Ilustrasi pabrik mobil. Hyundai
Ilustrasi pabrik mobil. Hyundai

Modal Utama Indonesia untuk Kembangkan Industri Kendaraan Listrik

Ekawan Raharja • 06 Mei 2024 13:37
Jakarta: Pemerintah dalam beberapa tahun ini terus mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air, termasuk dari segi industri otomotif. Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga, menyebut Indonesia memiliki modal kuat untuk mengembangkan industri kendaraan listrik.
 
Jerry menyebutkan keberhasilan Indonesia dalam menjaga pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik membuat Tanah Air memiliki potensi besar pada pengembangan industri kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Selain itu, Indonesia memiliki modal pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik yang baik di tengah kompleksitas lingkungan perekonomian global. Indonesia juga berhasil melangsungkan pemilihan umum dan melakukan proses transisi pemerintahan yang berkesinambungan tanpa gejolak berarti.
 
"Kondisi ini merupakan momentum yang tepat bagi perusahaan EV untuk mengembangkan bisnis mereka di Indonesia," kata Jerry dikutip dari Antara.

Jerry menyampaikan Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar 4,47 miliar dolar AS pada Maret 2024. Surplus tersebut telah bertahan selama 47 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
 
Baca Juga:
Pengguna United E-Motor Kini Punya Komunitas, Gak Mau Kalah Eksis

 
Menurut Jerry, pemerintah Indonesia memiliki beberapa kebijakan strategis, salah satunya, kebijakan hilirisasi nikel. Kebijakan ini telah memberikan peningkatan nilai tambah perekonomian, menciptakan lapangan pekerjaan, dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.
 
"Pemerintah Indonesia juga mendorong pengembangan teknologi untuk mengurangi polusi dan ketergantungan bahan bakar fosil. Hal ini didukung dengan besarnya sumber daya alam nikel Indonesia yang berpotensi untuk menjadi basis produksi EV di Asia," ujar Jerry.
 
Berdasarkan penilaian Bloomberg NEF, Indonesia berada di peringkat 22 dari 30 negara yang dinilai mampu meningkatkan daya tarik investasinya pada ekosistem rantai pasok baterai listrik. Penilaian tersebut berdasarkan beberapa aspek, antara lain industri, inovasi, dan infrastruktur.
 
"Selain itu, ketersediaan bahan baku, manufaktur baterai, permintaan di sektor hilir, dan kebijakan terkait lingkungan, sosial, dan tata kelola juga merupakan aspek penilaian Bloomberg NEF. Indonesia diharapkan dapat segera menarik investor pada ekosistem rantai pasok baterai listrik," kata Jerry.
 
Baca Juga:
Inspirasi Campervan Berbasis Mobil Listrik DFSK Gelora E

 
Saat ini, Pemerintah Indonesia terus mendorong upaya transisi energi dalam rangka pencapaian National Determined Contribution (NDC). Indonesia berkomitmen meningkatkan target penurunan emisi dari 29 persen menjadi 31,89 persen tanpa syarat (tanpa bantuan internasional).
 
Lebih lanjut, upaya transisi energi membuka peluang investasi senilai 3,5 triliun dolar AS bagi Indonesia. Jerry menyebut Indonesia akan terus melakukan transformasi untuk mendorong peningkatannya dalam perekonomian global.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan