Sebelumnya, pria kelahiran Lampung itu memang telah mengoleksi tiga medali dari tiga Olimpiade berbeda, yakni perunggu kelas 56kg (Beijing 2008), perunggu kelas 62kg (London 2012), dan perak 62kg (Rio 2016).
"Kalau penasaran ya pasti penasaran. Tapi kita lihat perjalanan ke sana dari segi usia yang tidak muda lagi. Kalau semangatnya memang masih ada," kata Eko seperti dikutip dari Antara, Kamis (5/8/2021).
"Tapi untuk target ke depan kita lihat perjalanannya dan enggak bisa (ditentukan) sekarang. Yang pasti tahun depan, kita coba SEA Games dulu, dan kualifikasinya juga. Karena untuk terjun ke Olimpiade juga (lewat) kualifikasi," tambahnya.
Eko juga mengaku sudah bermimpi mendapatkan emas Olimpiade sejak awal masuk Pelatnas. Menurutnya, mimpi itu telah mendorong dirinya berkompetisi dengan baik pada level nasional, Asia Tenggara, SEA Games, hingga akhirnya lolos Olimpiade.
Mimpi tersebut dia tanamkan dalam hati karena tidak ingin pulang dengan tangan hampa tanpa medali seusai berkompetisi.
"Kenapa saya menargetkan emas di hati sendiri, karena kalau emas hilang kita masih dapat peraknya/ Jadi dari diri saya sendiri, kita pasang target setinggi mungkin dan kita kejar itu," kata Eko.
Eko menjelaskan, angkat besi adalah cabor terukur yang atlet lainnya bisa mengetahui catatan angkatan juara dunia. Jadi, pencapaian saat latihan bisa menjadi patokan untuk membaca potensi mengejar gelar juara.
"Jadi sebenarnya, untuk menentukan target agak lebih mendingan dibandingkan olahraga yang lain. Cuma, persiapannya, perjuangannya, beratnya pasti sama dengan olahraga yang lain," kata Eko.
Kisah perjuangan Eko dalam meniti karier sebagai atlet angkat besi diangkat ke dalam sebuah film pendek berjudul "Eko Yuli Irawan The Movie" yang berdurasi 10.25 menit.
Eko mengungkapkan bahwa ide tersebut datang dari SFIDN FITS, apparel olahraga, yang telah menyiapkan lagu-lagu atau soundtrack yang kemudian berkembang untuk dirangkai menjadi sebuah cerita.
"Secara tidak langsung saya hanya menceritakan, bisa dibilang kisah perjalanan saya dari awal sampai tembus Olimpiade dan ke kejuaraan dunia," kata Eko.
"Bisa dibilang itu masih singkat karena perjalanan awal latihan sampai ke pelatnas. Dari situ, lompatnya dari Olimpiade ke Olimpiade," tambahnya. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
