Dalam turnamen sepak bola putri usia dini yang diinisiasi Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife itu, tak kurang dari 1.315 siswi dari 70 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) di Yogyakarta unjuk kebolehan mengolah Si Kulit Bundar.
Jumlah itu meningkat jika dibandingkan dengan penyelenggaraan seri pertama pada Juli 2024 yang diikuti oleh 452 siswi dari 24 MI dan SD. Kendati demikian, jumlah pesertanya memang sudah melonjak pesat hingga tiga kali lipat pada seri kedua di bulan Oktober tahun lalu yang mencatatkan 1.203 siswi.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, turut bersyukur dengan banyaknya bibit pesepak bola putri potensial yang bermunculan.
Menurutnya, ketersediaan turnamen terbukti dapat menjadi kawah para putri untuk terus mengasah kemampuan.
"Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih karena pada kesempatan ini sudah kesekian kalinya menyelenggarakan turnamen sepak bola putri KU 10 dan KU 12. Ini bagian dari pembinaan atlet sepak bola putri yang saat ini masih jarang di indonesia," kata Danang yang turut menyaksikan laga final MilkLife Soccer Challenge - Yogyakarta 2025.
"Sehingga dengan adanya kompetisi ini pasti menumbuhkan rasa minat kecintaan kepada sepak bola putri dari usia dini agar terus bisa berlatih dan tentu meningkatkan skill kapasitasnya," tambahnya.
Head Coach MilkLife Soccer Challenge, Timo Scheunemann, turut menginformasikan bahwa para pesepak bola putri muda Yogyakarta telah menunjukkan peningkatkan kualitas. Hal ini membuatnya semakin optimis menuntaskan misi mencetak talenta pesepak bola putri yang andal.
"Turnamen MilkLife Soccer Challenge dapat menjadi media munculnya talenta-talenta pesepak bola putri di usia dini untuk supply pemain di KU 14. Ini peluang besar dan perlu dukungan besar untuk mengambil kans tersebut, perlu regenerasi juga sehingga ke depan timnas Indonesia jauh lebih bagus," ucap Timo.
Untuk menjaga mata rantai regenerasi pesepakbola putri muda, diselenggarakan pula Festival SenengSoccer yang digelar bersamaan dengan MilkLife Soccer Challenge – Yogyakarta 2025. Berbeda dengan turnamen 7x7 di KU 10 dan KU 12, Festival SenengSoccer menyasar kelompok usia 6-8 tahun (KU 8) dengan kategori individual.
Para peserta diajak mengenal sepak bola bola dengan melewati tiga rintangan yang mencakup latihan lari, ketangkasan, melompat, melempar dan menggiring bola. Setelah itu, tiap peserta mendapat nilai berdasarkan catatan waktu tercepat dalam menyelesaikan semua rintangan.
"Festival SenengSoccer merupakan stimulus untuk menumbuhkan minat para putri menggeluti sepak bola dari usia yang lebih dini. Rintangan yang dibuat sebenarnya latihan koordinasi dari teknik, kecepatan, dan endurance yang terpadu. Ini merupakan hal dasar dari bermain sepak bola yang dikemas secara menyenangkan dan harapannya makin banyak siswi yang akan berpartisipasi,” terang Coach Timo yang telah memiliki lisensi kepelatihan UEFA A di Jerman sejak 2007 silam.
Para peserta memulai tantangan dengan berlari zig-zag melewati rintangan, yang dilanjut dengan melakukan lemparan (throw in) ke target. Di tantangan kedua, peserta melakukan dribbling bola melalui lintasan berkelok, lalu melakukan tendangan ke arah gawang hingga masuk.
Pada tantangan ketiga, peserta melompat dengan dua kaki secara bersamaan melewati rintangan dan dilanjutkan melakukan shooting ke arah gawang hingga bola masuk. Di tahap akhir, peserta kemudian berlari (sprint) untuk menekan tombol timer selesai.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menyampaikan bahwa ajang MilkLife Soccer Challenge - Yogyakarta 2025 merupakan komitmen pihaknya untuk terus memupuk pertumbuhan ekosistem sepak bola putri dari level akar rumput. Sejumlah inovasi dan penyesuaian pun diterapkan, salah satunya waktu penyelenggaraan turnamen yang selaras dengan kalender akademik.
“Setelah kami melakukan evaluasi, penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge akan lebih tepat jika mengikuti kalender akademik, karena perkembangan para atlet belia bisa semakin terstruktur sesuai jenjang usianya. Untuk itu, mulai akhir Juli nanti, kami akan menggelar MilkLife Soccer Challenge 2025-2026 yang akan menyasar sepuluh kota di Indonesia,” ungkap Yoppy.
Juara MilkLife Soccer Challenge - Yogyakarta 2025
Sementara itu, laga pamungkas MilkLife Soccer Challenge - Yogyakarta 2025 berlangsung kompetitif dan seru di Stadion Tridadi Sleman, Minggu 22 Juni. Tim-tim yang berlaga di final tampil sangat ngotot demi meraih gelar juara.
Hasilnya, terdapat SD Kanisius Duwet yang keluar sebagai juara Kelompok Umur (KU) 12 setelah menaklukkan MIS Al Islamiyah Grojogan, dan SDN Ungaran 1 yang menjuarai KU 10 dengan mengalahkan SDN Imogiri 3.

Pertandingan SD Kanisius Duwet melawan MIS Al Islamiyah berlangsung alot dengan skema bermain bertahan dan menyerang sejak kick-off babak pertama. Sejumlah peluang pun tercipta tapi tidak mudah berbuah menjadi gol.
Skor kaca mata baru terpecahkan pada menit-menit akhir babak pertama melalui sepak pojok yang dilesatkan pemain nomor punggung 4 SD Kanisius Duwet, Regina Mikaela Lintang Putri. Gol indah itu menutup babak pertama dengan skor 1-0.
Usai turun minum, pola bermain kedua tim makin agresif. Perebutan penguasaan bola terus terjadi dengan tensi yang cukup tinggi. Saling potong umpan silang pun tak terelakan. Namun, keunggulan 1-0 untuk SD Kanisius Duwet tidak berubah hingga peluit panjang berbunyi.
"Kami sangat gembira walaupun pertandingan final cukup melelahkan karena lawannya cukup berat. Ini kemenangan pertama untuk tim kami," ucap Regina seusai membantu SD Kanisius Duwet menaklukkan MIS Al Islamiyah.
"Sebenarnya, teman-teman sedikit takut saat pertandingan. Tapi kami terus semangat melawan dan berhasil mempertahankan keunggulan skor. Terima kasih atas kerja samanya teman-teman," tambahnya yang juga meraih penghargaan Best Player KU 12.
Sementara itu, ofisial tim SD Kanisius Duwet, Laurensius Yulian Novena Aji, tak menyangka para pemainnya berhasil menapaki podium juara MilkLife Soccer Challenge. Sebab pada tahun lalu, SD Kanisius Duwet gugur di babak 64 besar.
"Kami tidak menyangka bisa masuk babak final dan juara. Saya selalu menanamkan kepada tim untuk melawan egomu, lawan rasa malasmu, fokus ke bola, dan ternyata para pemain bisa memberikan hasil yang optimal saat bertanding," katanya.
Seusai SD Kanisius Duwet dan MIS Al Islamiyah bertanding, terdapat SDN Ungaran 1 yang menaklukkan SDN Imogiri 3 dengan skor 4-0 di laga final KU 10. Natasha Tiolyne Hutapea mencetak hattrick dalam laga tersebut, sedangkan satu gol SDN Ungaran 1 lainnya berasal dari Rr. Nayarra Aurelia Irawan. Dengan begitu, SDN Ungaran 1 sudah dua kali secara beruntun naik podium tertinggi.
"Terima kasih teman-teman yang sudah berjuang dengan semangat dan tidak menyerah sampai menang. Berkat doa orang tua juga aku #BeraniCetakGol dan makin suka main sepak bola," ucap Natasha yang juga menjadi top skor dengan koleksi 27 gol.
SDN Ungaran 1 berlatih keras demi kembali menapaki podium juara. Tahun lalu, mereka mulai bangkit menjadi kampiun MilkLife Soccer Challenge Yogyakarta Seri 1 2024, setelah gugur di semifinal pada dua seri sebelumnya.
"Setelah Seri 2, kami lebih rutin latihan tiga kali seminggu. Lalu di babak final tadi, saya bilang ke tim untuk main lepas dan enjoy, dan akhirnya kami bisa kembali jadi juara," tutur pelatih SDN Ungaran 1, Dalmaji.
Berikut daftar lengkap pemenang MilkLife Soccer Challenge – Yogyakarta 2025:
Kategori Usia 10
Juara: SDN Ungaran 1
Runner-up: SDN 3 Imogiri
Semifinalis: SDN Kalasan 1 dan SD Muhammadiyah Sapen
Top Skor: Natasha Tiolyne Hutapea - SDN Ungaran 1 (27 gol)
Best Player: Natasha Tiolyne Hutapea - SDN Ungaran 1
Best Goalkeeper: Delona Sabita Putri - SDN Ungaran 1
Fairplay Team: SDN Kalasan 1
Kategori Usia 12
Juara: SD Kanisius Duwet
Runner-up: MIS Al Islamiyah Grojogan
Semifinalis: SDN Glagah dan SDN Nanggulan
Top Skor: Ayla Dva Khala Ahisma - SDN Nanggulan dan Zahra Izzati Naila Alkhalliqi - SDN Pujokusuman 1
Best Player: Regina Mikaela Lintang Putri - SD Kanisius Duwet
Best Goalkeeper: Vangellica Lupynar Dewiantoro - SDN Imogiri
Fairplay Team: SDN Glagah
Tambahan informasi, MilkLife Soccer Challenge merupakan turnamen sepak bola putri yang mempertandingkan siswi-siswi Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dari kategori usia (KU) 10 dan KU12. Berbeda dengan sepak bola dewasa, turnamen ini menggunakan bola ukuran 4 dengan diameter 63,5 hingga 66 cm dan berbobot 0,33-0,36 kg.
Kemudian, luas lapangan pun menyusut menjadi 24x40 meter dan gawangnya berukuran 2x5 meter. Untuk durasi permainannya itu sendiri hanya 2x10 menit dengan waktu istirahat selama 5 menit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News