Toyota Innova Zenix Hybrid Flexy Fuel Bioethanol. Medcom.id/Ekawan Raharja
Toyota Innova Zenix Hybrid Flexy Fuel Bioethanol. Medcom.id/Ekawan Raharja

Semua Teknologi Ramah Lingkungan Wajib Digunakan untuk Turunkan Emisi

Ekawan Raharja • 24 Oktober 2024 12:33
Jakarta: Sudah banyak teknologi ramah lingkungan yang tersedia di Indonesia. Semuanya memiliki tujuan yang sama, yakni menawarkan emisi gas buang yang lebih rendah dan bersahabat dengan alam.
 
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, menilai semua teknologi otomotif yang ramah lingkungan harus diterapkan untuk menurun emisi. Terlebih, Indonesia memiliki target menurunkan emisi karbon sampai 41 persen di tahun 2030.
 
"Untuk mencapai 2030 supaya emisinya bisa turun secepat yang diharapkan, semua teknologi itu harus dilakukan. Sepanjang teknologi itu bisa menurunkan emisi, bukan menol-kan, tapi menurunkan, itu jauh lebih critical dan lebih penting," ujar Bob pada Rabu malam (23-10-2024) di Kebayoran Baru Jakarta.

Menurut Bob transisi energi tidak harus sepenuhnya berbasis pada energi bersih yang nol emisi. Namun teknologi yang mampu menurunkan tingkat emisi perlu diprioritaskan dalam strategi transisi energi. 
 
Baca Juga:
Dua Pilihan Skema Home Charging untuk Konsumen Mobil Listrik

 
Penggunaan gas misalnya, meski tidak nol emisi, tetapi mampu menurunkan emisi hingga 60 persen. Selain itu, penggunaan biomassa, meski menghasilkan karbon dan metan, tetap dapat berkontribusi dalam penurunan emisi yang signifikan. "Tapi kalau itu bisa menurunkan emisi, kenapa kita enggak pakai kalau ternyata bisa menurunkan emisi. Jadi enggak usah semuanya itu harus net zero," ucapnya.
 
Bob juga menekankan pentingnya Indonesia untuk mengambil manfaat dari transisi energi ini. Dia mencontohkan Brasil yang sukses memanfaatkan bioetanol sebagai sumber energi alternatif.
 
Meski penggunaan bioetanol di Indonesia masih minim, namun potensinya sangat besar. Selain dari tebu, bioetanol juga bisa dihasilkan dari singkong dan jagung, yang telah diadopsi oleh beberapa negara lain dalam bentuk bahan bakar campuran E5 dan E10.
 
"Dan ini juga menurut saya salah satu program dari pemerintahan yang baru untuk mengembangkan etanol sebagai pilihan kedua dari biodiesel," pungkas dia.
 
Baca Juga:
Pentingnya Inreyen untuk Menjaga Usia dan Performa Sepeda Motor

 
Perusahaan juga berencana menggelar seminar nasional di Universitas Indonesia (UI) pada 30 Oktober mendatang. Seminar tersebut merupakan upaya advokasi publik untuk mendukung dan mewujudkan cita-cita Pemerintah, mencapai target masa depan Indonesia Bebas Emisi.
 
Seminar nasional di UI tersebut merupakan rangkaian dari seminar nasional dalam rangka memperingati 50 Tahun keberadaan Toyota Indonesia, hingga menuju 50 tahun mendatang berkontribusi bagi industri otomotif nasional.
 
Sebelumnya, seminar serupa telah digelar di enam universitas, yaitu Universitas Diponegoro, Universitas Udayana, Institut Teknologi Sepuluh November, Institut Teknologi Bandung, Universitas Negeri Sebelas Maret, Universitas Gadjah Mada. Rangkaian seminar nasional ini mengangkat tema '100 Years of Indonesia Automotive Industry, Realizing Indonesia Net-Zero Emission'.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan