Start etape keempat berlangsung pukul 10.00 WIB di Pantai Cimpago, Kota Padang. Sama seperti etape sebelumnya, start di sini juga dihiasi berbagai kesenian daerah yang diramaikan oleh warga setempat dan pejabat daerahnya.
Cuaca cerah menyelimuti wilayah sekitar pantai Cimpago saat start akan dilakukan. Bentangan laut biru dan deburan gelombang ombaknya berhasil menambah hangat berbagai rangkaian acara pembuka. Para pembalap pun tampak bersemangat ketika bendera start dikibarkan.

Sekretaris Daerah Kota Padang, Asnel. (Foto: medcom.id/Kautsar Halim)
"Kami harap bisa lebih banyak orang lagi yang datang ke acara ini. Dengan begitu, wisatawan akan semakin banyak dan ekonomi rakyat pun turut berkembang," ujar Sekretaris Daerah Kota Padang, Asnel, saat menyampaikan kata sambutan.
Baca: Pembalap Sepeda Jerman Ketagihan Ikut Tour de Singkarak
Kawasan S. Parman, UNP, Pasar Lubuk Buaya, Simpang BIM, Simpang Patung Ikan dan Lubuk Alung merupakan beberapa jalan yang akan dilalui pembalap. Namun rute paling menantangnya berada di Kelok 44 yang lintasannya penuh tanjakan dan belokan. Jika berhasil melewatinya, garis finis sudah menanti di Ambun Pagi, Kabupaten Agam.
Meski Kelok 44 menjadi lintasan terekstrem TdS 2018, namun letaknya berada tidak jauh dari Danau Maninjau dan area persawahan warga. Jadi setidaknya, para pembalap bisa sedikit terhibur dengan panorama ketika berjuang menaklukkan Kelok 44.
Sesuai dengan namanya, Kelok 44 memiliki jumlah tikungan tajam dan jalan mendaki sebanyak 44 buah. Sudut kemiringan tanjakannya mencapai 45% hingga 60 persen. Biasanya, banyak para pembalap yang mengalami kesulitan di sana.
Sekilas Tentang Kelok 44
Kelok 44, merupakan salah satu objek wisata potensial yang dimiliki oleh Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Tikungan tajam dan pendakian yang terjal, membuat rute kawasan ini menjadi salah rute ekstrem di dunia.
Namun, beratnya perjalanan dirute itu, setimpal dengan apa yang disajikan. Keindahan Danau Maninjau yang membentang luas, serta lekuk lintasan dan susunan rapi pematang sawah serta keramba apung, membuat seluruh pengunjung melupakan sejenak beratnya medan yang melewati kampung Buya Hamka itu.
Pada hari-hari libur, Kelok 44 menjadi salah satu tujuan destinasi pilihan keluarga. Disamping menikmati keindahan panorama alam dan lezatnya kuliner khas, para pengunjung juga bisa melihat proses pembuatan gula saka (gula merah) secara tradisional oleh masyarakat setempat.
Tak ingin ketinggalan update berita bola dan olahraga? Follow instagram kami @medcom_olahraga
Video: Masyarakat Antusias Sambut Piala AFF 2018
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News