Baik Barshim (30) dan Tamberi (29) sama-sama mengakhiri lomba dengan lompatan terjauh 2,37 meter dan tetap gagal ketika mencoba lompatan 2,39 meter.
Setelah tiga kali percobaan gagal, seorang ofisial Olimpiade menawarkan sebuah satu lompatan lagi untuk menentukan pemenang. Tapi, Barshim menolak dan mulai bertanya soal pembagian medali emas
"Apa bisa ada dua emas?", tanya Barshim kepada ofisial tersebut dikutip dari Reuters.
Ofisial itu lantas mengangguk dan kedua atlet pun terlihat bergandengan tangan sambil bersorak kegirangan.
"Saya melihat dia, dia melihat saya, dan kami tahu itu. Kami hanya melihat satu sama lain dan dan tahu bahwa laga sudah selesai. Tidak perlu (satu lompatan tambahan)," kata Barshim.
"Dia salah satu teman terbaik saya, baik di dalam maupun di luar trek. Kami bekerja sama dan ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Ini adalah semangat sejati, semangat olahragawan, dan kami di sini menyampaikan pesan ini," tambahnya.
Keputusan Barshim bisa saja menjadi solusi terbaik bagi Tamberi yang mengalami patah pergelangan kaki beberapa hari sebelum Olimpiade Rio 2016. Sebab setelah itu, Tamberi nyaris kehilangan harapan untuk kembali tampil di pesta olahraga terbesar dunia.
"Setelah cedera, saya hanya ingin kembali (bertanding). Tetapi sekarang, saya malah memiliki emas ini dan itu luar biasa. Saya memimpikan ini berkali-kali,” kata Tamberi.
"Tepat sebelum Rio 2016, saya sempat diberitahu ada risiko tidak bisa bersaing lagi. Jadi, tetap butuh perjalanan panjang untuk sampai di sini," tambahnya.
Dengan adanya pembagian medali emas ini, perolehan medali perak pun ditiadakan. Jadi, di bawah Barshim dan Tamberi hanya ada atlet Belarus Maksim Nedasekau yang kebagian perunggu. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
