Surabaya: RMA Indonesia memperluas program Technical and Vocational Education and Training (TVET)–Ford Class ke Surabaya. Inisiatif ini diharapkan mampu mencetak generasi muda yang siap kerja dengan keterampilan teknis yang sesuai kebutuhan industri otomotif modern.
Program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) ini berfokus pada penguatan pendidikan vokasi di bidang Teknik Kendaraan Ringan (TKR) bebas biaya. Tak hanya itu, siswa-siswi SMK peserta Ford Class juga berkesempatan mengikuti magang berbayar di jaringan dealer resmi.
Surabaya dipilih karena dinilai memiliki potensi besar dari sisi sumber daya manusia maupun pasar otomotif. Kota ini juga menjadi pusat bisnis dan pendidikan di Jawa Timur sekaligus gerbang menuju kawasan Indonesia Timur. Dengan begitu, dampaknya diharapkan menjalar ke daerah sekitar, seperti Sidoarjo, Malang, Madura, hingga Bali.
“RMA Indonesia percaya investasi terbaik bagi masa depan industri otomotif adalah investasi pada manusia—khususnya generasi muda Surabaya dan Jawa Timur. Melalui Ford Class, kami ingin menghadirkan pelatihan yang relevan sekaligus membuka akses industri bagi siswa SMK. Harapannya, talenta dari Surabaya dapat memberi kontribusi nyata bagi perkembangan industri otomotif, baik di tingkat lokal maupun nasional,” ujar Country Manager RMA Indonesia, Toto Suharto, Menurut keterangan resmi.
Baca Juga:
IMOS 2025 Resmi Dibuka, Ini Harapan dari Pemerintah
Kolaborasi dengan SMKN 5 Surabaya
Di Surabaya, Ford Class dijalankan melalui kerja sama dengan SMK Negeri 5 Surabaya. Para siswa akan mendapatkan pembekalan komprehensif, meliputi:
Pengenalan teknologi dan fitur kendaraan Ford,
Praktik langsung menggunakan unit Next-Gen Ford Everest Titanium dan Next-Gen Ford Ranger Raptor,
Pengetahuan mengenai standar kerja di industri otomotif global.
Peserta terbaik akan berkesempatan menjalani magang eksklusif di jaringan dealer resmi Ford, sehingga mendapatkan pengalaman nyata untuk memasuki dunia kerja profesional.
“Bagi kami, pendidikan vokasi tidak boleh membeda-bedakan. Setiap siswa, tanpa memandang gender maupun latar belakang, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses pembelajaran dan kesempatan magang,” tambah Toto Suharto.
Surabaya: RMA Indonesia memperluas program Technical and Vocational Education and Training (TVET)–
Ford Class ke Surabaya. Inisiatif ini diharapkan mampu mencetak generasi muda yang siap kerja dengan keterampilan teknis yang sesuai kebutuhan
industri otomotif modern.
Program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) ini berfokus pada penguatan pendidikan vokasi di bidang Teknik Kendaraan Ringan (TKR) bebas biaya. Tak hanya itu, siswa-siswi SMK peserta Ford Class juga berkesempatan mengikuti magang berbayar di jaringan dealer resmi.
Surabaya dipilih karena dinilai memiliki potensi besar dari sisi sumber daya manusia maupun pasar otomotif. Kota ini juga menjadi pusat bisnis dan pendidikan di Jawa Timur sekaligus gerbang menuju kawasan Indonesia Timur. Dengan begitu, dampaknya diharapkan menjalar ke daerah sekitar, seperti Sidoarjo, Malang, Madura, hingga Bali.
“RMA Indonesia percaya investasi terbaik bagi masa depan industri otomotif adalah investasi pada manusia—khususnya generasi muda Surabaya dan Jawa Timur. Melalui Ford Class, kami ingin menghadirkan pelatihan yang relevan sekaligus membuka akses industri bagi siswa SMK. Harapannya, talenta dari Surabaya dapat memberi kontribusi nyata bagi perkembangan industri otomotif, baik di tingkat lokal maupun nasional,” ujar Country Manager RMA Indonesia, Toto Suharto, Menurut keterangan resmi.
Kolaborasi dengan SMKN 5 Surabaya
Di Surabaya, Ford Class dijalankan melalui kerja sama dengan SMK Negeri 5 Surabaya. Para siswa akan mendapatkan pembekalan komprehensif, meliputi:
- Pengenalan teknologi dan fitur kendaraan Ford,
- Praktik langsung menggunakan unit Next-Gen Ford Everest Titanium dan Next-Gen Ford Ranger Raptor,
- Pengetahuan mengenai standar kerja di industri otomotif global.
Peserta terbaik akan berkesempatan menjalani magang eksklusif di jaringan dealer resmi Ford, sehingga mendapatkan pengalaman nyata untuk memasuki dunia kerja profesional.
“Bagi kami, pendidikan vokasi tidak boleh membeda-bedakan. Setiap siswa, tanpa memandang gender maupun latar belakang, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses pembelajaran dan kesempatan magang,” tambah Toto Suharto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)