Jakarta: Mobil listrik semakin diminati masyarakat seiring meningkatnya kesadaran akan lingkungan bersih dan berkelanjutan. Meski tidak lagi mengandalkan mesin pembakaran dalam (ICE), kendaraan listrik tetap memerlukan perawatan, khususnya pada sistem pengereman.
Hal ini menjadi krusial karena mobil listrik dikenal memiliki torsi besar yang langsung tersalurkan ke roda saat pedal gas diinjak. Tidak heran, beberapa kasus kecelakaan sempat terjadi akibat pengemudi belum sepenuhnya menguasai penggunaan pedal gas dan rem secara aman.
”Dipasarkan sejak tahun 1984, masyarakat percaya keandalan cairan rem Prestone yang sudah terbukti dari generasi ke generasi. Hal ini disebabkan kami memiliki tim riset dalam menciptakan brake fluid yang sesuai karakter iklim tropis. Sekarang, kami belajar dari perkembangan teknologi elektrifikasi untuk mendapatkan formula terbaik cairan rem, sehingga Brake Fluid kami sanggup memenuhi kebutuhan mobil listrik yang beredar di Indonesia,” jelas Direktur Utama PT Autochem Industry (AI), Henry Sada, melalui keterangan resminya,
Torsi instan yang besar membuat rem mobil listrik bekerja lebih berat, apalagi sebagian besar model menggunakan transmisi otomatis yang minim efek engine brake. Cairan rem pun memegang peran vital agar sistem pengereman tidak gagal. Prestone Brake Fluid dikembangkan melalui riset panjang di Indonesia dan telah terbukti mampu menjaga kadar air tetap dalam batas aman.
Diproduksi sesuai iklim tropis, cairan rem ini memiliki kadar air di bawah ambang batas Standar Nasional Indonesia (SNI) yakni 0,3%. Bahkan, performanya tetap stabil meski disimpan dalam kelembapan tinggi hingga 80%.
"Cairan rem kami telah diproduksi dengan standar kualitas tinggi dan melalui quality control check di beberapa tahap produksi. Kami juga menggunakan alat laboratorium yang merupakan gold standard di dunia international seperti alat Karl Fischer untuk mengukur kadar air. Alat ini tentunya lebih akurat daripada alat-alat yang ada di lapangan seperti test pen yang mengukur konduktivitas saja dan dikorelasikan dengan kadar air. Padahal banyak hal lain seperti aditif yang bisa mengubah konduktivitas di dalam cairan rem selain kadar air," jelas Henry Sada.
Keunggulan lain, cairan rem Prestone masih memenuhi standar kualitas SNI bahkan setelah disimpan selama satu tahun.
"Cairan rem kami bahkan masih memenuhi standar kualitas SNI untuk kadar air di bawah 0,3% setelah disimpan selama setahun dan dites kembali. Dengan begitu, kami bisa pastikan Anda tidak akan kecewa menggunakan produk Prestone dan keamanan berkendara di jalan akan terjaga,” tutup Henry Sada.
Jakarta: Mobil listrik semakin diminati masyarakat seiring meningkatnya kesadaran akan lingkungan bersih dan berkelanjutan. Meski tidak lagi mengandalkan mesin pembakaran dalam (ICE), kendaraan listrik tetap memerlukan perawatan, khususnya pada sistem pengereman.
Hal ini menjadi krusial karena mobil listrik dikenal memiliki torsi besar yang langsung tersalurkan ke roda saat pedal gas diinjak. Tidak heran, beberapa kasus kecelakaan sempat terjadi akibat pengemudi belum sepenuhnya menguasai penggunaan pedal gas dan rem secara aman.
”Dipasarkan sejak tahun 1984, masyarakat percaya keandalan cairan rem Prestone yang sudah terbukti dari generasi ke generasi. Hal ini disebabkan kami memiliki tim riset dalam menciptakan brake fluid yang sesuai karakter iklim tropis. Sekarang, kami belajar dari perkembangan teknologi elektrifikasi untuk mendapatkan formula terbaik cairan rem, sehingga Brake Fluid kami sanggup memenuhi kebutuhan mobil listrik yang beredar di Indonesia,” jelas Direktur Utama PT Autochem Industry (AI), Henry Sada, melalui keterangan resminya,
Torsi instan yang besar membuat rem mobil listrik bekerja lebih berat, apalagi sebagian besar model menggunakan transmisi otomatis yang minim efek engine brake. Cairan rem pun memegang peran vital agar sistem pengereman tidak gagal. Prestone Brake Fluid dikembangkan melalui riset panjang di Indonesia dan telah terbukti mampu menjaga kadar air tetap dalam batas aman.
Diproduksi sesuai iklim tropis, cairan rem ini memiliki kadar air di bawah ambang batas Standar Nasional Indonesia (SNI) yakni 0,3%. Bahkan, performanya tetap stabil meski disimpan dalam kelembapan tinggi hingga 80%.
"Cairan rem kami telah diproduksi dengan standar kualitas tinggi dan melalui quality control check di beberapa tahap produksi. Kami juga menggunakan alat laboratorium yang merupakan gold standard di dunia international seperti alat Karl Fischer untuk mengukur kadar air. Alat ini tentunya lebih akurat daripada alat-alat yang ada di lapangan seperti test pen yang mengukur konduktivitas saja dan dikorelasikan dengan kadar air. Padahal banyak hal lain seperti aditif yang bisa mengubah konduktivitas di dalam cairan rem selain kadar air," jelas Henry Sada.
Keunggulan lain, cairan rem Prestone masih memenuhi standar kualitas SNI bahkan setelah disimpan selama satu tahun.
"Cairan rem kami bahkan masih memenuhi standar kualitas SNI untuk kadar air di bawah 0,3% setelah disimpan selama setahun dan dites kembali. Dengan begitu, kami bisa pastikan Anda tidak akan kecewa menggunakan produk Prestone dan keamanan berkendara di jalan akan terjaga,” tutup Henry Sada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UDA)