Jakarta: Suzuki Baleno adalah mobil yang dulunya punya imej sebagai mobil sedan generasi 90-an yang sangat diminati karena modelnya nan rupawan. Namun perubahan dari generasi ke generasi, membuat komunitas pengguna mobil ini punya pendapat berbeda-beda.
Di satu sisi didukung karena sekarang Baleno punya ciri khas tersendiri dan kembali tampil konsisten di pasar otomotif nasional. Namun di sisi lain, imejnya sebagai mobil sedan, tak lagi eksis justru jadi obrolan hangat bagi mereka pengguna Baleno generasi sebelumnya.
Menurut pentolan komunitas Baleno Club Indonesia, Syachrul 'Lulu', bahwa transformasi Baleno dari sedan menjadi hatchback, tentu bawa keuntungan dan juga beberapa hal yang jadi kekurangan. Tentu tidak terlepas dari sudut mana Anda melihatnya.
"Jujur saja, sebagai pengguna Baleno generasi sedan, kami sebenarnya sangat menyayangkan, Baleno sekarang menjadi mobil hatchback. Lantaran imejnya dulu sebagai sedan yang kelasnya tentu lebih luxury ketimbang hatchback. Tapi di sisi lain, modelnya yang kian matang sebagai hatchback patut diacungi jempol juga. Setidaknya, mobil ini punya stigma desain baru dari hatchback lain yang jadi kompetitornya," klaim Lulu.
Jika diperhatikan secara detail dari sisi desain, generasi pertama dari tipe ini cukup ikonik. Mobil tersebut tampil ikonik bersama Toyota Soluna dan Vios di zamannya. Namun ketika dilakukan perubahan untuk generasi kedua, banyak yang menganggapnya lari dari pakem sedan, karena bodinya jadi tinggi dan tidak mencerminkan sebuah sedan yang ideal.
Apalagi ketika melihat generasi ketiga yang mengadopsi desain dari Suzuki SX4, tetap terlihat aneh. Hingga akhirnya mobil tersebut sempat dihentikan proses produksinya dan muncul kembali dalam wujud hatchback.
"Mungkin ini pertimbangan besar juga dari pihak pabrikan. Meski dulu kami sempat berharap Ciaz itu jadi generasi baru Baleno, namun ternyata tidak. Justru muncul versi hatchback yang benar-benar baru dan saya rasa ini jadi pilihan juga. Apalagi soal desain yang benar-benar baru. Bagi mereka yang ingin naik kelas ke hatchback, tentu sangat cocok."
Lulu juga menambahkan bahwa generasi terbaru ini, memang mengubah pakem desain Baleno seutuhnya. Namun soal itu, Ia menganggap ini masalah selera saja. Lantaran jenisnya memang punya bagasi yang lebih besar dari pada Suzuki Swift yang terkenal lebih kompak yang juga masuk ke segmen hatchback.
Lalu soal harga, juga dianggap penting. Dengan banderol di bawah Rp250 juta, tentu punya pertimbangan tersendiri lantaran ini jadi varian hatchback termurah saat ini. Tugas besar Suzuki selanjutnya justru terletak di penyediaan jaringan dan layanan yang lebih luas jangkauannya.
Jakarta: Suzuki Baleno adalah mobil yang dulunya punya imej sebagai mobil sedan generasi 90-an yang sangat diminati karena modelnya nan rupawan. Namun perubahan dari generasi ke generasi, membuat komunitas pengguna mobil ini punya pendapat berbeda-beda.
Di satu sisi didukung karena sekarang Baleno punya ciri khas tersendiri dan kembali tampil konsisten di pasar otomotif nasional. Namun di sisi lain, imejnya sebagai mobil sedan, tak lagi eksis justru jadi obrolan hangat bagi mereka pengguna Baleno generasi sebelumnya.
Menurut pentolan komunitas Baleno Club Indonesia, Syachrul 'Lulu', bahwa transformasi Baleno dari sedan menjadi hatchback, tentu bawa keuntungan dan juga beberapa hal yang jadi kekurangan. Tentu tidak terlepas dari sudut mana Anda melihatnya.
"Jujur saja, sebagai pengguna Baleno generasi sedan, kami sebenarnya sangat menyayangkan, Baleno sekarang menjadi mobil hatchback. Lantaran imejnya dulu sebagai sedan yang kelasnya tentu lebih luxury ketimbang hatchback. Tapi di sisi lain, modelnya yang kian matang sebagai hatchback patut diacungi jempol juga. Setidaknya, mobil ini punya stigma desain baru dari hatchback lain yang jadi kompetitornya," klaim Lulu.
Jika diperhatikan secara detail dari sisi desain, generasi pertama dari tipe ini cukup ikonik. Mobil tersebut tampil ikonik bersama Toyota Soluna dan Vios di zamannya. Namun ketika dilakukan perubahan untuk generasi kedua, banyak yang menganggapnya lari dari pakem sedan, karena bodinya jadi tinggi dan tidak mencerminkan sebuah sedan yang ideal.
Apalagi ketika melihat generasi ketiga yang mengadopsi desain dari Suzuki SX4, tetap terlihat aneh. Hingga akhirnya mobil tersebut sempat dihentikan proses produksinya dan muncul kembali dalam wujud hatchback.
"Mungkin ini pertimbangan besar juga dari pihak pabrikan. Meski dulu kami sempat berharap Ciaz itu jadi generasi baru Baleno, namun ternyata tidak. Justru muncul versi hatchback yang benar-benar baru dan saya rasa ini jadi pilihan juga. Apalagi soal desain yang benar-benar baru. Bagi mereka yang ingin naik kelas ke hatchback, tentu sangat cocok."
Lulu juga menambahkan bahwa generasi terbaru ini, memang mengubah pakem desain Baleno seutuhnya. Namun soal itu, Ia menganggap ini masalah selera saja. Lantaran jenisnya memang punya bagasi yang lebih besar dari pada Suzuki Swift yang terkenal lebih kompak yang juga masuk ke segmen hatchback.
Lalu soal harga, juga dianggap penting. Dengan banderol di bawah Rp250 juta, tentu punya pertimbangan tersendiri lantaran ini jadi varian hatchback termurah saat ini. Tugas besar Suzuki selanjutnya justru terletak di penyediaan jaringan dan layanan yang lebih luas jangkauannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)