Jelang Olimpiade, Jepang melakukan analisis saat perhelatan Asian Games 2018 berlangsung. Salah satunya ialah cara mengantisipasi suhu panas yang bakal terjadi di Tokyo.
Salah satu jurnalis Jepang, Takeshi Kuroiwa sempat bertanya dengan salah satu panitia penyelenggara Asian Games, Muhammad Buldansyah. Menurut Buldansyah, ada beberapa cabang olahraga yang dimulai sejak pagi. Contohnya cabor marathon yang dimulai sejak pukul 06.00 pagi.
Baca: Sukses Penyelenggaraan dan Prestasi Asian Games, Indonesia Dipuji Media Jepang
"Kami juga menyediakan banyak minuman dan es batu untuk atlet dan penonton untuk menghindari dehidrasi," kata Buldansyah dikutip The Japan News.
Suhu tertinggi di Jakarta bisa mencapai 30 derajat. Namun, itu jauh lebih ringan dibandingkan Tokyo yang dilanda gelombang panas musim panas ini.
Selama Asian Games, Takeshi juga berkesampatan untuk berbincang dengan sukarelawan Indonesia sambil meliput pertandingan Asian Games. Menurut Takeshi, banyak sukarelawan yang menganggap Tokyo tidak terlalu panas, bahkan dikenal sebagai daerah yang dingin. Namun, ketika Takeshi menjelaskan suhu bisa mencapai 40 derajat, sukarelawan tercengang. "Wah seperti negara di Timur Tengah," kata seorang sukarelawan.
Kebanyakan orang mungkin belum menyadari bahwa suhu di Tokyo bisa sangat panas dan lembab. Oleh karena itu, Jepang harus mempelajari secara rinci langkah-langkah mengantisipasi suhu panas jelang Olimpiade Tokyo 2020.
Tak ingin ketinggalan update berita bola dan olahraga? Follow instagram kami @medcom_olahraga
Video: Lima Atlet Indonesia yang Pensiun Usai Asian Games 2018
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News