Tidak sedikit rekor baru yang tercipta di nomor lari Olimpiade. Rekor yang dicetak Karsten Warholm dari Norwegia misalnya.
Warholm memecahkan rekor dunia 400 meter yang juga dimilikinya lebih dari 0,7 detik. Pelari lain yang juga memecahkan rekor Olimpiade ialah Jasmine Camacho-Quinn dari Puerto Rico untuk nomor lari gawang 100 meter dan Elaine Thompson-Herah (Jamaika), peraih medali emas nomor lari 100m dan 200m.
Testimoni positif juga dilontarkan pelari Inggris, Kyron McMaster yang finish keempat di nomor lari gawang 400 meter. Ia mengatakan lintasan lari Olimpiade Tokyo membuatnya merasa seperti 'berlari di udara'.
Lintasan lari di Olimpiade Tokyo memang menggunakan inovasi baru, khususnya di bagian permukaan lintasan. Di Olimpiade Rio (tahun 2016), trek itu disebut WS, sedangkan lintasan di Olimpiade Tokyo disebut WSTY yang merupakan evolusi terbaru dari trek lari.
Tim perancang mengaku permukaan WSTY berfungsi melindungi kesehatan para atlet serta menghindari trauma dan cedera. Namun, permukaan ini juga memberikan mereka dorongan saat berlari.
“Kami telah mencoba untuk meningkatkan dengan menambahkan senyawa tambahan. Treknya sangat tipis, 14 milimeter. Tapi kami menambahkan butiran karet. Cara terbaik untuk menggambarkannya. Di lapisan bawah trek adalah desain heksagonal yang menciptakan kantong udara kecil," terang Andrea Vallauri, perancang lintasan dikutip dari Dailymail, Rabu 4 Agustus 2021.
Uji lab yang dilakukan menunjukkan potensi peningkatan performa atlet yang berlari di trek tersebut. Dia memastikan keuntungan yang diterima pelari di setiap sama. Teknologi ini juga ia pakai run-up lompat jauh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News