Jakarta: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengumumkan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertamax dari Rp13.900 per liter menjadi Rp12.800 per liter. Hal itu seiring dengan perkembangan harga minyak dunia yang menunjukkan tren penurunan.
Meski harga Pertamax turun, bukan berarti mobil kesayangan bisa langsung menegak bensin ini. Mengingat Pertamax memiliki standar RON 92 dan harus disesuaikan dengan mesin-mesin tertentu.
Asst to Service Dept Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Hariadi, menyebutkan penggunaan BBM yang sesuai dengan research octane number (RON) akan menghasilkan pembakaran yang baik di ruang mesin. Maka dari itu, dia mengimbau agar pengendara menggunakan BBM dengan oktan tinggi atau sesuai dengan kebutuhan mesin mobil.
“Pemilihan bahan bakar yang baik untuk kendaraan harus disesuaikan dengan kebutuhan mesin agar kendaraan tetap berfungsi dengan optimal dan prima," tegas Hariadi.
Jenis BBM RON 92 memiliki kualitas lebih unggul apabila dibandingkan dengan oktan 90. Kadar oktan 92 dapat membuat proses pembakaran mesin jadi lebih sempurna serta memiliki kemampuan untuk membantu membersihkan residu karbon pembakaran di dalam mesin. BBM jenis ini dapat digunakan untuk kendaraan dengan rasio kompresi mesin 10:1 hingga 11:1, seperti memenuhi kebutuhan mobil MPV Ertiga atau XL7.
Lantas apa jadinya apabila menggunakan bensin yang tidak sesuai spesifikasi mesin? Auto2000 menyebutkan akan timbul masalah yang disebut detonasi.
Detonasi adalah kejadian pembakaran yang tidak tepat pada waktunya akibat angka oktan bbm tidak sesuai. Gejalanya, api di ruang bakar tiba-tiba membesar dalam proses pembakaran sehingga bensin terbakar secara spontan. akhirnya proses pembakaran menjadi tidak sempurna seperti yang seharusnya.
Proses pembakaran yang tidak sempurna ini akan meninggalkan residu di dalam ruang bakar. Apabila dibiarkan terus menerus maka tenaga mesin kendaraan akan langsung berkurang, kinerja komponen lainnya tidak akan maksimal seperti sediakala.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id