Berlin: Sektor otomotif Jerman tengah menghadapi masa paling sulit dalam beberapa dekade terakhir. Para analis dan asosiasi industri memperingatkan potensi hilangnya hingga 200 ribu pekerjaan dalam beberapa tahun ke depan. Penyebab utamanya adalah turunnya permintaan global, tingginya biaya produksi, serta transisi menyakitkan menuju kendaraan listrik (EV).
Menurut laporan media lokal Jerman dan disadur oleh Autoblog, pemangkasan tenaga kerja telah terjadi di seluruh rantai pasok. Mulai dari produsen mesin konvensional hingga pemasok komponen berteknologi tinggi.
Studi terbaru dari EY mencatat Jerman telah kehilangan sekitar 245 ribu pekerjaan industri sejak 2019, dengan penurunan paling tajam terjadi di sektor otomotif. Transisi cepat menuju elektrifikasi menjadi inti permasalahan. Para pembuat mobil Jerman berinvestasi besar-besaran untuk mengalihkan lini produksi mereka ke kendaraan listrik.
Namun, langkah ini justru menciptakan redundansi besar pada produksi mesin tradisional. Pemasok komponen seperti piston, gearbox, dan sistem knalpot kini menghadapi penurunan pesanan karena mobil listrik membutuhkan lebih sedikit komponen mekanis dan lebih banyak perangkat lunak.
Baca Juga:
Jaecoo J5 EV Resmi Dijual, Varian Standard Dibanderol Rp249 Juta
Kondisi ini tidak hanya terjadi di Jerman. Negara seperti Jepang juga menghadapi restrukturisasi besar-besaran di sektor otomotif. Namun, Jerman berada pada posisi lebih rentan karena ketergantungannya yang tinggi terhadap ekspor kendaraan.
Penurunan penjualan ke pasar utama seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, ditambah biaya energi domestik yang tinggi, semakin menekan daya saing industri otomotif Jerman di kancah global.
Pukulan terbesar dirasakan oleh para pemasok besar seperti Bosch, ZF Friedrichshafen, dan Continental yang mengumumkan pengurangan karyawan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pasar. Sementara itu perusahaan kecil yang memproduksi komponen dan peralatan pendukung menghadapi masa depan lebih tidak pasti, dengan ancaman konsolidasi atau bahkan penutupan usaha.
Dampaknya tidak hanya berhenti di sektor otomotif. Industri ini mempekerjakan sekitar 800 ribu orang di Jerman dan menjadi tulang punggung ekonomi di wilayah seperti Baden-Württemberg dan Lower Saxony. Jika benar 200 ribu pekerjaan hilang, efeknya bisa merambat ke sektor lain seperti logistik, baja, hingga riset dan pengembangan.
Berlin: Sektor
otomotif Jerman tengah menghadapi masa paling sulit dalam beberapa dekade terakhir. Para analis dan asosiasi industri memperingatkan potensi hilangnya hingga 200 ribu pekerjaan dalam beberapa tahun ke depan. Penyebab utamanya adalah turunnya permintaan global, tingginya biaya produksi, serta transisi menyakitkan menuju
kendaraan listrik (EV).
Menurut laporan media lokal Jerman dan disadur oleh Autoblog, pemangkasan tenaga kerja telah terjadi di seluruh rantai pasok. Mulai dari produsen mesin konvensional hingga pemasok komponen berteknologi tinggi.
Studi terbaru dari EY mencatat Jerman telah kehilangan sekitar 245 ribu pekerjaan industri sejak 2019, dengan penurunan paling tajam terjadi di sektor otomotif. Transisi cepat menuju elektrifikasi menjadi inti permasalahan. Para pembuat mobil Jerman berinvestasi besar-besaran untuk mengalihkan lini produksi mereka ke kendaraan listrik.
Namun, langkah ini justru menciptakan redundansi besar pada produksi mesin tradisional. Pemasok komponen seperti piston, gearbox, dan sistem knalpot kini menghadapi penurunan pesanan karena mobil listrik membutuhkan lebih sedikit komponen mekanis dan lebih banyak perangkat lunak.
Kondisi ini tidak hanya terjadi di Jerman. Negara seperti Jepang juga menghadapi restrukturisasi besar-besaran di sektor otomotif. Namun, Jerman berada pada posisi lebih rentan karena ketergantungannya yang tinggi terhadap ekspor kendaraan.
Penurunan penjualan ke pasar utama seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, ditambah biaya energi domestik yang tinggi, semakin menekan daya saing industri otomotif Jerman di kancah global.
Pukulan terbesar dirasakan oleh para pemasok besar seperti Bosch, ZF Friedrichshafen, dan Continental yang mengumumkan pengurangan karyawan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pasar. Sementara itu perusahaan kecil yang memproduksi komponen dan peralatan pendukung menghadapi masa depan lebih tidak pasti, dengan ancaman konsolidasi atau bahkan penutupan usaha.
Dampaknya tidak hanya berhenti di sektor otomotif. Industri ini mempekerjakan sekitar 800 ribu orang di Jerman dan menjadi tulang punggung ekonomi di wilayah seperti Baden-Württemberg dan Lower Saxony. Jika benar 200 ribu pekerjaan hilang, efeknya bisa merambat ke sektor lain seperti logistik, baja, hingga riset dan pengembangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)