Zakia artinya telah menjadi atlet perempuan pertama dari Afghanistan yang tampil di Paralimpiade sejak Athena 2004. Ia bertanding pada cabang olahraga taekwondo K44 -49kg putri.
Zakia yang berusia 22 tahun tiba bersama kompatriotnya Hossain Rasouli di Tokyo pada 28 Agustus dari Paris. Itu terjadi setelah Zakia membuat video meminta pertolongan keluar dari Kabul demi menghidupkan mimpi menjadi atlet putri pertama Afghanistan yang tampil di Paralimpiade.
Sayangnya, Zakia yang bertarung sambil mengenakan hijab putih langsung menelan kekalahan ketika menghadapi wakil Ukraina Viktoriia Marchuk dan wakil Uzbekistan Isakova Ziyodakhon di Makuhari Messe, Chiba. Zakia memilih tidak berbicara dengan wartawan seusai laga, tapi Marchuk mau berkomentar tentang pertandingan babak repechage tersebut.
"Saya khawatir dengan situasi di Afghanistan, tetapi saya senang karena dia berhasil datang ke Tokyo dan bertanding dengan saya," kata Marchuk seusai laga seperti dikutip Reuters.
Sebelumnya, atlet Afghanistan lain Hossain Rasoul, juga telah melakoni debutnya di cabang lompat jauh T47 Paralimpiade pada 31 Agustus lalu. Tapi, dia menempati peringkat terakhir dari 13 peserta yang berlaga.
Belum ada informasi lebih lanjut tentang nasib para atlet Afghanistan seusai Paralimpiade Tokyo. Namun, Australia dikabarkan siap memberi visa.
"Australia telah memberi mereka visa, tetapi ini semua dilakukan dengan terburu-buru yang luar biasa sehingga mereka membutuhkan ruang bernapas untuk memutuskan apa yang terbaik bagi mereka," kata aktivis HAM Human Rights For All, Alison Battison, yang terlibat dalam proses evakuasi. (ANT)
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
