Jakarta: Nissan memiliki rencana untuk menutup merek Datsun terkait efisiensi dan pemulihan kondisi keuangan perusahaan. Seperti yang diketahui, merek mobil entry level ini hadir di sejumlah negara seperti India, Rusia, Afrika Selatan, dan Indonesia.
Lantas seperti apa penjualan Datsun belakangan ini? Tim Medcom.id coba membuka data penjualan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) untuk melihat performanya di 2018 dan 2019.
Di sepanjang 2018, wholesales merek asal Jepang ini berhasil mencapai 10.433 unit atau 0,9 persen dari total pasar otomotif Indonesia. Jika membandingkan wholsales Nissan sebagai induknya yang hanya 6.885 unit atau pangsa pasar 0,6 persen, maka jelas anak usahanya ini memiliki performa penjualan yang lebih baik.
Melirik data penjualan retailnya pun tidak jauh berbeda dengan wholesale. Sang adik berhasil menjual 9.823 unit atau 0,9 persen pangsa pasar, sedangkan sang kakak hanya di 6.999 unit atau 0,6 persen.
Beralih ke periode Januari-Oktober 2019, performa Nissan membaik dengan kehadiran All New Livina dan Datsun perlahan terus menurun. Wholesales sang kakak kini sudah mencapai 11.006 unit atau menyentuh 1,3 persen, dan adiknya merosok menjadi 5.921 unit atau 0,7 persen pangsa pasar. Sebuah catatan kecil adalah penjualan Datsun dalam sebulan tidak pernah mencapai 1.000 unit, dan terakhir performa ini dicapai pada triwulan pertama 2018.
Selanjutnya untuk data penjualan retail antara kedua produsen ini juga tidak jauh berbeda dengan data wholesales. Nissan menguasai 1,3 persen panga pasar yakni 10.677 unit, dan Datsun di 0,8 persen atau 6.836 unit.
Performa keduanya yang tidak jauh berbeda di daftar peringkat penjualan Gaikindo, dan keduanya jauh tertinggal dari beberapa produsen otomotif Jepang lainnya seperti Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, dan Suzuki. Sehingga rasa-rasanya bisa dibilang bahwa performa keduanya kurang kompetitif di pasar otomotif Indonesia.
Bila berkaca kepada laporan dari Reuters, Nissan kini sedang mencoba untuk mengembalikan performa mereka setelah dihantam berbagai krisis internal. Cara yang mereka akan lakukan adalah melakukan efisiensi di berbagai pihak, termasuk menutup merek Datsun dan fokus untuk mobil-mobil Nissan. Melihat data penjualan Datsun di tanah air, tentu rasanya mungkin saja raksasa Jepang itu menumbalkan Datsun sebagai salah satu bagian dari rencana menyehatkan kondisi perusahaan.
Jakarta: Nissan memiliki rencana untuk menutup merek Datsun terkait efisiensi dan pemulihan kondisi keuangan perusahaan. Seperti yang diketahui, merek mobil entry level ini hadir di sejumlah negara seperti India, Rusia, Afrika Selatan, dan Indonesia.
Lantas seperti apa penjualan Datsun belakangan ini? Tim
Medcom.id coba membuka data penjualan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) untuk melihat performanya di 2018 dan 2019.
Di sepanjang 2018, wholesales merek asal Jepang ini berhasil mencapai 10.433 unit atau 0,9 persen dari total pasar otomotif Indonesia. Jika membandingkan wholsales Nissan sebagai induknya yang hanya 6.885 unit atau pangsa pasar 0,6 persen, maka jelas anak usahanya ini memiliki performa penjualan yang lebih baik.
Melirik data penjualan retailnya pun tidak jauh berbeda dengan wholesale. Sang adik berhasil menjual 9.823 unit atau 0,9 persen pangsa pasar, sedangkan sang kakak hanya di 6.999 unit atau 0,6 persen.
Beralih ke periode Januari-Oktober 2019, performa Nissan membaik dengan kehadiran All New Livina dan Datsun perlahan terus menurun. Wholesales sang kakak kini sudah mencapai 11.006 unit atau menyentuh 1,3 persen, dan adiknya merosok menjadi 5.921 unit atau 0,7 persen pangsa pasar. Sebuah catatan kecil adalah penjualan Datsun dalam sebulan tidak pernah mencapai 1.000 unit, dan terakhir performa ini dicapai pada triwulan pertama 2018.
Selanjutnya untuk data penjualan retail antara kedua produsen ini juga tidak jauh berbeda dengan data wholesales. Nissan menguasai 1,3 persen panga pasar yakni 10.677 unit, dan Datsun di 0,8 persen atau 6.836 unit.
Performa keduanya yang tidak jauh berbeda di daftar peringkat penjualan Gaikindo, dan keduanya jauh tertinggal dari beberapa produsen otomotif Jepang lainnya seperti Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, dan Suzuki. Sehingga rasa-rasanya bisa dibilang bahwa performa keduanya kurang kompetitif di pasar otomotif Indonesia.
Bila berkaca kepada laporan dari Reuters, Nissan kini sedang mencoba untuk mengembalikan performa mereka setelah dihantam berbagai krisis internal. Cara yang mereka akan lakukan adalah melakukan efisiensi di berbagai pihak, termasuk menutup merek Datsun dan fokus untuk mobil-mobil Nissan. Melihat data penjualan Datsun di tanah air, tentu rasanya mungkin saja raksasa Jepang itu menumbalkan Datsun sebagai salah satu bagian dari rencana menyehatkan kondisi perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)