Downforce mobil F1 yang cukup besar membuat pembalap mudah melibas tikungan, tapi menyulitkan pembalap lain menyusul di trek lurus. XPB Images
Downforce mobil F1 yang cukup besar membuat pembalap mudah melibas tikungan, tapi menyulitkan pembalap lain menyusul di trek lurus. XPB Images

Teknis Formula One

Downforce Besar jadi Masalah di F1, Ini Solusi IndyCar

Ahmad Garuda • 31 Maret 2017 15:45
medcom.id: Downforce atau gaya tekan ke bawah untuk mobil balap seperti Formula One (F1), wajib dimiliki untuk membuat mobil lebih kencang terutama di tikungan. Masalahnya kelebihan ini justru jadi masalah tersendiri yaitu susah menyusul pembalap lain. Tak heran jika direksi teknis balap F1, mulai membandingkannya dengan akang balap IndyCar yang juga punya regulasi kompleks.
 
Menjelang akhir musim 2016 ajang F1, beberapa direktur teknis tim balap jet darat itu, mulai silang pendapat soal downforce besar untuk regulasi yang baru. Menurut bos tim Red Bull Racing, Christian Horner, mereka yakin bakal membuat balapan jadi menarik karena grip ban semakin besar, dan downforce mobil semakin tinggi.
<i>Downforce</i> Besar jadi Masalah di F1, Ini Solusi IndyCar
Tapi fakta yang terjadi di F1 seri perdana tahun ini menunjukkan hal yang berbeda. Pembalap tidak bisa saling susul seperti yang ada di tahun sebelumnya. Mobil yang kencang semakin jauh di depan, sementara mobil yang berada di atas 10 besar, semakin jauh ke belakang.
 
Penyebab utama yang dicurigai adalah paket aerodinamika yang memberikan penekanan lebih untuk downforce. Meski paket aerodinamika di antara mobil akan sama kuatnya, namun turbulensi udara yang dibuang oleh mobil di depan, tidak mampu dimanfaatkan dengan baik mobil di belakangnya.
<i>Downforce</i> Besar jadi Masalah di F1, Ini Solusi IndyCar
Menurut Direktur Racing tim McLaren, Eric Boullier, bahwa buangan angin dari mobil di depan yang sangat ekstrim, bakal membuat mobil di belakangnya jadi sulit. Padahal momentum saat curi angin inilah yang seharusnya bisa mereka manfaatkan saat ingin menyusul lawan, ditambah dengan sistem drag reduction system (DRS) yang terpasang.

F1 Technical Working Group (TWG) pun mulai melakukan riset dan membandingkannya dengan ajang balap IndyCar. Jika melihat aturan untuk membuat downforce mobil lebih galak, IndyCar tak kalah mentereng dalam menyusun regulasi. Tapi mereka mengakali dengan cara membuang turbulensi udara ke bagian samping dengan meletakkan porsi dimensi sayap yang lebih besar di bagian depan.
<i>Downforce</i> Besar jadi Masalah di F1, Ini Solusi IndyCar
TWG mengklaim bahwa keuntungan dari sistem ini adalah downfoce yang mereka inginkan dapat, tapi juga mampu membuang turbulensi udara yang merugikan saat mengikuti mobil lain atau saat ingin menyusul.
 
Tapi bukan hanya perubahan regulasi untuk sayap depan saja yang harus mengalami perombakan. Melainkan juga bagian lain yang berfungsi untuk menciptakan downforce di mobil. Tak terkecuali model, dimensi hingga fungsi sayap belakang.
<i>Downforce</i> Besar jadi Masalah di F1, Ini Solusi IndyCar
Hasilnya memang terlihat bekerja dengan baik. Ajang balap IndyCar tetap sarat akan aksi susul-menyusul antar pembalap dengan ketat. Apakah F1 harus melakukan perombakan lebih dini atau menunggu progres pengembangan tim hingga beberapa tahun ke depan? yang jelas penonton berharap balap F1 tetap menyajikan aksi susul-menyusul antar pembalap.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan