medcom.id: Bagi kaum berduit terutama pengguna mobil mewah, urusan uang bensin untuk keperluan pribadi bukanlah sebuah masalah. Tetapi tidak dengan salah satu pengguna Bentley Continental GT yang mengeluhkan konsumsi bahan bakarnya terlalu boros.
Dilansir dari Autoevolution, kondisi tersebut dirasakan seorang pria asal Luxemburg. Sehari-hari Ia menggunakan mobil sedan asal Inggris tersebut untuk berbagai keperluannya. Namun konsumsi bahan bakar Bentley Continental GT yang terlalu boros, membuatnya jadi risih. Bahkan dalam sehari bisa mengunjungi pom bensin hingga dua kali.
Pria tersebut akhirnya mengunjungi sebuah rumah modifikasi, Dutch Build, untuk mengatasi ini. Mereka akhirnya mengganti mesin W12 6.000 cc milik Continental GT dengan mesin TDI 3.000 cc milik Volkswagen Phaeton.
Tentu saja penggantian mesin tersebut tidaklah mudah karena banyak penyesuaian yang harus dilakukan. Beberapa bagian yang harus disesuaikan adalah bagian pengereman, ABS, dan beberapa perangkat elektronik lainnya.
Selain penyesuaian agar mesin tersebut dapat berfungsi dengan baik, Dutch Build melakukan penyesuain agar performa Continental GT bisa berjalan dengan baik. Hal ini mengingat bahwa mesin Volkswagen Phaeton lebih kecil dan body sedan yang mulai diproduksi sejak tahun 2003 tersebut lebih berat dari SUV.
Kini sedan mewah tersebut hanya sanggup menyemburkan 221 daya kuda dan torsi 500 Nm. Tetapi bagi pria asal Luxemburg itu, sudah cukup karena dapat menghemat konsumsi bahan bakar kendaraannya.
medcom.id: Bagi kaum berduit terutama pengguna mobil mewah, urusan uang bensin untuk keperluan pribadi bukanlah sebuah masalah. Tetapi tidak dengan salah satu pengguna Bentley Continental GT yang mengeluhkan konsumsi bahan bakarnya terlalu boros.
Dilansir dari
Autoevolution, kondisi tersebut dirasakan seorang pria asal Luxemburg. Sehari-hari Ia menggunakan mobil sedan asal Inggris tersebut untuk berbagai keperluannya. Namun konsumsi bahan bakar Bentley Continental GT yang terlalu boros, membuatnya jadi risih. Bahkan dalam sehari bisa mengunjungi pom bensin hingga dua kali.
Pria tersebut akhirnya mengunjungi sebuah rumah modifikasi, Dutch Build, untuk mengatasi ini. Mereka akhirnya mengganti mesin W12 6.000 cc milik Continental GT dengan mesin TDI 3.000 cc milik Volkswagen Phaeton.
Tentu saja penggantian mesin tersebut tidaklah mudah karena banyak penyesuaian yang harus dilakukan. Beberapa bagian yang harus disesuaikan adalah bagian pengereman, ABS, dan beberapa perangkat elektronik lainnya.
Selain penyesuaian agar mesin tersebut dapat berfungsi dengan baik, Dutch Build melakukan penyesuain agar performa Continental GT bisa berjalan dengan baik. Hal ini mengingat bahwa mesin Volkswagen Phaeton lebih kecil dan body sedan yang mulai diproduksi sejak tahun 2003 tersebut lebih berat dari SUV.
Kini sedan mewah tersebut hanya sanggup menyemburkan 221 daya kuda dan torsi 500 Nm. Tetapi bagi pria asal Luxemburg itu, sudah cukup karena dapat menghemat konsumsi bahan bakar kendaraannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)
