“Akan ada dua versi S-Class di masa depan—versi ICE dan elektrik,” ujar CEO Mercedes-Benz, Ola Källenius, melalui wawancara eksklusif dengan Autocar
Kallenius langakh ini mengukuhkan strategi perusahaan untuk menawarkan pilihan powertrain ganda kepada konsumen tanpa perlu membuat lini EQ terpisah, mirip dengan pendekatan yang dilakukan BMW dengan model 5-series dan 7-series mereka.
Meski kedua model S-Class ini akan berbagi desain interior dan eksterior yang serupa, mereka tidak akan dibangun di atas platform yang sama. S-Class EV akan memanfaatkan platform MB.EA Large, sebuah arsitektur khusus untuk kendaraan listrik yang dirancang untuk menawarkan performa dan efisiensi optimal. Sementara itu, S-Class ICE akan tetap menggunakan platform MRA yang telah diperbarui.
Baca Juga: Kisah Legenda, Keberanian, dan Warisan Abadi di Balik Logo Ikonik Ferrari |
Tantangan dan Kesempatan: Penurunan Penjualan dan Penyegaran Model
Penggabungan S-Class dan EQS menjadi satu model juga diduga sebagai respons terhadap penurunan penjualan yang signifikan. Data menunjukkan penjualan S-Class dan EQS menurun sebesar 37 persen pada kuartal pertama tahun 2024. Kondisi ini mendorong Mercedes-Benz untuk memangkas produksi S-Class menjadi hanya satu shift di fasilitas Pabrik 56 di Sindelfingen, Jerman, yang juga menjadi tempat perakitan EQS.Källenius juga mengklarifikasi laporan mengenai penghentian pengembangan platform MB.EA Large, menekankan perusahaan tetap berkomitmen kepada proyek tersebut. Platform ini juga akan menjadi dasar bagi model EV masa depan lainnya, termasuk penerus E-Class, GLE, dan GLS yang diharapkan menggantikan lini EQ secara bertahap.
“Kami sudah merencanakan dengan MB.EA Large,” tegasnya.
Sebelum transisi ini berlangsung, pabrikan asal Jerman itu berencana untuk memperkenalkan serangkaian revisi pada EQS dan S-Class yang ada. EQS akan menerima peningkatan teknis pada paruh kedua tahun 2025, termasuk pengisian daya ultra cepat yang memangkas waktu pengisian dari 10 ke 80 persen menjadi hanya 21 menit. Pembaruan ini juga mencakup peningkatan kapasitas baterai menjadi 118 kWh yang mampu menempuh jarak hingga 860 km dalam sekali pengisian penuh.
Investasi Besar dan Masa Depan
Untuk mendukung pengembangan platform MB.EA, Mercedes-Benz berencana menggelontorkan investasi antara 4 miliar-6 miliar Euro. Pengembangan ini akan dimulai pada akhir tahun ini dan diharapkan memberikan dampak signifikan pada model-model EV masa depan, termasuk sedan listrik CLA yang akan segera diluncurkan.Baca Juga: Belum Yakin dengan EV, Toyota Pangkas Target Produksi |
Meski spesifikasi detail S-Class EV masih dirahasiakan, model ini diprediksi akan menawarkan teknologi terkini dan fitur keselamatan yang lebih canggih. Platform MB.EA Large juga dipersiapkan untuk mendukung mobil-mobil besar lainnya, memastikan setiap aspek dari mobil mewah ini dapat memenuhi ekspektasi pasar terhadap kualitas dan performa.
Keputusan rival BMW dan Audi itu untuk menyatukan lini EQS ke dalam S-Class bukan hanya langkah strategis untuk memperkuat portofolio EV mereka, tetapi juga menunjukkan komitmen mereka dalam menghadapi persaingan di pasar otomotif global. Dengan pembaruan ini, pabrikan asal Jerman tersebut tidak hanya ingin mempertahankan statusnya sebagai pemain utama di segmen sedan mewah, tetapi juga memimpin transformasi menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Satu hal yang pasti, dengan hadirnya S-Class EV dan pembaruan signifikan pada model ICE, Mercedes-Benz siap membuka babak baru dalam perjalanan panjangnya sebagai produsen mobil mewah yang tak tergoyahkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id