Usyk sempat mengalahkan petinju Inggris Anthony Joshua untuk mengawinkan sabuk juara kelas berat pada September tahun lalu. Tapi kini, dia tidak laga mementingkan prestasi tinju karena sudah bergabung dengan militer Ukraina.
"Tidak ada rasa takut, saya sama tidak merasa takut. Hanya bingung saja, bagaimana ini bisa terjadi di abad ke-21?" kata Usyk mengomentari keputusannya bergabung dengan tentara Ukraina di sebuah ruang bawah di Kiev lewat panggilan video.
Selain itu, Usyk juga menegaskan tidak tahu apakah bakal memenuhi tantangan Joshua yang meminta pertarungan ulang pada Mei mendatang. Sebab, dia lebih mementingkan situasi di negaranya terlebih dahulu.
"Saya benar-benar tidak tahu kapan bakal kembali ke atas ring. Negara dan kehormatan saya lebih penting ketimbang sabuk juara," tutup Usyk.
Sebelum gabung militer, Usyk sudah berulang kali mengajak masyarakat Rusia untuk memprotes perang dan meminta presiden Rusia Vladimir Putin menggelar negosiasi damai tanpa syarat atas situasi di Ukraina. Tapi, imbauan secara verbal itu tetap tidak bisa menghentikan invasi Rusia.
Usyk bukanlah satu-satunya petinju top dunia dari Ukraina yang turun tangan menahan gempuran Rusia. Selain dia, terdapat juara dunia di tiga kelas berbeda, Vasily Lomachenko, yang bergabung lebih dulu dengan militer Ukraina.
Lomachenko pernah menaklukkan petinju Inggris Luke Campbell dan Anthony Crolla dalam karier profesionalnya dan mampu menyabet dua medali emas Olimpiade ketika berstatus sebagai petinju amatir.
Selain Lomachenko, angkatan bersenjata Ukraina juga diperkuat kakak beradik Vitali dan Wladimir Klitschko yang keduanya pernah menjadi juara dunia tinju kelas berat.
Vitali langsung gabung militer karena bertugas sebagai wali kota Kiev sejak 2014, sedangkan Wladimir baru mendaftarkan diri sebagai tentara cadangan di Kiev sejak bulan lalu.
"Terdapat pergerakan besar pertahanan sipil di Kiev. Orang-orang muda memenuhi antrean selama berjam-jam agar bisa mengambil senjata dan menjadi bagian dari pertahanan sipil di kota kami," kata Vitali menjelaskan respons warganya setelah diserang Rusia seperti dikutip dari BBC News.
"Kami berjuang demi demokrasi dan berdasarkan pilihan sendiri. Peristiwa mengerikan memang terjadi dalam enam hari terakhir: pria, wanita, dan anak-anak sekarat. Tapi, saya tetap bangga dengan para pria dan wanita yang siap membela negara demi anak-anak kami," timpal Wladimir. (bbc.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News