Jakarta - Di momentum pandemi, beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk industri otomotif nasional, dirasakan cukup membantu dan bisa membangkitkan penjualan mobil. Namun untuk beberapa hal, ada yang dirasakan cukup mengganggu.
Di antaranya adalah kelangkaan chip semikonduktor yang membuat permintaan akan kendaraan baru, sangat sulit terpenuhi. Mengingat beberapa pabrik chip semikonduktor yang berpusat di Taiwan saat itu, tidak bisa memproduksi chip jumlah seperti biasanya.
Akibatnya, permintaan mobil menumpuk dan pengiriman mobil ke tangan konsumen juga ikut tersendat. Kondisi ini membuat penjualan mobil ikut terkena dampaknya. Menurut Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (GAIKINDO), Kukuh Kumara, ini jadi pelajaran penting.
"Saya rasa, industri otomotif Nasional harus belajar dari kejadian di momentum pandemi. Di mana sektor otomotif, meski mendapat stimulan berupa insentif, tapi penjualan tetap terhambat. Itu terjadi karena kelangkaan chip semikonduktor di pasaran," ujar Kukuh Kumara dalam diskusi yang digelar oleh Forum Wartawan Industri (Forwin) pada Senin (19/5/2025) di Kementerian Perindustrian.
Ia juga menegaskan bahwa seharusnya saat ini, pemerintah bergerak bersama pelaku bisnis di Indonesia untuk mulai memikirkan pembuatan chip semikonduktor. Ini penting, mengingat bukan hanya industri otomotif yang menggunakannya, namun juga banyak produk elektronik.
"Ini adalah salah satu komponen inti di kendaraan dan seharusnya pelaku bisnis bersama-sama dengan pemerintah mulai memikirkan langkah untuk membuat chip semikonduktor secara lokal. Selain jadi mode antisipasi jika terjadi hal-hal seperti pandemi, juga untuk membuat industri nasional lebih maju."
Ia juga menekankan agar pemerintah mendorong dunia pendidikan agar lulusannya mengarahkan ke sektor pembuatan chip semikonduktor. Jika ini bisa diakselerasi, menurut Kukuh, maka industri otomotif di Indonesia bisa punya langkah yang lebih cepat dan panjang.
Jakarta - Di momentum pandemi, beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
industri otomotif nasional, dirasakan cukup membantu dan bisa membangkitkan
penjualan mobil. Namun untuk beberapa hal, ada yang dirasakan cukup mengganggu.
Di antaranya adalah kelangkaan chip semikonduktor yang membuat permintaan akan kendaraan baru, sangat sulit terpenuhi. Mengingat beberapa pabrik chip semikonduktor yang berpusat di Taiwan saat itu, tidak bisa memproduksi chip jumlah seperti biasanya.
Akibatnya, permintaan mobil menumpuk dan pengiriman mobil ke tangan konsumen juga ikut tersendat. Kondisi ini membuat penjualan mobil ikut terkena dampaknya. Menurut Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (
GAIKINDO), Kukuh Kumara, ini jadi pelajaran penting.
"Saya rasa, industri otomotif Nasional harus belajar dari kejadian di momentum pandemi. Di mana sektor otomotif, meski mendapat stimulan berupa insentif, tapi penjualan tetap terhambat. Itu terjadi karena kelangkaan chip semikonduktor di pasaran," ujar Kukuh Kumara dalam diskusi yang digelar oleh Forum Wartawan Industri (Forwin) pada Senin (19/5/2025) di Kementerian Perindustrian.
Ia juga menegaskan bahwa seharusnya saat ini, pemerintah bergerak bersama pelaku bisnis di Indonesia untuk mulai memikirkan pembuatan chip semikonduktor. Ini penting, mengingat bukan hanya industri otomotif yang menggunakannya, namun juga banyak produk elektronik.
"Ini adalah salah satu komponen inti di kendaraan dan seharusnya pelaku bisnis bersama-sama dengan pemerintah mulai memikirkan langkah untuk membuat chip semikonduktor secara lokal. Selain jadi mode antisipasi jika terjadi hal-hal seperti pandemi, juga untuk membuat industri nasional lebih maju."
Ia juga menekankan agar pemerintah mendorong dunia pendidikan agar lulusannya mengarahkan ke sektor pembuatan chip semikonduktor. Jika ini bisa diakselerasi, menurut Kukuh, maka industri otomotif di Indonesia bisa punya langkah yang lebih cepat dan panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)
