Yogyakarta: Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah sampah plastik terbesar di dunia. Hal ini yang kemudian membuat tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk membuat mobil dengan tenaga bersumber dauran sampah plastik.
Herman Amrullah, Sholahuddin Alayyubi, dan Thya Laurencia Benerdita Araujo melahirkan konsep Smart Car Mircoalgae Cultivation Support (MCS). Secara garis besar, mereka mengkonversikan limbah plastik menjadi energi untuk menggerakan mobil.
Ide ini berawal dari penelitian yang dilakukan oleh Jenna Jambeck yang dipublikasikan pada Februari 2015. Tercatat penduduk Indonesia yang tinggai di sekitar 50 kilometer dari garis pantai menghasilkan 5,4 juta ton sampah plastik. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai penghasil sampah plastik nomot dua terbesar di dunia.
"Gagasan ini lahir dari kepeludian kamu melihat lingkungan di sekitar kami. Berbagai uji coba, diskusi panjang dengan tim dan para dosen kami lakukan untuk melahirkan gagasan yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masa depan dunia," ujar Herman melalui keterangan resminya.
Smart car MCS didesain dengan reaktor pirolisis yang dapat menampung sebanyak 2 kg sampah plastik. Proses pirolisis plastik adalah proses degradasi plastik menggunakan panas suhu tinggi tanpa adanya oksigen. Sumber panas datang dari gas buang knalpot mobil yang suhunya dapat mencapai diatas 400ÂșC.
Mobil ini juga dilengkapi dengan teknologi Microalgae Cultivation Support (MCS) yang digunakan untuk mengurangi jumlah CO2 gas buang mobil. Pengembangan smart car ini tidak hanya dapat memproduksi bahan bakar dan biofuel namun juga mengurangi persoalan sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih baik.
Konsep yang ditawarkan putra-putri bangsa ini sudah teruji dan mendapatkan penghargaan di ajang Shell Ideas360 2017/2018 di London Inggris. Ide yang ditawarkan menghantarkan mereka menjadi juara satu, dan mengalahkan mahasiswa-mahasiswa lainnya dari Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Prancis, dan Australia.
Yogyakarta: Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah sampah plastik terbesar di dunia. Hal ini yang kemudian membuat tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk membuat mobil dengan tenaga bersumber dauran sampah plastik.
Herman Amrullah, Sholahuddin Alayyubi, dan Thya Laurencia Benerdita Araujo melahirkan konsep
Smart Car Mircoalgae Cultivation Support (MCS). Secara garis besar, mereka mengkonversikan limbah plastik menjadi energi untuk menggerakan mobil.
Ide ini berawal dari penelitian yang dilakukan oleh Jenna Jambeck yang dipublikasikan pada Februari 2015. Tercatat penduduk Indonesia yang tinggai di sekitar 50 kilometer dari garis pantai menghasilkan 5,4 juta ton sampah plastik. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai penghasil sampah plastik nomot dua terbesar di dunia.

"Gagasan ini lahir dari kepeludian kamu melihat lingkungan di sekitar kami. Berbagai uji coba, diskusi panjang dengan tim dan para dosen kami lakukan untuk melahirkan gagasan yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masa depan dunia," ujar Herman melalui keterangan resminya.
Smart car MCS didesain dengan reaktor pirolisis yang dapat menampung sebanyak 2 kg sampah plastik. Proses pirolisis plastik adalah proses degradasi plastik menggunakan panas suhu tinggi tanpa adanya oksigen. Sumber panas datang dari gas buang knalpot mobil yang suhunya dapat mencapai diatas 400ºC.

Mobil ini juga dilengkapi dengan teknologi Microalgae Cultivation Support (MCS) yang digunakan untuk mengurangi jumlah CO2 gas buang mobil. Pengembangan smart car ini tidak hanya dapat memproduksi bahan bakar dan biofuel namun juga mengurangi persoalan sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih baik.
Konsep yang ditawarkan putra-putri bangsa ini sudah teruji dan mendapatkan penghargaan di ajang Shell Ideas360 2017/2018 di London Inggris. Ide yang ditawarkan menghantarkan mereka menjadi juara satu, dan mengalahkan mahasiswa-mahasiswa lainnya dari Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Prancis, dan Australia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)