Jurnalis Olahraga Johannes Waskita Utama menilai salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah menjaga momentum Asian Games, terutama prestasi para atlet yang berhasil meraih puluhan medali baik emas, perak, maupun perunggu.
"Saya optimistis itu bisa dilakukan meskipun masih skeptis juga dengan pelaksanaan olimpiade itu," ujarnya melalui sambungan telepon dalam Editorial Media Indonesia, Senin, 3 September 2018.
Menurut Johannes optimistis dan semangat saja tidak cukup untuk merealisasikan Olimpiade Jakarta 2032. Lebih dari itu ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk meyakinkan Komite Olimpiade Internasional bahwa Indonesia mampu menghelat hajat besar.
"Olimpiade itu tidak gampang mengerjakannya dan biayanya jauh lebih besar dari penyelenggaraan Asian Games. Bisa 5-6 kali lipat lebih besar dari apa yang sudah dikeluarkan," kata dia.
Johannes mengungkap andai Indonesia memiliki dana besar untuk menyelenggarakan olimpiade, hal itu belum cukup. Terlebih Jakarta saat ini hanya mampu menampung dua per tiga dari seluruh atlet dan kegiatan olahraga yang bisa diselenggarakan.
Event Asian Games saja, kata dia, harus berbagi dengan Palembang agar seluruh cabang olahraga bisa dipertandingkan. Paling tidak perbaikan sarana transportasi sampai penambahan arena olahraga yang sebelumnya berada di Palembang, Sumatera Selatan, harus dipindahkan ke Ibu Kota.
"Secara prinsip 14 tahun dari sekarang masih mungkin dilakukan asal kita punya cetak biru yang jelas dari sisi pembangunan, persiapan infrastruktur, transportasi, juga prestasi olahraga yang harus dikembangkan," ungkapnya.
Johannes mengatakan pemerintah harus punya program yang konsisten selama 14 tahun menuju olimpiade. Bahkan jika perlu, anggaran disiapkan secara multiyears untuk meminimalisasi risiko saat peralihan pemerintahan.
Berkaca dari Jepang yang akan menyelenggarakan olimpiade 2020, kendala bukan hanya datang dari dana namun juga komitmen arena olahraga akan terpusat di satu tempat dengan jarak dengan wisma atlet kurang dari 10 kilometer tidak bisa direalisasikan sepenuhnya.
"Kenyataannya mereka realistis, olimpiade dilaksanakan di 11 kota karena tidak mungkin membangun arena di satu tempat dalam waktu singkat. Mau tidak mau menggunakan arena di beberapa tempat agar niat itu bisa terlaksana. Indonesia pun akan demikian," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News