Jakarta - Harapan sang juara dunia Formula E musim 2021-2022 Stoffel Vandoorne untuk bisa kembali tampil dominan di ajang balap mobil balap tanpa bahan bakar itu di musim ini, ternyata tak bersambut baik. Ia bahkan hanya berada di posisi ke-11 di klasemen sementara setelah berjalan 9 seri di musim 2022-2023. Lalu apa komentarnya soal ini?
Medcom.id mendapat kesempatan untuk berbicara dengan pembalap yang juga berstatus test driver di tim Aston Martin Formula One itu. Ketika dikonformasi tentang ketidakmampuannya beradaptasi dengan cepat terhadap mobil balap baru di Formula E yaitu Gen-3, Ia terlihat menyanggah hal tersebut. Menurut Stoffel, analisis tersebut salah, lantaran Ia mampu beradaptasi dengan baik.
"Saya rasa analisis Anda sedikit salah, tapi pastinya mengawali musim balap baru ini bukan hal yang mudah dan terbilang sulit. Hasilnya tak sesuai dengan yang Saya harapkan sebelumnya untuk bisa bertarung di urutan terdepan. Tapi di saat yang bersamaan, banyak hal yang berubah dari musim sebelumnya. Seperti tim yang berbeda yaitu DS Penske Team, lalu mobil yang baru secara keseluruhan, dan juga secara kinerja tim yang tentu tidak sama," ujar Stoffel.
Ia melanjutkan itu belum termasuk dengan regulasi baru yang harus Ia adaptasikan termasuk penggunaan ban baru hingga komponen-komponen baru lainnya. "Saya mengakui bahwa tim belum mendapatkan cara mengoptimalkan cara terbaik untuk membuat mobil ini lebih kompetitif saat balapan, tapi memang ada beberapa komponen yang belum bekerja dengan baik menurutku. Misalnya seperti di sesi kualifikasi yang belum optimal."
Baca Juga:
Honda WR-V Dibekali Transmisi Manual, Jadi Varian Termurah
Namun Ia menegaskan bahwa dari seri ke seri tahun ini, ada peningkatan performa yang Ia rasakan di mobilnya. Tapi ketika dikomparasikan dengan mobil-mobil yang dikendarai oleh pembalap lain, memang masiih ada celah yang dirasakan kurang baik. Misalnya jika dibandingkan dengan Jaguar dan Porsche yang menjadi referensinya saat ini. "Jadi target Kami jelas bisa tampil kompetitif dan mengejar ketertinggalan dari kedua tim itu dan bertarung ketat di urutan terdepan."
Optimisme Tinggi di Formula E Jakarta
Sejak pertama kali Formula E mengunjungi Jakarta sebagai salah satu penyelenggara balapan kendaraan tanpa emisi itu, Vandoorne selalu memprediksi bahwa kondisi trek di Jakarta E Prix itu tak mudah. Namun tahun lalu Ia sukses tampil kompetitif meski hanya berhasil finis di urutan kelima. Ia mengomentari tentang kondisi Jakarta yang sangat panas, lembab dan ini menjadi tantangan terbesarnya dan juga buat semua pembalap.
"Balapan di sirkuit yang ada di Jakarta itu tak mudah, selain karena cuacanya sangat panas dan lembab, tentu dari sisi fisik akan sangat menguras dan ini bakal jadi tantangan besar bagi semua pembalap. Soal persiapan untuk balapan di sana, tentu Kami belajar dari simulator. Ini akan jadi seri pertama bagi Gen-3 di Jakarta, Kami belum tahu bagaimana dari sisi manajemen energi yang ada di kendaraan, belum lagi jika membahas soal pengaruh cuaca panas ke baterai dan ke fisik Kami."
Selain persiapan menghadapi kondisi cuaca yang panas, namun Jakarta sejak beberapa hari ini, juga kadang diguyur hujan secara tiba-tiba di beberapa wilayah. Ia pun menegaskan bakal siap menghadapi kondisi cuaca yang tak terprediksi seperti ini.
Baca Juga:
Sudah Tiga Kali Pameran, Harga MG 4 EV Masih Rahasia
"Jika kondisi trek basah karena diguyur hujan, tentu ini akan berbeda lagi dari sisi startegi. Karena setahu Saya, Jakarta kalau diguyur hujan, selalu dengan kondisi hujan deras dan ini akan membuat lintasan jadi sangat licin. Soal strategi, ya Kami akan lihat lagi seperti apa, tapi ini akan menjadi tantangan besar bagi semua pembalap yang ikut di sana. Intinya adalah bagaimana seorang pembalap bisa menyelesaikan balapan hingga akhir jika kondisinya hujan deras."
Tentu tanggapan dan persiapan strategi Vandoorne ini menjadi hal yang ditunggu. Apakah Ia bisa mulai tampil kompetitif di Formula E Jakarta atau masih belum menemukan performa terbaiknya? Kita tunggu saja.
Jakarta - Harapan sang juara dunia Formula E musim 2021-2022 Stoffel Vandoorne untuk bisa kembali tampil dominan di ajang balap mobil balap tanpa bahan bakar itu di musim ini, ternyata tak bersambut baik. Ia bahkan hanya berada di posisi ke-11 di klasemen sementara setelah berjalan 9 seri di musim 2022-2023. Lalu apa komentarnya soal ini?
Medcom.id mendapat kesempatan untuk berbicara dengan pembalap yang juga berstatus test driver di tim Aston Martin Formula One itu. Ketika dikonformasi tentang ketidakmampuannya beradaptasi dengan cepat terhadap mobil balap baru di Formula E yaitu Gen-3, Ia terlihat menyanggah hal tersebut. Menurut Stoffel, analisis tersebut salah, lantaran Ia mampu beradaptasi dengan baik.
"Saya rasa analisis Anda sedikit salah, tapi pastinya mengawali musim balap baru ini bukan hal yang mudah dan terbilang sulit. Hasilnya tak sesuai dengan yang Saya harapkan sebelumnya untuk bisa bertarung di urutan terdepan. Tapi di saat yang bersamaan, banyak hal yang berubah dari musim sebelumnya. Seperti tim yang berbeda yaitu DS Penske Team, lalu mobil yang baru secara keseluruhan, dan juga secara kinerja tim yang tentu tidak sama," ujar Stoffel.
Ia melanjutkan itu belum termasuk dengan regulasi baru yang harus Ia adaptasikan termasuk penggunaan ban baru hingga komponen-komponen baru lainnya. "Saya mengakui bahwa tim belum mendapatkan cara mengoptimalkan cara terbaik untuk membuat mobil ini lebih kompetitif saat balapan, tapi memang ada beberapa komponen yang belum bekerja dengan baik menurutku. Misalnya seperti di sesi kualifikasi yang belum optimal."
Baca Juga:
Honda WR-V Dibekali Transmisi Manual, Jadi Varian Termurah
Namun Ia menegaskan bahwa dari seri ke seri tahun ini, ada peningkatan performa yang Ia rasakan di mobilnya. Tapi ketika dikomparasikan dengan mobil-mobil yang dikendarai oleh pembalap lain, memang masiih ada celah yang dirasakan kurang baik. Misalnya jika dibandingkan dengan Jaguar dan Porsche yang menjadi referensinya saat ini. "Jadi target Kami jelas bisa tampil kompetitif dan mengejar ketertinggalan dari kedua tim itu dan bertarung ketat di urutan terdepan."
Optimisme Tinggi di Formula E Jakarta
Sejak pertama kali Formula E mengunjungi Jakarta sebagai salah satu penyelenggara balapan kendaraan tanpa emisi itu, Vandoorne selalu memprediksi bahwa kondisi trek di Jakarta E Prix itu tak mudah. Namun tahun lalu Ia sukses tampil kompetitif meski hanya berhasil finis di urutan kelima. Ia mengomentari tentang kondisi Jakarta yang sangat panas, lembab dan ini menjadi tantangan terbesarnya dan juga buat semua pembalap.
"Balapan di sirkuit yang ada di Jakarta itu tak mudah, selain karena cuacanya sangat panas dan lembab, tentu dari sisi fisik akan sangat menguras dan ini bakal jadi tantangan besar bagi semua pembalap. Soal persiapan untuk balapan di sana, tentu Kami belajar dari simulator. Ini akan jadi seri pertama bagi Gen-3 di Jakarta, Kami belum tahu bagaimana dari sisi manajemen energi yang ada di kendaraan, belum lagi jika membahas soal pengaruh cuaca panas ke baterai dan ke fisik Kami."
Selain persiapan menghadapi kondisi cuaca yang panas, namun Jakarta sejak beberapa hari ini, juga kadang diguyur hujan secara tiba-tiba di beberapa wilayah. Ia pun menegaskan bakal siap menghadapi kondisi cuaca yang tak terprediksi seperti ini.
Baca Juga:
Sudah Tiga Kali Pameran, Harga MG 4 EV Masih Rahasia
"Jika kondisi trek basah karena diguyur hujan, tentu ini akan berbeda lagi dari sisi startegi. Karena setahu Saya, Jakarta kalau diguyur hujan, selalu dengan kondisi hujan deras dan ini akan membuat lintasan jadi sangat licin. Soal strategi, ya Kami akan lihat lagi seperti apa, tapi ini akan menjadi tantangan besar bagi semua pembalap yang ikut di sana. Intinya adalah bagaimana seorang pembalap bisa menyelesaikan balapan hingga akhir jika kondisinya hujan deras."
Tentu tanggapan dan persiapan strategi Vandoorne ini menjadi hal yang ditunggu. Apakah Ia bisa mulai tampil kompetitif di Formula E Jakarta atau masih belum menemukan performa terbaiknya? Kita tunggu saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)