medcom.id, Bekasi: Raden Ajeng Kartini sebagai simbol dan pelopor gerakan emansipasi wanita dirasakan hingga saat ini. Sosok Kartini sekarang telah menjelma kepada wanita Indonesia dengan beragam profesi. Iptu Indira yang bertugas sebagai Kaur Binops Lantas di Polresta Bekasi Kota, merupakan salah satu jelmaan Kartini masa kini.
Keinginannya menjadi seorang Polisi diwujudkan setelah lulus pendidikan kepolisian pada 1992, yang tidak terlepas dari sosok sang ayah yang berasal dari TNI.
24 tahun pengabdiannya sebagai seorang Polisi wanita (Polwan) telah dijalaninya dengan penuh suka dan duka. “Kalau bicara suka duka, saya selalu menjalani dan menikmati pekerjaan ini dengan ikhlas, jadi duka yang saya alami berubah menjadi suka,” ucapnya.
Menurutnya, menjalankan tugas dengan baik merupakan salah satu perjuangan, seperti mengatur lalu lintas, memberikan himbauan serta mendampingi masyarakat. “Kalau masyarakat merasa puas dan tersenyum, itu obat penyemangat buat kami,” jelasnya.
Berbagai prestasi dan penghargaan pun telah banyak Ia raih, salah satunya penghargaan dari Dirlantas Polda Metro Jaya, yakni Traffiic Police Award 2013 dan 2014 yang merupakan penghargaan tertinggi di bidang lalu lintas. Saat ini Ia aktif dengan kegiatan Polisi cilik, untuk menanamkan kesadaran tertib berlalu lintas sejak dini.
Meski begitu, Ia tidak lupa akan kodratnya sebagai seorang ibu rumah tangga dari dua orang anak. Membangun komunikasi yang baik dan bisa membagi waktu, membuatnya mendapat dukungan penuh dari kelurga tercinta.
“Saya hanya melanjutkan perjuangan Kartini, dan saya berharap siapapun dan apapun pekerjaannya tidak lupa dan tidak meninggalkan kodratnya sebagai wanita,” tutupnya.
medcom.id, Bekasi: Raden Ajeng Kartini sebagai simbol dan pelopor gerakan emansipasi wanita dirasakan hingga saat ini. Sosok Kartini sekarang telah menjelma kepada wanita Indonesia dengan beragam profesi. Iptu Indira yang bertugas sebagai Kaur Binops Lantas di Polresta Bekasi Kota, merupakan salah satu jelmaan Kartini masa kini.
Keinginannya menjadi seorang Polisi diwujudkan setelah lulus pendidikan kepolisian pada 1992, yang tidak terlepas dari sosok sang ayah yang berasal dari TNI.
24 tahun pengabdiannya sebagai seorang Polisi wanita (Polwan) telah dijalaninya dengan penuh suka dan duka. “Kalau bicara suka duka, saya selalu menjalani dan menikmati pekerjaan ini dengan ikhlas, jadi duka yang saya alami berubah menjadi suka,” ucapnya.
Menurutnya, menjalankan tugas dengan baik merupakan salah satu perjuangan, seperti mengatur lalu lintas, memberikan himbauan serta mendampingi masyarakat. “Kalau masyarakat merasa puas dan tersenyum, itu obat penyemangat buat kami,” jelasnya.

Berbagai prestasi dan penghargaan pun telah banyak Ia raih, salah satunya penghargaan dari Dirlantas Polda Metro Jaya, yakni Traffiic Police Award 2013 dan 2014 yang merupakan penghargaan tertinggi di bidang lalu lintas. Saat ini Ia aktif dengan kegiatan Polisi cilik, untuk menanamkan kesadaran tertib berlalu lintas sejak dini.
Meski begitu, Ia tidak lupa akan kodratnya sebagai seorang ibu rumah tangga dari dua orang anak. Membangun komunikasi yang baik dan bisa membagi waktu, membuatnya mendapat dukungan penuh dari kelurga tercinta.
“Saya hanya melanjutkan perjuangan Kartini, dan saya berharap siapapun dan apapun pekerjaannya tidak lupa dan tidak meninggalkan kodratnya sebagai wanita,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)