Jakarta: Saat ini sudah banyak produsen sepeda motor listrik di Indonesia dan sudah mulai dipasarkan. Staf Ahli Utama Menteri Perhubungan Bidang Transportasi Darat dan Konektivitas Budi Setiyadi, meyakni bahwa motor listrik buatan Indonesia ini bisa bersaing dengan merek-merek besar dari Jepang.
"Merek lokal masih bisa bersaing, kan pasarnya besar. Karena sepeda listrik buatan Indonesia saja sudah banyak digunakan dan harganya tidak mahal. Selain itu harga motor listrik juga bervariasi, jadi tergantung harga baterainya," tutur Budi saat berkunjung di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023.
Menurutnya, motor buatan Indonesia harus bisa bersaing. Budi juga mendorong para produsen ini meningkatkan skema penjualan mereka.
"Menurut saya regulasi udah ada semua, intinya merek-merek (lokal) yang ada dan ingin tetap eksis, tentunya harus meningkatkan skema untuk penjualan, termasuk pemeliharaan dan ketersediaan suku cadang," imbuhnya.
Layanan after sales akan memengaruhi eksistensi merek lokal. Sebab konsumen akan memilih layanan purna jual yang mudah dijangkau.
"Karena kan tidak semua bengkel bisa (menangani motor listrik). Jadi kalau mau bermain, ya siapkan skema untuk itu," jelas Budi.
Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) mencatat saat ini ada 52 pabrikan dan 282 tipe sepeda motor listrik di Indonesia. Bahkan dalam kurun waktu 2019-2022 sudah terjual 30.837 unit.
Jakarta: Saat ini sudah banyak produsen sepeda motor listrik di Indonesia dan sudah mulai dipasarkan. Staf Ahli Utama Menteri Perhubungan Bidang Transportasi Darat dan Konektivitas Budi Setiyadi, meyakni bahwa motor listrik buatan Indonesia ini bisa bersaing dengan merek-merek besar dari Jepang.
"Merek lokal masih bisa bersaing, kan pasarnya besar. Karena sepeda listrik buatan Indonesia saja sudah banyak digunakan dan harganya tidak mahal. Selain itu harga motor listrik juga bervariasi, jadi tergantung harga baterainya," tutur Budi saat berkunjung di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023.
Menurutnya, motor buatan Indonesia harus bisa bersaing. Budi juga mendorong para produsen ini meningkatkan skema penjualan mereka.
"Menurut saya regulasi udah ada semua, intinya merek-merek (lokal) yang ada dan ingin tetap eksis, tentunya harus meningkatkan skema untuk penjualan, termasuk pemeliharaan dan ketersediaan suku cadang," imbuhnya.
Layanan after sales akan memengaruhi eksistensi merek lokal. Sebab konsumen akan memilih layanan purna jual yang mudah dijangkau.
"Karena kan tidak semua bengkel bisa (menangani motor listrik). Jadi kalau mau bermain, ya siapkan skema untuk itu," jelas Budi.
Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) mencatat saat ini ada 52 pabrikan dan 282 tipe sepeda motor listrik di Indonesia. Bahkan dalam kurun waktu 2019-2022 sudah terjual 30.837 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)
