Jakarta: Banyak yang mempertanyakan nasib industri pelumas di tengah perkembangan kendaraan listrik yang minim membutuhkan pelumas. Pertamina Lubricants meyakini kebutuhan pelumas mesin tetap tinggi di tengah berkembangnya tren penggunaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.
Direktur Utama Pertamina Lubricants, Werry Prayogi, mengatakan kendaraan istrik belum sepenuhnya diadopsi oleh masyarakat Indonesia. Dia juga menyoroti kecenderungan jenama mobil dari Jepang yang lebih fokus pada kendaraan hybrid.
"Kita nggak pesimis karena EV mungkin masih ada berapa tahun lagi itu eksis penuhnya. Tapi kalau kita lihat juga mungkin dari presentasi kayak kendaraan Jepang mereka nggak fokus ke EV, lebih ke hybrid kan," kata Werry dikutip dari Antara.
Dari segi bisnis, Werry mengatakan perusahaan tidak hanya mengandalkan kontribusi dari sektor otomotif, tetapi juga dari sektor alat berat dan industri. Pertamina Lubricants melakukan diversifikasi bisnis dengan merambah produk kimia di mana perusahaan tengah mengembangkan bisnisnya di pasar sektor tersebut.
Dengan pangsa pasar 36 persen dan meningkat dalam tiga tahun terakhir, Werry mengklaim Pertamina Lubricants masih menjadi pemimpin pasar untuk produk pelumas mesin di Indonesia. "Sejauh ini tiga tahun terakhir naik terus ya, masih naik terus. Walaupun tahun kemarin lesu semuanya, tapi kita masih bisa tumbuh market share kita," ujar dia.
Sementara itu, Senior Specialist Engine and Driveline Lubricants Pertamina Lubricants Alva Kurnia L. Wirekso menjelaskan permintaan pelumas mesin akan tetap tinggi di masa depan karena meskipun penjualan EV berkembang pesat, kendaraan mesin pembakaran internal (ICE) masih mendominasi.
“Mobil dengan mesin pembakaran internal (ICE) masih mendominasi populasi kendaraan di Indonesia sebesar 99,95 persen, sementara kendaraan listrik hanya 0,05 persen," kata dia.
Alva melanjutkan bahwa Indonesia memegang pangsa pasar kendaraan terbesar, menjadikannya pemain utama di industri ini, terutama di sektor pelumas. "Namun permintaan akan pelumas dengan tingkat performa terbaru dan kualitas bahan dasar yang lebih tinggi terus bertambah, dipengaruhi oleh teknologi otomotif terbaru dan peraturan yang berlaku,” tambahnya.
Jakarta: Banyak yang mempertanyakan nasib
industri pelumas di tengah perkembangan kendaraan listrik yang minim membutuhkan pelumas.
Pertamina Lubricants meyakini kebutuhan pelumas mesin tetap tinggi di tengah berkembangnya tren penggunaan
kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.
Direktur Utama Pertamina Lubricants, Werry Prayogi, mengatakan kendaraan istrik belum sepenuhnya diadopsi oleh masyarakat Indonesia. Dia juga menyoroti kecenderungan jenama mobil dari Jepang yang lebih fokus pada kendaraan hybrid.
"Kita nggak pesimis karena EV mungkin masih ada berapa tahun lagi itu eksis penuhnya. Tapi kalau kita lihat juga mungkin dari presentasi kayak kendaraan Jepang mereka nggak fokus ke EV, lebih ke hybrid kan," kata Werry dikutip dari Antara.
Dari segi bisnis, Werry mengatakan perusahaan tidak hanya mengandalkan kontribusi dari sektor otomotif, tetapi juga dari sektor alat berat dan industri. Pertamina Lubricants melakukan diversifikasi bisnis dengan merambah produk kimia di mana perusahaan tengah mengembangkan bisnisnya di pasar sektor tersebut.
Dengan pangsa pasar 36 persen dan meningkat dalam tiga tahun terakhir, Werry mengklaim Pertamina Lubricants masih menjadi pemimpin pasar untuk produk pelumas mesin di Indonesia. "Sejauh ini tiga tahun terakhir naik terus ya, masih naik terus. Walaupun tahun kemarin lesu semuanya, tapi kita masih bisa tumbuh market share kita," ujar dia.
Sementara itu, Senior Specialist Engine and Driveline Lubricants Pertamina Lubricants Alva Kurnia L. Wirekso menjelaskan permintaan pelumas mesin akan tetap tinggi di masa depan karena meskipun penjualan EV berkembang pesat, kendaraan mesin pembakaran internal (ICE) masih mendominasi.
“Mobil dengan mesin pembakaran internal (ICE) masih mendominasi populasi kendaraan di Indonesia sebesar 99,95 persen, sementara kendaraan listrik hanya 0,05 persen," kata dia.
Alva melanjutkan bahwa Indonesia memegang pangsa pasar kendaraan terbesar, menjadikannya pemain utama di industri ini, terutama di sektor pelumas. "Namun permintaan akan pelumas dengan tingkat performa terbaru dan kualitas bahan dasar yang lebih tinggi terus bertambah, dipengaruhi oleh teknologi otomotif terbaru dan peraturan yang berlaku,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)