medcom.id, Jakarta: Ferrari Indonesia yang dipegang langsung oleh PT Citra Langgeng Otomotif (CLO) sebagai distributor resminya, mengatakan bakal memboyong satu model terbaru yang siap tebar peson dan menggoda bos-bos berduit di Indonesia, yakni 488 GTB. Supercar ini adalah generasi penerus dari model 458.
Arie Christopher, selaku CEO dari CLO mengatakan mobil ini akan diluncurkan pertengahan tahun nanti. "Peluncurannya akhir Juli, bersamaan dengan pelaksanaan Ferrari Challange Asia-Pasifik seri kelima di Sirkuit Sentul," katanya.
Merek berlogo kuda jingkrak ini sendiri menghadirkan 488 GTB diajang Geneva Motor Show. Mobil ini bermesin V8 3.900 cc twin turbo yang mampu hasilkan tenaga hingga 670 daya kuda serta akselerasi kurang dari tiga detik untuk mencapai kecepatan 100 kilometer per jam dari diam.
Dengan bobot 1.370 kilogram, 488 GTB lebih ringan 10 kilogram dari pendahulunya 458. Sehingga meski kapasitas mesinnya lebih kecil, namun akselerasinya tetap baik karena rasio tenaga dan bobot lebih kecil.
Sayangnya saat ini belum ada prediksi dan bocoran harga, berapa angka rupiah yang harus dikeluarkan, jika kelak bos-bos besar di Indonesia mau menebusnya.
medcom.id, Jakarta: Ferrari Indonesia yang dipegang langsung oleh PT Citra Langgeng Otomotif (CLO) sebagai distributor resminya, mengatakan bakal memboyong satu model terbaru yang siap tebar peson dan menggoda bos-bos berduit di Indonesia, yakni 488 GTB. Supercar ini adalah generasi penerus dari model 458.
Arie Christopher, selaku CEO dari CLO mengatakan mobil ini akan diluncurkan pertengahan tahun nanti. "Peluncurannya akhir Juli, bersamaan dengan pelaksanaan Ferrari Challange Asia-Pasifik seri kelima di Sirkuit Sentul," katanya.
Merek berlogo kuda jingkrak ini sendiri menghadirkan 488 GTB diajang Geneva Motor Show. Mobil ini bermesin V8 3.900 cc twin turbo yang mampu hasilkan tenaga hingga 670 daya kuda serta akselerasi kurang dari tiga detik untuk mencapai kecepatan 100 kilometer per jam dari diam.
Dengan bobot 1.370 kilogram, 488 GTB lebih ringan 10 kilogram dari pendahulunya 458. Sehingga meski kapasitas mesinnya lebih kecil, namun akselerasinya tetap baik karena rasio tenaga dan bobot lebih kecil.
Sayangnya saat ini belum ada prediksi dan bocoran harga, berapa angka rupiah yang harus dikeluarkan, jika kelak bos-bos besar di Indonesia mau menebusnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)