Mobil listrik bertenaga surya Suryawangsa 2 (kanan) dan Giwangkara di DPP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (19/12). (MI/Ramdani)
Mobil listrik bertenaga surya Suryawangsa 2 (kanan) dan Giwangkara di DPP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (19/12). (MI/Ramdani)

Tiga Makna Penting Mobil Hemat Energi SMK Muhammadiyah

Syarief Oebaidillah • 20 Desember 2014 12:31
medcom.id, Jakarta: Halaman gedung dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jumat (19/12), lain dari biasanya. Sejak pagi hari telah "nongkrong" dua mobil karya siswa dua SMK Muhammadiyah.
 
Kedua mobil inovatif tersebut menggunakan bahan bakar alternatif non-BBM. SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Malang, Jawa Timur, meluncurkan mobil jenis microbus berkapasitas enam orang bernama Suryawangsa 2 dan SMK Muhammadiyah Haur Geulih Indramayu, Jawa Barat, meluncurkan mobil Giwangkara yang memanfaatkan barang bekas dalam proses pembuatannya.
 
Kepala SMK Muhammdiyah 7 Gondanglegi, Fahri, mengemukakan mobil Suryawangsa menggunakan bahan bakar tenaga matahari atau energi surya dan baterai.

Dikatakan, Suryawangsa bila di-charge dan matahari dalam keadaan baik, dapat berjalan 12 jam jalan tanpa berhenti dengan masa tempuh 70-100 km per jam.
 
Ia menyatakan mobil tersebut hybrid yakni gabungan antara sollar cell dengan baterai. Sehingga pada malam hari, mobil tersebut bisa jalan.
 
Bagi Muhammadiyah, peluncuran mobil hemat energi dari dua SMK Muhammadiyah tersebut memunyai makna tersendiri. Setidaknya memiliki tiga makna penting bagi Muhammadiyah dan negeri ini.
 
"Karya anak-anak SMK Muhammadiyah ini sangat membanggakan karena hemat energi dan menggunakan tenaga surya dan listrik. Karya ini juga mengandung tiga makna bahwa jajaran Muhammadiyah merupakan organisasi responsif, inovatif, dan dedikatif," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin saat sambutan peluncuran mobil SMK di Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah itu. Turut hadir, Mendikbud Anies Baswedan, Dirjen Pendidikan Menengah Achmad Jazidie, Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud Mustaghfirin, Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Baedhowi.
 
Menurut Din, Muhammadiyah responsif dengan ikutserta merespon masalah bangsa seperti kerusakan lingkungan dan masalah energi yang memerlukan teknologi hijau (green technology).
 
"Nah mobil hemat energi SMK Muhamadiyah dapat menjadi mobil alternatif yang bebas polusi," cetusnya.
 
Kedua, inovasi karya anak SMK sejalan dengan ide pembaruan Muhammadiyah dan ketiga, dedikatif, inilah sumbangan karya anak didik Muhammadiyah bagi bangsa.
 
Sebab itu, lanjut Din, Muhammadiyah telah mencanangkan memunyai mobil nasional (mobnas) sendiri yang minimal dapat dipergunakan bagi warga dan lingkungan Muhammadiyah.
 
Ia mencontohkan mobil SMK Muhammadiyah 2 Borobudur telah dipesan 300 unit di lingkungan amal usaha Muhamadiyah. Namun sayangnya hingga kini belum terealisasi karena masih belum keluar izin untuk diproduksi massal
 
Mendikbud Anies Baswedan dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasinya kepada SMK muhammadiyah yang turut berkontribusi bagi kemajuan bangsa melalui karya sendiri. Mendikbud juga menantang SMK dapat melakukan terobosan karya lain di bidang kemaritiman.
 
"Ini adalah prestasi membanggakan dan kami ucapkan selamat.Kita semua tahu Muhammadiyah telah berkiprah di dunia pendidikan sebelum negara ini berdiri," ujarnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan