medcom.id: Sirkuit dengan kombinasi tikungan S, patah dan cepat hingga akselerasi panjang dalam balap Formula One (F1), menuntut ban dan rem yang kuat. Setelah setahun berkutat, akhirnya Ferrari mendapat racikan terbaik agar mobilnya bisa mengejar ketertinggalan di tikungan.
Cara yang diaplikasi tim asal Italia itu adalah mengalirkan lebih banyak udara ke rongga antara drum brakes (sejenis tromol) dengan ban. Hal itu sukses dilakukan ke bagian depan mobilnya, sehingga meminimalkan degradasi dan memaksimalkan performa. Cara yang sama juga diaplikasikan ke drum brakes bagian belakang.
Khusus untuk Sirkuit Gilles Villeneuve, Kanada, saat berlangsungnya balapan F1 Minggu (12/6/2016) pola pendinginan antara drum brakes dan ban mendapat perbaikan besar. Terdapat sirip kecil yang lebih terlihat melintang dari sisi luar ke sisi bagian dalam drum brakes, dibandingkan dengan pola yang lama.
"Penempatan sirip-sirip yang lebih terlihat di permukaan drum brakes itu, untuk membuat pola aliran udara bisa mengikuti kecepatan putaran ban. Semakin cepat putaran ban, semakin cepat pula sirip itu menangkap angin untuk mendinginkan drum brakes dan roda dari velg bagian dalam," jelas Technical Director Formula One, Giorgio Piola.
Sayangnya, performa Mercedes-GP melalui Lewis Hamilton, memang masih sulit terkalahkan. Perbedaan tenaga cukup jomplang, membuat Vettel tak berdaya. Meski harus dua kali pit stop dan memakai ban baru.
Tidak dijelaskan secara pasti apakah Ferrari sudah mampu menemukan ketertinggalan 80 daya kuda dari Mercedes GP ataukah hanya setengahnya saja. Tapi jika melihat performanya saat balapan, Ferrari tak tertinggal jauh dari Mercy. Selisih waktu finish hanya sekitar 7 detik.
Hanya saja harus lebih peka pada strategi pitstop penggantian ban.
medcom.id: Sirkuit dengan kombinasi tikungan S, patah dan cepat hingga akselerasi panjang dalam balap Formula One (F1), menuntut ban dan rem yang kuat. Setelah setahun berkutat, akhirnya Ferrari mendapat racikan terbaik agar mobilnya bisa mengejar ketertinggalan di tikungan.
Cara yang diaplikasi tim asal Italia itu adalah mengalirkan lebih banyak udara ke rongga antara
drum brakes (sejenis tromol) dengan ban. Hal itu sukses dilakukan ke bagian depan mobilnya, sehingga meminimalkan degradasi dan memaksimalkan performa. Cara yang sama juga diaplikasikan ke
drum brakes bagian belakang.
Khusus untuk Sirkuit Gilles Villeneuve, Kanada, saat berlangsungnya balapan F1 Minggu (12/6/2016) pola pendinginan antara
drum brakes dan ban mendapat perbaikan besar. Terdapat sirip kecil yang lebih terlihat melintang dari sisi luar ke sisi bagian dalam
drum brakes, dibandingkan dengan pola yang lama.
"Penempatan sirip-sirip yang lebih terlihat di permukaan
drum brakes itu, untuk membuat pola aliran udara bisa mengikuti kecepatan putaran ban. Semakin cepat putaran ban, semakin cepat pula sirip itu menangkap angin untuk mendinginkan drum brakes dan roda dari velg bagian dalam," jelas Technical Director Formula One, Giorgio Piola.
Sayangnya, performa Mercedes-GP melalui Lewis Hamilton, memang masih sulit terkalahkan. Perbedaan tenaga cukup jomplang, membuat Vettel tak berdaya. Meski harus dua kali pit stop dan memakai ban baru.
Tidak dijelaskan secara pasti apakah Ferrari sudah mampu menemukan ketertinggalan 80 daya kuda dari Mercedes GP ataukah hanya setengahnya saja. Tapi jika melihat performanya saat balapan, Ferrari tak tertinggal jauh dari Mercy. Selisih waktu finish hanya sekitar 7 detik.
Hanya saja harus lebih peka pada strategi pitstop penggantian ban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)