Tangerang Selatan: Kendaraan ramah lingkungan tidak hanya sebatas kendaraan listrik juga, tetapi kendaraan berbasis teknologi hidrogen juga termasuk. Bahkan Indonesia juga diketahui memiliki kemampuan untuk mengembangkan teknologi tersebut karena memiliki modal yang mencukupi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, meyakini industri otomotif Indonesia bisa mengembangkan kendaraan berbasis hidrogen. Dia menyebutkan Indonesia memiliki sumber daya alam mencukupi untuk mendukung ekosistem energi alternatif tersebut.
"Kita lihat perkembangan fuel cell berbasis hidrogen, Indonesia punya basis kemampuan hidrogen di Kalimantan Utara yang punya kemampuan membangun industri hydro power plant sampai 12 gigawatt. Ini menjadi potensi untuk mengembangkan industri berbasis hidrogen dan industri otomotif alat berat, tentunya ke depannya menggunakan fuel cell," ungkap Airlangga Hartarto membuka GIIAS 2021 pada Kamis (11-11-2021) di Indonesia Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang Selatan.
Menurut Airlangga, Indonesia tidak boleh ketinggalan teknologi berbasis hidrogen yang dalam jangka pendek bisa disuplai oleh industri berbasis amonia. Terlebih, Indonesia juga sudah memberikan kemudahan berupa relaksasi pajak bagi pabrikan otomotif yang melakukan pengembangan teknologi otomotif di Tanah Air.
"Pemerintah sudah memberikan super deduction tax untuk inovasi dan R&D (Research and Development) yang besarnya 300 persen. Jadi pemerintah sebetulnya juga siap berkontribusi dalam pengembangan R&D. Oleh karena itu, industri ini diharapkan bisa memanfaatkan fasilitas yang sudah diberikan pemerintah," tambahnya.
Sejumlah pabrikan otomotif memang mengembangkan energi hidrogen sebagai alternatif energi. Sebut saja lain Hyundai Nexo, truk Hyundai Xcient, Toyota Mirai, Honda Clarity, hingga supercar Hyperion XP-1. Teknologi hidrogen ini juga bisa dikombinasikan dengan mesin konvensional (Internal Combustion Engine/ICE) dan motor listrik.
Tangerang Selatan: Kendaraan ramah lingkungan tidak hanya sebatas kendaraan listrik juga, tetapi kendaraan berbasis teknologi hidrogen juga termasuk. Bahkan Indonesia juga diketahui memiliki kemampuan untuk mengembangkan teknologi tersebut karena memiliki modal yang mencukupi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, meyakini industri otomotif Indonesia bisa mengembangkan kendaraan berbasis hidrogen. Dia menyebutkan Indonesia memiliki sumber daya alam mencukupi untuk mendukung ekosistem energi alternatif tersebut.
"Kita lihat perkembangan fuel cell berbasis hidrogen, Indonesia punya basis kemampuan hidrogen di Kalimantan Utara yang punya kemampuan membangun industri hydro power plant sampai 12 gigawatt. Ini menjadi potensi untuk mengembangkan industri berbasis hidrogen dan industri otomotif alat berat, tentunya ke depannya menggunakan fuel cell," ungkap Airlangga Hartarto membuka GIIAS 2021 pada Kamis (11-11-2021) di Indonesia Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang Selatan.
Menurut Airlangga, Indonesia tidak boleh ketinggalan teknologi berbasis hidrogen yang dalam jangka pendek bisa disuplai oleh industri berbasis amonia. Terlebih, Indonesia juga sudah memberikan kemudahan berupa relaksasi pajak bagi pabrikan otomotif yang melakukan pengembangan teknologi otomotif di Tanah Air.
"Pemerintah sudah memberikan super deduction tax untuk inovasi dan R&D (Research and Development) yang besarnya 300 persen. Jadi pemerintah sebetulnya juga siap berkontribusi dalam pengembangan R&D. Oleh karena itu, industri ini diharapkan bisa memanfaatkan fasilitas yang sudah diberikan pemerintah," tambahnya.
Sejumlah pabrikan otomotif memang mengembangkan energi hidrogen sebagai alternatif energi. Sebut saja lain Hyundai Nexo, truk Hyundai
Xcient, Toyota Mirai, Honda Clarity, hingga supercar Hyperion XP-1. Teknologi hidrogen ini juga bisa dikombinasikan dengan mesin konvensional (Internal Combustion Engine/ICE) dan motor listrik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)
