Fenomena perang harga di Industri otomotif didominasi pabrikan asal Tiongkok.
Fenomena perang harga di Industri otomotif didominasi pabrikan asal Tiongkok.

GIIAS 2025

Fenomena 'Perang Harga' di Industri Otomotif Indonesia, Siapa yang Diuntungkan?

Adri Prima • 31 Juli 2025 21:39
Jakarta: Industri otomotif Indonesia tengah menghadapi tantangan serius terkait pasar yang stagnan dan pola persaingan harga yang semakin meruncing akhir-akhir ini. Fenomena masuknya merek-merek otomotif baru, terutama dari Tiongkok, dengan strategi 'harga murah' namun minim investasi riil menjadi sorotan tersendiri.
 
Menyikapi fenomena ini, Indonesia Center for Mobility Studies (ICMS) menggelar dialog Industri Otomotif Nasional bertajuk 'Perang Harga vs Pembangunan Industri: Siapa Untung, Siapa Tertinggal?' di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, ICE BSD, Tangerang.
 
Dialog ini menghadirkan perwakilan dari pabrikan otomotif asal Jepang, asosiasi Gaikindo, pengamat industri otomotif, serta wartawan senior otomotif untuk membahas kondisi terkini dan masa depan industri otomotif nasional.

"Perang harga mungkin terlihat menguntungkan dalam jangka pendek, namun perlu dikaji lebih jauh dampaknya terhadap industri dalam jangka panjang.  Upaya kami adalah untuk mencari solusi agar semua dapat menjalankan bisnis secara adil dan berkesinambungan," ujar Ketua Umum ICMS, Munawar Chalil dalam sambutannya, Kamis, 31 Juli 2025.
 
Sejumlah isu penting yang dibahas meliputi bagaimana pemerintah dapat berperan untuk mengangkat daya beli konsumen melalui skema kebijaksanaan seperti pada masa pandemi COVID tahun 2020, mengingat setidaknya 1,5 juta tenaga kerja bergantung pada rangkaian industri otomotif. Hal ini termasuk perlunya  kebijakan pemerintah dapat dievaluasi agar tidak merupakan beban bagi industri.
 
Baca juga:
Alasan Penjualan Kendaraan Hybrid Terus Tumbuh

 
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara menambahkan bahwa kondisi industri otomotif stagnan sejak 13 tahun yang lalu dan mengalami penurunan penjualan dalam 3 tahun terakhir.  "Hal ini memicu terjadinya persaingan harga yang semakin sengit.  Keadaan ini tidak boleh dibiarkan terus berlangsung," ujarnya.
 
Fenomena Perang Harga di Industri Otomotif Indonesia, Siapa yang Diuntungkan?
 
Dialog ini juga menyoroti peran strategis media dalam membangun narasi publik yang edukatif dan menjelaskan duduk perkara yang berorientasi jangka panjang. Media diharapkan tidak hanya mengangkat isu harga, tetapi juga mengedukasi publik tentang pentingnya keberlanjutan industri, penciptaan lapangan kerja, serta penguatan rantai pasok lokal.
 
Panelis dalam dialog kali ini diisi oleh para pelaku dan pengamat industri otomotif di Indonesia, PT Toyota Astra Motor yang diwakili oleh Resha Kusuma Atmaja, GM Marketing & Planning PT Toyota Astra Motor, Shodiq Wicaksono, Managing Director, PT Suzuki Indomobil Motor, serta para pengamat otomotif, Jannes M. Pasaribu dan James Luhulima yang turut memberikan masukan tentang bagaimana mengupayakan solusi atas terjadinya perang harga yang diakibatkan oleh sengitnya persaingan di dunia otomotif akhir-akhir ini. 
 
Lewat dialog ini, ICMS berharap industri otomotif nasional dapat terus tumbuh secara berkelanjutan, adil, dan memberikan manfaat nyata bagi perekonomian Indonesia, termasuk membuka lebih banyak lapangan kerja dan mengurangi ketergantungan impor.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(PRI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan