BYD Atto 1. Medcom.id/Ekawan Raharja
BYD Atto 1. Medcom.id/Ekawan Raharja

Pasar Otomotif Indonesia Tertekan, Adopsi EV Melaju Kencang di 2025

Ekawan Raharja • 21 November 2025 13:39
Jakarta: PwC merilis laporan Electric Vehicle Readiness (eReadiness) 2025, yang tahun ini tidak hanya memotret tren global, tetapi juga memberikan pandangan khusus mengenai dinamika elektrifikasi di kawasan ASEAN-6 (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Singapura).
 
Laporan ini menggali opini konsumen terhadap kendaraan listrik, mencakup BEV, PHEV, dan HEV, sekaligus menilai kesiapan tiap negara dalam menghadapi percepatan era elektrifikasi.
 
Secara keseluruhan, total industry volume (TIV) kendaraan ringan di ASEAN-6 masih relatif stabil dengan penurunan tipis 1,5% menjadi 2.368.000 unit pada YTD kuartal III 2025 dibandingkan periode yang sama di 2024.

Namun, situasi di Indonesia menunjukkan tekanan signifikan kontraksi mencapai -11%, dipicu oleh kenaikan pajak kendaraan mewah, penurunan belanja pemerintah, serta pelemahan rupiah yang menekan daya beli masyarakat. 

Baca Juga:
Data Penjualan Mobil Listrik dan Hybrid, Ini Model Terlaris Sepanjang 2025


Kombinasi faktor tersebut membuat banyak konsumen menahan pembelian kendaraan di tengah perlambatan ekonomi dan ketidakstabilan sosial. Kondisi berbanding terbalik terjadi di Vietnam dan Singapura, yang masing-masing tumbuh +18% dan +25%.
 
Semuanya didorong insentif EV, kebijakan registrasi yang lebih progresif, serta penguatan ekonomi. Pertumbuhan ini memperlihatkan kontras yang tajam dalam lanskap otomotif ASEAN. Di tengah tekanan pasar konvensional Indonesia, segmen kendaraan listrik justru melaju agresif.
 
PwC Indonesia Industrials and Services Leader, Lukmanul Arsyad mengatakan bahwa di tengah kontraksi pasar otomotif Indonesia sebesar -11% pada YTD kuartal III 2025, elektrifikasi bergerak ke arah sebaliknya. Segmen EV Indonesia tumbuh +49%.
 
Sementara ASEAN secara keseluruhan mencatat +62%, dengan tingkat adopsi mencapai 18% dari total penjualan kendaraan, sedikit di atas rata-rata ASEAN sebesar 17%. Thailand dan Vietnam bahkan mencatat pertumbuhan lebih agresif masing-masing +45% dan +84%, dengan tingkat adopsi jauh lebih tinggi di 30% dan 33%.

Baca Juga:
100 Angkot Tua di Jakarta Bakal Diganti dengan Mobil Litrik


"Tren ini menegaskan peluang besar untuk percepatan EV, didorong oleh insentif pajak dan investasi baterai, pada saat pasar konvensional tertekan,” ujar Lukmanul Arsyad, melalui keterangan resminya.
 
Laporan eReadiness 2025 turut menilai kesiapan tiap negara ASEAN melalui empat parameter: insentif pemerintah, ketersediaan infrastruktur, pasokan kendaraan, dan permintaan pasar. Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan, dengan skor 2,8 dari skala 5, naik dari 2,0 pada tahun sebelumnya.
 
Lonjakan terbesar berasal dari dimensi insentif pemerintah yang mencapai skor 4,0, menjadikan Indonesia negara dengan insentif EV tertinggi di ASEAN-6. Hal ini menegaskan dorongan kebijakan yang semakin intensif dalam mendukung akselerasi elektrifikasi.
 
Dengan pertumbuhan EV yang jauh melampaui performa kendaraan konvensional, serta peningkatan skor kesiapan nasional, laporan PwC menunjukkan bahwa elektrifikasi bukan hanya tren, tetapi momentum strategis yang semakin dominan dalam transformasi industri otomotif Indonesia dan kawasan ASEAN.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan