tak terduga. Lantara menempuh perjalanan dari Jakarta ke Dago, melalui jalur yang cukup curam dan berkelok-kelok.
Kami pun menjajal beberapa fitur yang sekiranya akan sangat berguna saat pengetesan. Menurut Head of Public Relation BYD Indonesia, Luther Panjaitan, bahwa sajian rute yang mereka pilih memang sengaja dilakukan untuk memberikan impresi berkendara dan juga memberikan masukan kepada pihak mereka tentang apa yang belum terpenuhi di kendaraan ini.
"Kami tak ingin berlama-lama untuk memberikan kesempatan kepada rekan-rekan jurnalis untuk merasakan langsung pengalaman berkendara dengan M6. Karena rekan-rekan inilah yang menjadi perpanjangan tangan masyarakat luas dalam membeli kendaraan. Makanya begitu unit datang, Kami alokasikan dulu untuk sesi test drive buat rekan jurnalis. Ini sekaligus momen penting buat Kami di BYD untuk menggali lebih dalam fitur dan detil-detil yang sekiranya belum ada dan sudah memuaskan di M6," papar Luther Panjaitan dalam diskusi singkatnya.
Lalu apa saja yang membuat Medcom.id terkesima dengan mobil MPEV terbaru ini? Berikut ulasan lengkap dari pengalaman berkendara Kami dari Jakarta-Bandung-Jakarta.
Ergonomy di Kabin
Namanya mobil yang masuk ke segmen MPV, jelas M6 didesain untuk memberikan kenyamanan untuk pengemudi dan penumpangnya. Ketika coba mengambil-alih kemudi, ragam setelan posisi duduk hingga posisi kemudi bisa disesuaikan dengan tinggi badan orang Indonesia. Jarak pandang yang luas membuat beberapa sudut blind-spot jadi berkurang.
Bahkan ketika mencoba duduk di baris kedua yang kali ini Kami mendapatkan unit versi Captain Seat, pun berasa sangat nyaman. Namun untuk orang dengan tinggi badan ci atas 165 cm, dirasakan kurang nyaman lantaran jok terasa pendek sehingga bagian bawah paha hingga ke belakang lutut seperti tidak bersandar sepenuhnya.
Bisa jadi ini kompensasi untuk membuat joknya lebih fleksibel untuk digeser maju dan mundur. Sementara ketika duduk di baris ketiga, ruang kepala untuk yang tinggi badannya berada di atas 170 cm, masih cukup nyaman. Selain itu, untuk menambah kapasitas kabin, jok belakang bisa dilipat dan membuat kapasitas muatnya jadi lebih banyak.
Impresi Berkendara
Berkendara adalah sesi yang telah Kami tunggu sekian lama. Saat menekan tuas pedal, mobil ini menawarkan sensasi performa kendaraan listrik yang nyaman buat keluarga. Meski terpasang di mode berkendara sport, peningkatan performanya tidak membuat orang yang duduk di dalamnya merasa dijambak.
Dengan torsi sebesar 310 Newton meter, lebih dari cukup membuat mobil ini sanggup melibas jalan menikung dan terjal yang tersaji di jalur Dago, Bandung. Bahkan meski mode berkendara yang Kami pasang adalah mode normal, penyesuaiannya hanya di tekanan pedal gas yang butuh diinjak agak dalam.
Hal yang paling mengesankan adalah setup suspensi yang menggunakan konfigurasi MacPherson Strut di bagian depan dan Multi-Link di bagian belakang, kini terasa pas. Tidak seperti konfigurasi unit test drive yang terdapat di GIIAS 2024 beberapa waktu lalu. Merasakan peredaman baik di kondisi jalan bergelombang di posisi duduk sebagai pengemudi hingga penumpang di baris kedua, di unit tes ini lebih baik. Tidak terasa keras dan tidak terlampau lunak, sehingga memang pas buat keluarga.
Fitur-Fitur Unik
Bicara soal fitur, rasanya dengan harga tertinggi Rp429 juta, hampir sama dengan semua fitur yang ada di mobil-mobil mewah. Fitur pertama yang bikin terkesan adalah posisi kamera depan yang dialokasikan di bagian bumper depan. Posisi ini memungkinkan Anda bisa melihat posisi trotoar atau objek yang berada di depan kendaraan ketika berada di jalur sempit.
Posisi kamera depan ada di atas plat nomor di atas bumper
Fitur kedua adalah advance driving assistance system (ADAS) yang meliputi intelligent cruise control (ICC) yang benar-benar natural. Sistem ini bekerja secara natural layaknya ketika disopirin oleh manusia. Pengereman tidak dilakukan secara mendadak ketika ada kendaraan yang memotong jalur di depan, sehingga tidak meningkatkan risiko tertabrak dari belakang. Begitu juga ketika kendaraan di depan berpindah jalur, akselerasi di mobil ini tidak dilakukan secara mendadak.
Fitur lainnya adalah fitur regeneratif braking yang membantu Anda untuk mengirit penggunaan energi di baterai, lantaran sistem pengereman yang dilakukan diubah jadi energi untuk mengisi kembali ke baterai. Ada dua pengaturan regeneratif di M6 yaitu versi normal dan large. Untuk regeratif yang lebih terasa Anda bisa memasangnya di mode Large.
Berikutnya adalah automatic power window ternyata berlaku untuk semua jendelanya. Ini memudahkan penumpang untuk membuka jendela tanpa harus menekan lama tombol power window-nya.
Fitur yang tak kalah hebohnya adalah vehicle to load atau V2L. Fitur ini membuat mobil bisa jadi pembangkit listrik yang bisa langsung dikonsumsi oleh barang-barang elektronik rumahan, seperti lampu, AC dan lainnya. Maksimal daya yang bisa dikonsumsi dari V2L ini adalah sebesar 2,2 kW. Bahkan di momentum pengetesan ini, BYD M6 diujicoba menghidupkan alat musik hingga lampu-lampu untuk taman dan tidak mengalami masalah.
Kekurangan Sementara
Beberapa kekurangan yang Kami rasakan di mobil ini di antaranya adalah setelan pedal rem terlalu tinggi. Namun menurut keterangan BYD bahwa ini hanya masalah setup ketinggian saja, mengingat mobil ini benar-benar masih sangat baru. Kemudian fitur interkoneksi dengan aplikasi Apple Car Play harus melalui proses pairing ulang ketika mobil tidak dalam keadaan stand-by.
Kekurangan berikutnya adalah ruang di dalam kap mesin depan, terlihat sangat kosong dan sepertinya bisa dimanfaatkan untuk membuat kompartemen kecil untuk menyimpan barang-barang berukuran kecil seperti soket V2L atau kabel chargernya.
Jakarta - Sejak diluncurkan secara global premier di ajang
GAIKINDO Indonesia International Auto Show (
GIIAS) 2024, perhatian orang-orang terhadap MPV pertama full listrik
BYD M6, seperti tak pernah berakhir. Apa pun yang diulas oleh orang-orang tentang kendaraan ini selalu penuh dengan pertanyaan dan diskusi. Nah, awal pekan ini Senin (5/8/2024) Medcom.id cukup beruntung menjadi salah satu yang perdana menjajal kendaraan keluarga ini dengan jarak yang cukup jauh.
Rute yang Kami tempuh adalah Jakarta - Bandung (Dago), yang jaraknya cukup untuk menempuh perjalanan pulang-pergi hanya dengan sekali isi baterai penuh. Namun yang justru bikin menarik adalah jalurnya disiapkan untuk pengetesan ini cukup tak terduga. Lantara menempuh perjalanan dari Jakarta ke Dago, melalui jalur yang cukup curam dan berkelok-kelok.
Kami pun menjajal beberapa fitur yang sekiranya akan sangat berguna saat pengetesan. Menurut Head of Public Relation BYD Indonesia, Luther Panjaitan, bahwa sajian rute yang mereka pilih memang sengaja dilakukan untuk memberikan impresi berkendara dan juga memberikan masukan kepada pihak mereka tentang apa yang belum terpenuhi di kendaraan ini.
"Kami tak ingin berlama-lama untuk memberikan kesempatan kepada rekan-rekan jurnalis untuk merasakan langsung pengalaman berkendara dengan M6. Karena rekan-rekan inilah yang menjadi perpanjangan tangan masyarakat luas dalam membeli kendaraan. Makanya begitu unit datang, Kami alokasikan dulu untuk sesi test drive buat rekan jurnalis. Ini sekaligus momen penting buat Kami di BYD untuk menggali lebih dalam fitur dan detil-detil yang sekiranya belum ada dan sudah memuaskan di M6," papar Luther Panjaitan dalam diskusi singkatnya.
Lalu apa saja yang membuat Medcom.id terkesima dengan mobil MPEV terbaru ini? Berikut ulasan lengkap dari pengalaman berkendara Kami dari Jakarta-Bandung-Jakarta.
Ergonomy di Kabin
Namanya mobil yang masuk ke segmen MPV, jelas M6 didesain untuk memberikan kenyamanan untuk pengemudi dan penumpangnya. Ketika coba mengambil-alih kemudi, ragam setelan posisi duduk hingga posisi kemudi bisa disesuaikan dengan tinggi badan orang Indonesia. Jarak pandang yang luas membuat beberapa sudut blind-spot jadi berkurang.
Bahkan ketika mencoba duduk di baris kedua yang kali ini Kami mendapatkan unit versi Captain Seat, pun berasa sangat nyaman. Namun untuk orang dengan tinggi badan ci atas 165 cm, dirasakan kurang nyaman lantaran jok terasa pendek sehingga bagian bawah paha hingga ke belakang lutut seperti tidak bersandar sepenuhnya.
Bisa jadi ini kompensasi untuk membuat joknya lebih fleksibel untuk digeser maju dan mundur. Sementara ketika duduk di baris ketiga, ruang kepala untuk yang tinggi badannya berada di atas 170 cm, masih cukup nyaman. Selain itu, untuk menambah kapasitas kabin, jok belakang bisa dilipat dan membuat kapasitas muatnya jadi lebih banyak.
Impresi Berkendara
Berkendara adalah sesi yang telah Kami tunggu sekian lama. Saat menekan tuas pedal, mobil ini menawarkan sensasi performa kendaraan listrik yang nyaman buat keluarga. Meski terpasang di mode berkendara sport, peningkatan performanya tidak membuat orang yang duduk di dalamnya merasa dijambak.
Dengan torsi sebesar 310 Newton meter, lebih dari cukup membuat mobil ini sanggup melibas jalan menikung dan terjal yang tersaji di jalur Dago, Bandung. Bahkan meski mode berkendara yang Kami pasang adalah mode normal, penyesuaiannya hanya di tekanan pedal gas yang butuh diinjak agak dalam.
Hal yang paling mengesankan adalah setup suspensi yang menggunakan konfigurasi MacPherson Strut di bagian depan dan Multi-Link di bagian belakang, kini terasa pas. Tidak seperti konfigurasi unit test drive yang terdapat di GIIAS 2024 beberapa waktu lalu. Merasakan peredaman baik di kondisi jalan bergelombang di posisi duduk sebagai pengemudi hingga penumpang di baris kedua, di unit tes ini lebih baik. Tidak terasa keras dan tidak terlampau lunak, sehingga memang pas buat keluarga.
Fitur-Fitur Unik
Bicara soal fitur, rasanya dengan harga tertinggi Rp429 juta, hampir sama dengan semua fitur yang ada di mobil-mobil mewah. Fitur pertama yang bikin terkesan adalah posisi kamera depan yang dialokasikan di bagian bumper depan. Posisi ini memungkinkan Anda bisa melihat posisi trotoar atau objek yang berada di depan kendaraan ketika berada di jalur sempit.
Posisi kamera depan ada di atas plat nomor di atas bumper
Fitur kedua adalah advance driving assistance system (ADAS) yang meliputi intelligent cruise control (ICC) yang benar-benar natural. Sistem ini bekerja secara natural layaknya ketika disopirin oleh manusia. Pengereman tidak dilakukan secara mendadak ketika ada kendaraan yang memotong jalur di depan, sehingga tidak meningkatkan risiko tertabrak dari belakang. Begitu juga ketika kendaraan di depan berpindah jalur, akselerasi di mobil ini tidak dilakukan secara mendadak.
Fitur lainnya adalah fitur regeneratif braking yang membantu Anda untuk mengirit penggunaan energi di baterai, lantaran sistem pengereman yang dilakukan diubah jadi energi untuk mengisi kembali ke baterai. Ada dua pengaturan regeneratif di M6 yaitu versi normal dan large. Untuk regeratif yang lebih terasa Anda bisa memasangnya di mode Large.
Berikutnya adalah automatic power window ternyata berlaku untuk semua jendelanya. Ini memudahkan penumpang untuk membuka jendela tanpa harus menekan lama tombol power window-nya.
Fitur yang tak kalah hebohnya adalah vehicle to load atau V2L. Fitur ini membuat mobil bisa jadi pembangkit listrik yang bisa langsung dikonsumsi oleh barang-barang elektronik rumahan, seperti lampu, AC dan lainnya. Maksimal daya yang bisa dikonsumsi dari V2L ini adalah sebesar 2,2 kW. Bahkan di momentum pengetesan ini, BYD M6 diujicoba menghidupkan alat musik hingga lampu-lampu untuk taman dan tidak mengalami masalah.
Kekurangan Sementara
Beberapa kekurangan yang Kami rasakan di mobil ini di antaranya adalah setelan pedal rem terlalu tinggi. Namun menurut keterangan BYD bahwa ini hanya masalah setup ketinggian saja, mengingat mobil ini benar-benar masih sangat baru. Kemudian fitur interkoneksi dengan aplikasi Apple Car Play harus melalui proses pairing ulang ketika mobil tidak dalam keadaan stand-by.
Kekurangan berikutnya adalah ruang di dalam kap mesin depan, terlihat sangat kosong dan sepertinya bisa dimanfaatkan untuk membuat kompartemen kecil untuk menyimpan barang-barang berukuran kecil seperti soket V2L atau kabel chargernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)