Jakarta: Perang antara Rusia dan Ukraina tampaknya tidak menunjukan titik terang perdamaian diantara keduanya. Oleh sebab itu, Toyota dan Mazda mengibarkan bendera putih kepada Rusia.
Toyota Motor Corp telah memutuskan untuk mengakhiri produksi mobil di Rusia karena gangguan pasokan bahan utama dan suku cadang. Keputusan strategis ini diambil karena kondisi perang Rusia melawan Ukraina tidak menunjukkan tanda-tanda mereda selama tujuh bulan terakhir.
Pabrikan asal Jepang tersebut sebelumnya menghentikan operasi pabrik mereka di St. Petersburg pada Maret karena gangguan rantai pasokan. Kini 7 bulan berlalu, dan mereka tampaknya tidak melihat ujung dari perang dan memilih untuk keluar dari industri otomotif Negeri Beruang Merah.
"Kami melihat tidak ada indikasi bahwa kami dapat memulai kembali di masa depan," kata perusahaan dikutip dari Kyodo.
Adapun Toyota mempekerjakan sekitar 2.350 orang di Rusia termasuk di pabriknya di St. Petersburg, yang mulai berproduksi pada 2007 dan memproduksi kendaraan sport RAV4 dan sedan Camry. Pada tahun 2021, kapasitas produksi mencapai sekitar 80 ribu unit.
Pun begitu yag sedang mendiskusikan penghentian produksi kendaraannya di pabrik patungan di Vladivostok Rusia. Menurut laporan Nikkei, menyebutkan akan menghentikan produksi akan berhenti ketika stok suku cadang habis.
Perusahaan asal Jepang ini juga belum membuat keputusan tentang mengakhiri penjualan mobil dan operasi pemeliharaan di Rusia. Selain itu, tidak ada jangka waktu untuk menghentikan produksi di pabrik Vladivostok.
Jakarta: Perang antara Rusia dan Ukraina tampaknya tidak menunjukan titik terang perdamaian diantara keduanya. Oleh sebab itu, Toyota dan Mazda mengibarkan bendera putih kepada Rusia.
Toyota Motor Corp telah memutuskan untuk mengakhiri produksi mobil di Rusia karena gangguan pasokan bahan utama dan suku cadang. Keputusan strategis ini diambil karena kondisi perang Rusia melawan Ukraina tidak menunjukkan tanda-tanda mereda selama tujuh bulan terakhir.
Pabrikan asal Jepang tersebut sebelumnya menghentikan operasi pabrik mereka di St. Petersburg pada Maret karena gangguan rantai pasokan. Kini 7 bulan berlalu, dan mereka tampaknya tidak melihat ujung dari perang dan memilih untuk keluar dari industri otomotif Negeri Beruang Merah.
"Kami melihat tidak ada indikasi bahwa kami dapat memulai kembali di masa depan," kata perusahaan dikutip dari Kyodo.
Adapun Toyota mempekerjakan sekitar 2.350 orang di Rusia termasuk di pabriknya di St. Petersburg, yang mulai berproduksi pada 2007 dan memproduksi kendaraan sport RAV4 dan sedan Camry. Pada tahun 2021, kapasitas produksi mencapai sekitar 80 ribu unit.
Pun begitu yag sedang mendiskusikan penghentian produksi kendaraannya di pabrik patungan di Vladivostok Rusia. Menurut laporan Nikkei, menyebutkan akan menghentikan produksi akan berhenti ketika stok suku cadang habis.
Perusahaan asal Jepang ini juga belum membuat keputusan tentang mengakhiri penjualan mobil dan operasi pemeliharaan di Rusia. Selain itu, tidak ada jangka waktu untuk menghentikan produksi di pabrik Vladivostok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ERA)