Jakarta: Industri otomotif di Indonesia banyak didukung oleh Industri Kecil Menengah (IKM) yang menyediakan berbagai komponen. Kini di saat era kendaraan listrik tiba, para IKM pun dipacu untuk bisa menyesuaikan dengan tuntutan zaman dan mulai melakukan penyesuaian produk.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yanita, mengatakan IKM di bidang otomotif terus didorong untuk melakukan diversifikasi produk sebagai upaya mengantisipasi peralihan ke kendaraan listrik (kendaraan listrik/EV). Reni menyebut sejak tiga tahun terakhir pihaknya sudah melakukan sejumlah upaya termasuk pendampingan dan pembinaan kepada IKM sektor otomotif agar segera mulai melakukan diversifikasi produk.
"Kami ada sentra knalpot di Purbalingga, itu sudah kami warning, karena yang namanya sentra, anggotanya banyak, ada mesin dan peralatan terkini, sehingga kami sudah mulai warning supaya melakukan diversifikasi produk. Begitu juga (pelaku) industri kecil dan menengah lainnya," kata Reni melalui Antara.
Bimbingan Teknis Kepada Bengkel Terus Diberikan
Selain itu, Reni juga mengungkapkan Kemenperin aktif memberikan pelatihan dan bimbingan teknis (bimtek) kepada para pelaku usaha bengkel.
"Itu juga kita kenalkan supaya IKM juga bisa melakukan servis atau perbaikan untuk motor. Saat ini kita fokus di roda dua dulu, juga sepeda," katanya.
Diharapkan, dengan pelatihan dan bimtek tersebut, pelaku usaha bengkel bisa memahami komponen hingga kemudian bisa melihat peluang kebutuhan komponen kendaraan listrik yang bisa mereka layani.
YDBA Siap Berikan Dukungan
Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), Sigit P Kumala, menegaskan komitmennya untuk siap bekerja sama dengan Kemenperin untuk memberikan pembinaan kepada IKM mitra binaan. Namun, ia menekankan proses transfer pengetahuan tidak bisa dilakukan seketika sebelum perusahaan yakin mitra binaan sudah benar-benar siap menunjang industri.
"Kami siap bila nanti terjadi perubahan teknologi itu, kami kerja sama dengan Kemenperin akan menindaklanjuti dengan binaan kami, terutama transfer knowledge kan tidak bisa seketika, butuh proses, sosialisasi dulu, pembinaan sampai kami yakin betul binaan kami ini siap menunjang kendaraan motor listrik," kata Sigit.
Jakarta: Industri
otomotif di Indonesia banyak didukung oleh Industri Kecil Menengah (IKM) yang menyediakan berbagai komponen. Kini di saat era
kendaraan listrik tiba, para IKM pun dipacu untuk bisa menyesuaikan dengan tuntutan zaman dan mulai melakukan penyesuaian produk.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yanita, mengatakan IKM di bidang otomotif terus didorong untuk melakukan diversifikasi produk sebagai upaya mengantisipasi peralihan ke kendaraan listrik (kendaraan listrik/EV). Reni menyebut sejak tiga tahun terakhir pihaknya sudah melakukan sejumlah upaya termasuk pendampingan dan pembinaan kepada IKM sektor otomotif agar segera mulai melakukan diversifikasi produk.
"Kami ada sentra knalpot di Purbalingga, itu sudah kami warning, karena yang namanya sentra, anggotanya banyak, ada mesin dan peralatan terkini, sehingga kami sudah mulai warning supaya melakukan diversifikasi produk. Begitu juga (pelaku) industri kecil dan menengah lainnya," kata Reni melalui Antara.
Bimbingan Teknis Kepada Bengkel Terus Diberikan
Selain itu, Reni juga mengungkapkan Kemenperin aktif memberikan pelatihan dan bimbingan teknis (bimtek) kepada para pelaku usaha bengkel.
"Itu juga kita kenalkan supaya IKM juga bisa melakukan servis atau perbaikan untuk motor. Saat ini kita fokus di roda dua dulu, juga sepeda," katanya.
Diharapkan, dengan pelatihan dan bimtek tersebut, pelaku usaha bengkel bisa memahami komponen hingga kemudian bisa melihat peluang kebutuhan komponen kendaraan listrik yang bisa mereka layani.
YDBA Siap Berikan Dukungan
Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), Sigit P Kumala, menegaskan komitmennya untuk siap bekerja sama dengan Kemenperin untuk memberikan pembinaan kepada IKM mitra binaan. Namun, ia menekankan proses transfer pengetahuan tidak bisa dilakukan seketika sebelum perusahaan yakin mitra binaan sudah benar-benar siap menunjang industri.
"Kami siap bila nanti terjadi perubahan teknologi itu, kami kerja sama dengan Kemenperin akan menindaklanjuti dengan binaan kami, terutama transfer knowledge kan tidak bisa seketika, butuh proses, sosialisasi dulu, pembinaan sampai kami yakin betul binaan kami ini siap menunjang kendaraan motor listrik," kata Sigit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)