Jakarta: Kecelakaan beruntun terjadi di Tol Cipularang KM 92, Jawa Barat, Senin, 11 November 2024. Berdasarkan kronologi yang dirilis, kecelakaan ini terjadi akibat truk yang membawa muatan berat mengalami rem blong sehingga menabrak beberapa kendaraan di depannya.
"Jadi ada truk yang membawa muatan cukup berat remnya blong sehingga menabrak kendaraan di depannya, jadi terjadi kecelakaan beruntun," ujar Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Jules Abraham Abass, kepada wartawan, Senin, 11 November 2024.
Namun, pihak kepolisian belum melakukan pendataan jumlah kendaraan yang terlibat atau jumlah korban luka akibat kecelakaan ini.
Terlepas dari kecelakaan yang terjadi, pengemudi truk seharusnya bisa melakukan tindakan preventif ketika mengemudi, khususnya saat truk membawa muatan berat.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa kesalahan pengemudi truk yang sering menyebabkan kecelakaan:
1. Mengabaikan pengecekan rutin kendaraan
Sebelum memulai perjalanan, ada baiknya pengemudi untuk memeriksa semua sistem dan komponen kendaraan secara rutin, khususnya pengereman. Periksa juga lampu, kaca depan, dan ban untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik. Jika kendaraan berada dalam kondisi terbaik, maka akan meningkatkan keselamatan Anda di jalan. Sayangnya, masih banyak pengemudi yang abai bahkan acuh terkait pemeriksaan kondisi kendaraan.
2. Tidak menjaga jarak aman
Mematuhi jarak aman antara truk dan kendaraan di depannya sangat penting. Terkadang truk dengan muatan berat mempengaruhi jarak pengereman atau bahkan menyebabkan rem blong. Karena itu menjaga jarak pengereman yang lebih panjang sangat dianjurkan. Namun hal ini terkadang masih diabaikan oleh pengemudi truk sehingga saat terjadi pengereman darurat, truk yang dikendarai gagal rem dan menabrak kendaraan di depan.
3. Berkendara dalam kecepatan tinggi
Kebiasaan pengemudi truk yang berkendara dengan kecepatan tinggi juga sering menjadi penyebab kecelakaan. Maka dari itu, mengemudi dalam kecepatan rendah menjadi kunci keselamatan saat mengendarai truk. Kecepatan yang relatif rendah memungkinkan pengemudi memiliki lebih banyak waktu untuk merespons kondisi jalan yang licin, turunan, atau kondisi jalanan padat. Sayangnya, masih banyak pengemudi truk yang acuh dan memilih untuk mempercepat laju kendaraannya.
4. Menganggap remeh Aquaplaning
Aquaplaning atau tergelincir di atas air dapat terjadi saat truk melaju terlalu cepat di atas permukaan jalan yang tergenang air. Pengemudi truk dianjurkan berhati-hati saat melewati jalan dengan genangan air. Dalam beberapa kasus, sering terjadi kecelakaan akibat truk mengalami aquaplaning.
5. Melakukan pengereman mendadak
Pengereman mendadak dapat menyebabkan truk kehilangan kendali. Maka dari itu, untuk mengantisipasi hal terburuk, pengemudi truk dianjurkan untuk menghindari pengereman mendadak dengan menjaga jarak aman.
6. Menggunakan ponsel saat mengemudi
Kebiasaan menggunakan ponsel saat mengemudi masih menjadi kebiasaan banyak pengemudi truk. Selalu hindari menggunakan ponsel, dan tetap fokus selama mengemudi.
Jakarta:
Kecelakaan beruntun terjadi di
Tol Cipularang KM 92, Jawa Barat, Senin, 11 November 2024. Berdasarkan kronologi yang dirilis, kecelakaan ini terjadi akibat truk yang membawa muatan berat mengalami rem blong sehingga menabrak beberapa kendaraan di depannya.
"Jadi ada truk yang membawa muatan cukup berat remnya blong sehingga menabrak kendaraan di depannya, jadi terjadi kecelakaan beruntun," ujar Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Jules Abraham Abass, kepada wartawan, Senin, 11 November 2024.
Namun, pihak kepolisian belum melakukan pendataan jumlah kendaraan yang terlibat atau jumlah korban luka akibat kecelakaan ini.
Terlepas dari kecelakaan yang terjadi, pengemudi truk seharusnya bisa melakukan tindakan preventif ketika mengemudi, khususnya saat truk membawa muatan berat.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa kesalahan pengemudi truk yang sering menyebabkan kecelakaan:
1. Mengabaikan pengecekan rutin kendaraan
Sebelum memulai perjalanan, ada baiknya pengemudi untuk memeriksa semua sistem dan komponen kendaraan secara rutin, khususnya pengereman. Periksa juga lampu, kaca depan, dan ban untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik. Jika kendaraan berada dalam kondisi terbaik, maka akan meningkatkan keselamatan Anda di jalan. Sayangnya, masih banyak pengemudi yang abai bahkan acuh terkait pemeriksaan kondisi kendaraan.
2. Tidak menjaga jarak aman
Mematuhi jarak aman antara truk dan kendaraan di depannya sangat penting. Terkadang truk dengan muatan berat mempengaruhi jarak pengereman atau bahkan menyebabkan rem blong. Karena itu menjaga jarak pengereman yang lebih panjang sangat dianjurkan. Namun hal ini terkadang masih diabaikan oleh pengemudi truk sehingga saat terjadi pengereman darurat, truk yang dikendarai gagal rem dan menabrak kendaraan di depan.
3. Berkendara dalam kecepatan tinggi
Kebiasaan pengemudi truk yang berkendara dengan kecepatan tinggi juga sering menjadi penyebab kecelakaan. Maka dari itu, mengemudi dalam kecepatan rendah menjadi kunci keselamatan saat mengendarai truk. Kecepatan yang relatif rendah memungkinkan pengemudi memiliki lebih banyak waktu untuk merespons kondisi jalan yang licin, turunan, atau kondisi jalanan padat. Sayangnya, masih banyak pengemudi truk yang acuh dan memilih untuk mempercepat laju kendaraannya.
4. Menganggap remeh Aquaplaning
Aquaplaning atau tergelincir di atas air dapat terjadi saat truk melaju terlalu cepat di atas permukaan jalan yang tergenang air. Pengemudi truk dianjurkan berhati-hati saat melewati jalan dengan genangan air. Dalam beberapa kasus, sering terjadi kecelakaan akibat truk mengalami aquaplaning.
5. Melakukan pengereman mendadak
Pengereman mendadak dapat menyebabkan truk kehilangan kendali. Maka dari itu, untuk mengantisipasi hal terburuk, pengemudi truk dianjurkan untuk menghindari pengereman mendadak dengan menjaga jarak aman.
6. Menggunakan ponsel saat mengemudi
Kebiasaan menggunakan ponsel saat mengemudi masih menjadi kebiasaan banyak pengemudi truk. Selalu hindari menggunakan ponsel, dan tetap fokus selama mengemudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)