Kontingen Indonesia berangkat ke SEA Games dengan modal menempati peringkat empat pada edisi sebelumnya di Myanmar. Setelah mengukur kekuatan yang ada, Kemenpora secara yakin mengapungkan target 72-79 medali emas dari 32 cabor yang diikuti. Dengan asumsi jumlah emas tersebut, Indonesia percaya diri mampu duduk di posisi kedua pada akhir klasemen SEA Games.
Namun ternyata yang terjadi kemudian adalah petaka. Indonesia hanya mampu mendulang 47 emas dalam dua pekan penyelenggaraan SEA Games ini. Hasil ini membuat Indonesia hanya mampu duduk di posisi lima, mengulang prestasi buruk pada SEA Games 2005. Indonesia berada di bawah Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Singapura yang jadi juara umum.
Sejumlah cabor unggulan yang diprediksi bisa jadi penyumbang medali emas justru tampil jeblok. Cabang olahraga renang adalah salah satunya. Renang yang diproyeksikan bisa mendulang setidaknya empat emas, nyatanya hanya mampu menyumbangkan satu medali emas.
Beberapa cabor lain juga sama. Sepak bola misalnya. Skuat asuhan Aji Santoso yang diprediksi bakal mampu melaju hingga babak final juga tak mampu mencapai target. Evan Dimas dan kawan-kawan takluk dari Thailand di semifinal. Skuat Garuda Muda bahkan harus pulang tanpa membawa sekeping medali pun lantaran kalah dari Vietnam dalam perebutan medali perunggu.
Meski banyak cabor yang gagal mencapai target, masih ada beberapa cabor lain yang bisa dibanggakan. Cabor dayung berhasil membanggakan Indonesia lantaran tampil sebagai juara umum dengan raihan 8 emas, 6 Perak dan 4 perunggu. Pun demikian dengan Judo, Wushu, dan Bulu Tangkis yang mampu melampaui target yang dicanangkan.
“Hasilnya memang seperti ini. Saya percaya semua atlet yang turun sudah berbuat maksimal. Saya akan bertanggung jawab dan melaporkan hasilnya ke KOI, KONI maupun pemerintah," kata Taufik Hidayat, yang menjabat sebagai Chef de Mission Indonesia kala itu.
Seperti yang sudah-sudah, faktor persiapan yang mepet kerap jadi alibi sejumlah cabor yang gagal mencapai target. Selain itu, mereka juga mengkritik sikap pemerintah yang kurang perhatian terutama dalam hal pengadaan perlengkapan latihan.
Terlepas dari siapa yang salah terkait kegagalan ini, sudah sepantasnya kita semua menjadikan kegagalan ini sebagai pelecut semangat untuk bisa lebih baik lagi ke depannya. Semua stakeholder yang ada juga diharapkan bisa satu suara demi kebaikan bangsa. Apalagi, dalam dua tahun ke depan Indonesia akan menjadi tuan rumah hajat yang lebih besar lagi, Asian Games 2018. Apakah kita akan kembali menghadapi masalah yang sama?
Berikut rekapitulasi cabang olahraga yang menyumbang medali untuk Indonesia di SEA Games 2015:
LONCAT INDAH (2 Perak, 1 Perunggu)
RENANG INDAH (3 Perunggu)
ATLETIK (7 Emas, 4 Perak, 4 Perunggu)
BASKET (2 Perak)
BOWLING (3 Perak, 2 Perunggu)
KANO (3 Emas, 4 Perak, 6 Perunggu)
BERKUDA (2 Emas, 1 Perunggu)/Juara Umum
GOLF (2 Perak, 1 Perunggu)
SENAM-RITMIK (0)
SENAM ARTISTIK (1 Perak)
JUDO (4 Emas, 1 Perak, 2 Perunggu)/Juara Umum
PENCAK SILAT (3 Emas, 3 Perak, 5 Perunggu)
DAYUNG (8 Emas, 6 Perak, 4 Perunggu)/Juara Umum
PERAHU LAYAR (3 Perunggu)
MENEMBAK (0)
SQUASH (2 Perak, 1 Perunggu)
TAEKWONDO (2 Emas, 1 Perak, 3 Perunggu)
PERAHU NAGA (2 Emas)
VOLI (2 Perunggu)
WUSHU (4 Emas, 3 Perak, 6 Perunggu)
RENANG (1 Emas, 8 Perak, 7 Perunggu)
POLO AIR (1 Perak, 1 Perunggu)
PANAHAN (2 Emas, 3 Perak, 1 Perunggu)
BULU TANGKIS (3 Emas, 2 Perak, 4 Perunggu)/Juara umum
BILIAR (1 Perunggu)
TINJU (1 Emas, 1 Perak, 2 Perunggu)
BALAP SEPEDA (1 Emas)
ANGGAR (1 Perak, 5 Perunggu)
SEPAK BOLA (Semifinal)
HOKI (0)
PETANGUE (1 Perak)
SEPAKTAKRAW (2 Perunggu)
SOFTBALL (1 Perak)
TENIS MEJA (1 Perunggu)
TENIS (2 Perak, 4 Perunggu)
SKI Air (4 Emas, 7 Perak, 2 Perunggu)/Juara Umum
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News