Jakarta: Pengoperasian Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek banyak menuai permasalahan yang dialami oleh para penggunanya, mulai dari ketiadaan rest area, pintu keluar, dan kemacetan di jalan tersebut. Pada akhirnya, idealnya pengoperasian jalan layang tol ini sudah memenuhi berbagai aspek dan aman untuk digunakan.
Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menjelaskan pada dasarnya pemerintah dalam membangun infrastruktur (termasuk jalan tol layang) sudah memperhatikan aspek kenyamanan, keselamatan, dan kondisi darurat. Sehingga jalanan ini bisa berfungsi dengan baik dan dilalui oleh masyarakat yang ingin melewatinya.
"Pengoperasian jalan tol layang ini, bertepatan juga dengan libur akhir tahun, sedang menjadi favorit masyarakat. Tentu saja jalanan ini sudah bisa digunakan dengan baik dan dilalui oleh kendaraan-kendaraan yang hendak mudik Natal dan tahun baru," bukanya kepada medcom.id Senin (23/12/2019).
Kemudian ketika disinggung tidak adanya fasilitas untuk beristirahat di jalan tol layang sepanjang 36,4 kilometer tidak adalah masalah. Ketika ditanya apakah jalan tol layang ini layak dari segi kacamata safety driving, Jusri menekankan bahwa ini kembali lagi kepada pola pikir.
Antara Foto/Aditya Pradana Putra
"Kalau membahas soal safety driving, maka dasarnya adalah berkendara dengan logika. Kalau ditanya siap atau tidak, ini kembali lagi kepada perilaku, pola pikir, pengemudinya," tegasnya.
Pria yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia safety driving ini memberikan analogi untuk pemudik yang memulai perjalanan dari Sumatera Selatan menuju Jawa Barat. Maka, dia akan melalui Lampung, Banten, Jakarta, dan mencapai ke Jawa Barat.
Ketika sampai di pintu masuk jalan tol layang, maka ada pilihan antara naik ke jalan tol layang dan melewati jalan tol yang sudah ada di bawah. Secara pola pikir, seharusnya pemudik ini melalui jalan tol bawah yang sudah dilengkapi dengan rest area.
"Tentu ada resiko lelah, perlu mengisi bensin, dan lain-lainnya maka sebaiknya lewat bawah saja. Nah ini kemudian yang menjadi analogi, soal siap atau tidaknya kembali kepada pengemudinya masing-masing."
Selain itu, Jusri juga menegaskan untuk para pemudik yang ingin melalui jalan tol layang sebaiknya mempersiapkan seluruhnya. Di mulai dari persiapan kondisi kendaraan, fisik, hingga berbagai keperluan lainnya selama perjalanan.
Jakarta: Pengoperasian Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek banyak menuai permasalahan yang dialami oleh para penggunanya, mulai dari ketiadaan rest area, pintu keluar, dan kemacetan di jalan tersebut. Pada akhirnya, idealnya pengoperasian jalan layang tol ini sudah memenuhi berbagai aspek dan aman untuk digunakan.
Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menjelaskan pada dasarnya pemerintah dalam membangun infrastruktur (termasuk jalan tol layang) sudah memperhatikan aspek kenyamanan, keselamatan, dan kondisi darurat. Sehingga jalanan ini bisa berfungsi dengan baik dan dilalui oleh masyarakat yang ingin melewatinya.
"Pengoperasian jalan tol layang ini, bertepatan juga dengan libur akhir tahun, sedang menjadi favorit masyarakat. Tentu saja jalanan ini sudah bisa digunakan dengan baik dan dilalui oleh kendaraan-kendaraan yang hendak mudik Natal dan tahun baru," bukanya kepada medcom.id Senin (23/12/2019).
Kemudian ketika disinggung tidak adanya fasilitas untuk beristirahat di jalan tol layang sepanjang 36,4 kilometer tidak adalah masalah. Ketika ditanya apakah jalan tol layang ini layak dari segi kacamata safety driving, Jusri menekankan bahwa ini kembali lagi kepada pola pikir.
Antara Foto/Aditya Pradana Putra
"Kalau membahas soal safety driving, maka dasarnya adalah berkendara dengan logika. Kalau ditanya siap atau tidak, ini kembali lagi kepada perilaku, pola pikir, pengemudinya," tegasnya.
Pria yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia safety driving ini memberikan analogi untuk pemudik yang memulai perjalanan dari Sumatera Selatan menuju Jawa Barat. Maka, dia akan melalui Lampung, Banten, Jakarta, dan mencapai ke Jawa Barat.
Ketika sampai di pintu masuk jalan tol layang, maka ada pilihan antara naik ke jalan tol layang dan melewati jalan tol yang sudah ada di bawah. Secara pola pikir, seharusnya pemudik ini melalui jalan tol bawah yang sudah dilengkapi dengan rest area.
"Tentu ada resiko lelah, perlu mengisi bensin, dan lain-lainnya maka sebaiknya lewat bawah saja. Nah ini kemudian yang menjadi analogi, soal siap atau tidaknya kembali kepada pengemudinya masing-masing."
Selain itu, Jusri juga menegaskan untuk para pemudik yang ingin melalui jalan tol layang sebaiknya mempersiapkan seluruhnya. Di mulai dari persiapan kondisi kendaraan, fisik, hingga berbagai keperluan lainnya selama perjalanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)