Mobil listrik. Huawei
Mobil listrik. Huawei

'Alarm Berbunyi', Penjualan Mobil Listrik Di Eropa Mulai Turun

Ekawan Raharja • 25 September 2024 09:39
Jakarta: European Automobile Manufacturers' Association (ACEA), yang mewakili kepentingan 15 merek otomotif di Eropa, memberikan peringatan serius terkait penurunan penjualan kendaraan listrik (EV) yang terus memburuk. Penjualan mobil listrik, baik battery electric vehicle (BEV) hingga hybrid, terus mengalami penurunan dalam beberapa waktu ke belakang.
 
Menurut data terbaru dari ACEA, yang dikutip dari Autoblog, penjualan BEV hingga tahun ini turun 8,4 persen. Penurunan ini bukanlah fenomena baru, tapi sekarang telah berubah menjadi tren penurunan tajam.
 
Situasi semakin memprihatinkan bagi mobil hybrid yang mengalami penurunan hampir 14 persen dibandingkan tahun lalu.

ACEA juga melaporkan seluruh pasar BEV, tidak hanya bagian yang dikendalikan oleh anggotanya, sedang mengalami penurunan yang berkelanjutan dan semakin cepat. Laporan tersebut menyebutkan beberapa faktor yang saling terkait, termasuk:
  1. Kurangnya infrastruktur pengisian daya;
  2. Produksi energi hijau yang tidak mencukupi
  3. Undang-undang manufaktur yang tidak kompetitif;
  4. Struktur insentif pembelian dan pajak bagi pembeli;
  5. Ketidakamanan dan ketidakpastian akses terhadap bahan baku, terutama untuk baterai;
  6. Pertumbuhan ekonomi yang buruk;
  7. Penerimaan konsumen terhadap EV;
  8. Kurangnya kepercayaan konsumen terhadap komitmen Eropa dalam mengembangkan infrastruktur secara tepat Waktu.
Baca Juga:
Tahun Depan, MG Sudah Siapkan 1 Model SUV Baru

 
Dampak pandemi Covid-19 juga masih membayangi pasar otomotif Eropa, dengan penjualan yang masih 18 persen lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi. Sementara itu, perang Rusia-Ukraina telah mengguncang ekonomi dan memperkuat sikap hati-hati di kalangan konsumen. Banyak yang akhirnya memilih untuk tetap menggunakan teknologi kendaraan yang sudah dikenal, daripada mengambil risiko dengan teknologi baru seperti EV.
 
Oleh sebab itu, Melihat kondisi ini, ACEA meminta kepada para pembuat kebijakan di Eropa untuk segera memberikan keringanan pada peraturan pengurangan CO2 yang akan diberlakukan terhadap van dan bus pada awal tahun depan. Mereka juga meminta peninjauan aturan untuk kendaraan ringan dan berat yang dijadwalkan diterapkan pada tahun 2026 dan 2027, agar diskusinya dipercepat menjadi tahun depan.
 
Meski produsen mobil Eropa menegaskan komitmen mereka terhadap upaya "penghijauan" jalan raya dan manufaktur, mereka menyebut ada ketidakselarasan antara perubahan sosial dan keputusan kebijakan yang dibuat. Ini menjadi salah satu faktor yang memperlambat adopsi EV di pasar.
 
Kritik halus juga ditujukan kepada lambannya regulasi impor kendaraan listrik yang lebih efektif, terutama terkait produsen dari negara-negara berkembang seperti China, yang mendapat subsidi besar-besaran. Produsen dari negara-negara ini juga diuntungkan oleh aturan lingkungan yang lebih longgar, berbeda dengan ketatnya regulasi di Eropa.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan