BSD City: Suzuki bakal menutup pabrik mereka di Thailand pada akhir tahun 2025. Namun berbeda kondisi di Indonesia karena pabrikan asal Jepang itu malah bertekad menambah investasinya.
4W Marketing Director Suzuki Indomobil Sales (SIS), Harold Donnel, menjelaskan merek asal Jepang itu sudah hadir di Indonesia selama 50 tahun dan memiliki investasi. Oleh sebab itu, perusahaan juga memiliki semangat untuk mengembangkan manufacturing di Indonesia.
"Itikad kita adalah manufakturing, itikad kita adalah salah satunya membuka lapangan kerja. Jadi kita masih memiliki prinsip ke arah sana. Kita akan melakukan yang terbaik untuk bisa mempertahankan Suzuki di Indonesia dengan skema produksi yang ada di Indonesia," ucap Harold pada Senin (25-11-2024) di BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten.
Harold juga menanggapi insentif berupa pembebasan bea masuk dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk impor mobil listrik utuh (completely built up/CBU). Suzuki tidak bakal gegabah untuk impor kendaraan, namun juga meningkatkan investasi di dalam negeri.
"Kita akan tetap menaikkan nilai investasi dalam jangka waktu dekat, dan kita buktikan ke pemerintah dan masyarakat Indonesia bahwa Suzuki memang sangat serius dengan market di Indonesia," lanjut Harold.
Perihal tutupnya pabrik di Thailand di akhir tahun depan, maka peluang meningkatkan utilitas pabrik Suzuki di Indonesia menjadi terbuka. Terlebih, pabrik di Indonesia menjadi satu-satunya di Kawasan Asia Tenggara.
"Dengan Suzuki Indonesia menjadi salah satu mother plant di ASEAN, itu membuka another business buat Suzuki Indonesia. Maksudnya another business adalah kita menjadi satu-satunya pabrik yang ada di Asia Tenggara, dan kita bisa melakukan banyak ekspor akan hal tersebut. Jadi kita produksi di Indonesia, kita ekspor secara ASEAN free trade area."
BSD City: Suzuki bakal menutup pabrik mereka di Thailand pada akhir tahun 2025. Namun berbeda kondisi di Indonesia karena pabrikan asal Jepang itu malah bertekad menambah investasinya.
4W Marketing Director Suzuki
Indomobil Sales (SIS), Harold Donnel, menjelaskan merek asal Jepang itu sudah hadir di Indonesia selama 50 tahun dan memiliki investasi. Oleh sebab itu, perusahaan juga memiliki semangat untuk mengembangkan manufacturing di Indonesia.
"Itikad kita adalah manufakturing, itikad kita adalah salah satunya membuka lapangan kerja. Jadi kita masih memiliki prinsip ke arah sana. Kita akan melakukan yang terbaik untuk bisa mempertahankan Suzuki di Indonesia dengan skema produksi yang ada di Indonesia," ucap Harold pada Senin (25-11-2024) di BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten.
Harold juga menanggapi insentif berupa pembebasan bea masuk dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk impor
mobil listrik utuh (completely built up/CBU). Suzuki tidak bakal gegabah untuk impor kendaraan, namun juga meningkatkan investasi di dalam negeri.
"Kita akan tetap menaikkan nilai investasi dalam jangka waktu dekat, dan kita buktikan ke pemerintah dan masyarakat Indonesia bahwa Suzuki memang sangat serius dengan market di Indonesia," lanjut Harold.
Perihal tutupnya pabrik di Thailand di akhir tahun depan, maka peluang meningkatkan utilitas pabrik Suzuki di Indonesia menjadi terbuka. Terlebih, pabrik di Indonesia menjadi satu-satunya di Kawasan Asia Tenggara.
"Dengan Suzuki Indonesia menjadi salah satu mother plant di ASEAN, itu membuka another business buat Suzuki Indonesia. Maksudnya another business adalah kita menjadi satu-satunya pabrik yang ada di Asia Tenggara, dan kita bisa melakukan banyak ekspor akan hal tersebut. Jadi kita produksi di Indonesia, kita ekspor secara ASEAN free trade area."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)