Jakarta: Datsun dalam waktu dekat ini akan menghentikan produksi mobilnya per Januari 2020. Langkah yang diambil merek asal Jepang ini turut menarik perhatian merek lain yang juga bermain di segmen low cost green car (LCGC).
Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor, Fransiscus Soerjopranoto, menjelaskan Toyota hingga saat ini masih menjual Ayla dan Calya yang mengisi segmen LCGC. Pria yang akrab disapa Soerjo ini menegaskan bahwa menghadirkan mobil-mobil LCGC ini sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah.
"LCGC itu kita sebagai APM (agen pemegang merek) hanya mendukung program pemerintah. Kalo kita tanya ke APM-APM, mereka akan bilang hal yang sama," buka Soerjo Senin Malam (25/11/2019) kepada Medcom.id
Meski demikian, dalam pelaksanaannya bisnis mobil LCGC tidaklah manis. Mengingat ada batas-batas yang ditentukan oleh pemerintah, sehingga margin pendapatannya sangat minim.
"Bahkan dealer saja bisa minus alias berdarah-darah. Ada batas harga yang harus disetujui oleh pemerintah."
Hal ini tentu saja termasuk Agya dan Calya yang dipasarkan dengan skema LCGC. Lantas agar tidak merugi, Toyota memanfaatkan lini produk lainnya di kelas premium untuk melakukan subsidi silang.
Kemudian per 2021, LCGC juga akan dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 15 persen. Hal ini tertuang di Peraturan Pemerintah (PM) Nomor 73 Tahun 2019. Jelas kedepannya membuat segmen LCGC semakin berat dan kurang menarik karena ada penambahan biaya akibat PPnBM.
"Pastinya akan membuat kendaraan LCGC jadi kurang menarik. Tapi rasanya semua APM mengerti arah yang ingin dituju oleh pemerintah," sambung Soerjo.
Lantas apakah kelak Toyota akan menghentikan penjualan LCGC? "kami belum ada pemikiran apa-apa mengenai hal ini. Sejauh ini kami berusaha mensukseskan semua kebijakan dan langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemerintah."
Gambaran dari Toyota sebagai salah satu pemain segmen LCGC bisa menjadi gambaran betapa kerasnya segmen mobil entry level tersebut. Terlebih jika mengkaitkan dengan Datsun yang penjualannya jauh di bawah Toyota, bisa jadi skala ekonomi yang didapat tidak memenuhi dan akhirnya memilih untuk menghentikan produksi mobil, kemudian bisa saja berujung menghentikan penjualan.
Jakarta: Datsun dalam waktu dekat ini akan menghentikan produksi mobilnya per Januari 2020. Langkah yang diambil merek asal Jepang ini turut menarik perhatian merek lain yang juga bermain di segmen low cost green car (LCGC).
Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor, Fransiscus Soerjopranoto, menjelaskan Toyota hingga saat ini masih menjual Ayla dan Calya yang mengisi segmen LCGC. Pria yang akrab disapa Soerjo ini menegaskan bahwa menghadirkan mobil-mobil LCGC ini sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah.
"LCGC itu kita sebagai APM (agen pemegang merek) hanya mendukung program pemerintah. Kalo kita tanya ke APM-APM, mereka akan bilang hal yang sama," buka Soerjo Senin Malam (25/11/2019) kepada Medcom.id
Meski demikian, dalam pelaksanaannya bisnis mobil LCGC tidaklah manis. Mengingat ada batas-batas yang ditentukan oleh pemerintah, sehingga margin pendapatannya sangat minim.
"Bahkan dealer saja bisa minus alias berdarah-darah. Ada batas harga yang harus disetujui oleh pemerintah."
Hal ini tentu saja termasuk Agya dan Calya yang dipasarkan dengan skema LCGC. Lantas agar tidak merugi, Toyota memanfaatkan lini produk lainnya di kelas premium untuk melakukan subsidi silang.
Kemudian per 2021, LCGC juga akan dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 15 persen. Hal ini tertuang di Peraturan Pemerintah (PM) Nomor 73 Tahun 2019. Jelas kedepannya membuat segmen LCGC semakin berat dan kurang menarik karena ada penambahan biaya akibat PPnBM.
"Pastinya akan membuat kendaraan LCGC jadi kurang menarik. Tapi rasanya semua APM mengerti arah yang ingin dituju oleh pemerintah," sambung Soerjo.
Lantas apakah kelak Toyota akan menghentikan penjualan LCGC? "kami belum ada pemikiran apa-apa mengenai hal ini. Sejauh ini kami berusaha mensukseskan semua kebijakan dan langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemerintah."
Gambaran dari Toyota sebagai salah satu pemain segmen LCGC bisa menjadi gambaran betapa kerasnya segmen mobil entry level tersebut. Terlebih jika mengkaitkan dengan Datsun yang penjualannya jauh di bawah Toyota, bisa jadi skala ekonomi yang didapat tidak memenuhi dan akhirnya memilih untuk menghentikan produksi mobil, kemudian bisa saja berujung menghentikan penjualan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)