Pada laga penyisihan yang berlangsung di Asaka Shooting Range itu, Hanik menempati peringkat ke-13 dengan mengumpulkan total 614,5 poin. Meski gagal melangkah ke babak final, namun Hanik mengaku cukup puas dengan penampilannya yang sudah maksimal.
Atlet kelahiran Gunung Kidul, 22 Desember 1995 itu mengaku dapat pelajaran berharga dari penampilan di Paralimpiade Tokyo. Apalagi ajang ini menjadi pengalaman perdananya tampil di multievent terbesar bagi atlet disabilitas.
"Alhamdulillah saya puas dengan penampilan hari ini. Skor yang saya dapat sesuai dengan latihan, tidak jauh berbeda bahkan sama. Walaupun saya belum bisa menembus babak final, tapi saya bangga akhirnya bertanding dengan lancar tanpa terkendala apapun. Lawan di Paralimpiade ini memang berat-berat terutama dari Eropa dan di Asia itu ada China dan Iran," ucap Hanik lewat pernyataan resmi dari NCP Indonesia.
"Semoga tahun depan di Asean Para Games di Vietnam atau di Asian Paragames di China saya bisa lebih baik lagi dan akan saya perbaiki lagi nilai dan prestasi saya. Saya mengambil banyak pengalaman dan pelajaran dari Paralimpiade ini, mulai dari peralatan, waktu, posisi dan lainnya untuk saya terapkan di Indonesia," tambahnya.
Peraih medali perunggu Asean Paragames 2015 di Singapura itu tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang sudah memberi dukungan selama dia bertanding. Dia berharap di even berikutnya bisa tampil lebih baik lagi.
"Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada NPC Indonesia, pemerintah tentunya Kemenpora yang sudah mendukung dan men-support saya. Terima kasih juga untuk masyarakat Indonesia yang sudah mendukung perjuangan saya. Saya mohon maaf karena belum bisa menyumbangkan medali untuk Indonesia. Semoga di event berikutnya saya bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia," ujar Hanik.
Pelatih para menembak Indonesia, Aris Haryadi, mengaku Hanik sudah tampil dengan baik, meski ada kendala di punggungnya yang membuat Hanik kurang maksimal saat berlomba. Teguran dari juri membuat konsentrasinya sedikit terganggu.
"Alhamdulillah Hanik telah melaksanakan pertandingan R2 dengan skor 614,5. Sempat ada trouble waktu Hanik bertanding yaitu posisi badan yang agak miring ke kanan, yang seharusnya posisi duduk harus lurus. Kendala itu karena benjolan Spina Bifida di punggungnya, sehingga dalam posisi menembak agak kesulitan utk duduk lurus," ucap Aris.
"Jadi dengan di tegurnya Hanik oleh juri pas menembak, sedikit bikin konsentrasi Hanik pudar pada saat menembak di seri ke 2. Ke depan kita akan berusaha untuk memperbaiki posisi Hanik dengan berusaha seting peralatan, terutama kursi roda, dengan harapan pada event-event selanjutnya tidak terjadi lagi insiden peringatan juri, yg akan berpengaruh pada fokus atlet saat bertanding," tambah Aris.
Meski gagal menembus babak final, namun Hanik sudah memberikan perjuangan terbaik yang dia miliki. Dengan pengalaman dan kembali berlatih untuk lebih baik lagi, diharapkan Hanik akan mencapai performa maksimal di berbagai even yang akan dihadapinya di masa mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id