Selebrasi Steafno Lilipaly usai membobol gawang Taiwan di laga perdana Asian Games 2018 (Foto: medcom.id/Kautsar Halim)
Selebrasi Steafno Lilipaly usai membobol gawang Taiwan di laga perdana Asian Games 2018 (Foto: medcom.id/Kautsar Halim)

Asian Games 2018: Sepak Bola Putra

Laga Vital untuk Patriot Merah-Putih

Arpan Rahman • 15 Agustus 2018 17:40
Laga Vital untuk Patriot Merah-PutihSKUAT Garuda Milenial akan melakoni partai kedua di Grup A penyisihan Asian Games 2018, Rabu malam 15 Agustus 2018. Hargianto cs menghadapi seteru paling kompetitif, Palestina, di Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi.   
 
Dari dua kali pertandingan awal, Palestina meraih angka empat. Hasil seri kaca mata dengan China Taipei dan menang tipis 2-1 atas Laos, mereka menduduki peringkat pertama klasemen sementara.
 
Menurut data yang dikompilasi dari situs resmi Asian Games 2018, tim lawan bertumpu dengan poros utama pada tiga pemain. Di belakang, bek sekaligus kapten kesebelasan Albahdari Abdallatif, kemudian gelandang Abuwarda Mahmoud, dan penyerang Dabbagh Oday. 

Kuat-Lemah Lawan
Marilah sejenak kita telisik kekuatan tiga poros Palestina. Mereka secara tim bermain dengan skema 4-3-3.
 
Bertanding kontra China Taipei, berkostum nomor 5-Albahdari tampil sangar dengan melakukan pelanggaran kepada gelandang lawan, Tu Shaochieh, di menit 5. Pemain senior 34 tahun ini kemudian mulai bergerak keluar zona kawalannya sejak menit 30. Ia sempat menembak ke gawang, namun tiga kali percobaan sepaknya di menit 52, 68, dan 85 masih dapat digagalkan penjaga gawang China Taipei.  
 

Baca: Pemain Palestina yang Harus Diwaspadai Timnas U-23


Sang kapten lebih fokus ke depan membantu serangan setelah 30 menit laga berjalan. Sementara lini belakang ditinggalkan untuk duetnya sekaligus tampak berfungsi layaknya asistennya, nomor punggung 4-Termanini Michelmilad.  
 
Penampilan ini diulangi Albahdari di laga kedua versus Laos. Tembakannya lebih gencar, awalnya di menit 48 ditangkap kiper. Lantas lima kali lagi peluangnya luput dari sasaran secara beruntun dari menit 30, 52, 62, 63, dan 71. Ia bahkan mencetak gol kemenangan di menit akhir tambahan waktu babak kedua.
 
Segitu sentralnya peran Albahdari di Palestina, maka gelandang Timnas Indonesia harus cermat memperhatikan pergerakannya. Awasi terus kapan dia menempatkan posisi bertahan, mengantisipasi serangan, maupun saat merangsek naik ke jantung pertahanan kita. 
 
Staminanya hanya pas-pasan karena usianya tua itu bisa diforsir habis oleh dua sayap, Febby Hariyadi atau Saddil Ramdani. Jadi jangan gentar kalau ada kesempatan adu lari. Beto pun mungkin lihai untuk mengelabui dia.
 
Di lini tengah mereka, 7-Abuwarda, tampil dominan. Ia otak di balik ritme yang dibangun bersama 19-Maraaba Sameh. Keduanya dibantu 3-Rashid Mohammed, gelandang bertahan, yang punya senjata rahasia tendangan jarak jauh. 
 
Abuwarda dan Maraaba sudah dirotasi saat lawan Laos. Mereka keluar lapangan digantikan pemain cadangan, masing-masing di menit 66 dan 77. Rashid di laga perdana sebelumnya juga sudah ditukar pada menit 66 menyusul Abuwarda di menit 77.
 
Secara praktis, dari statistik menit bermain, para pemain bernomor punggung 7, 19, dan 3 itu menjadi tiga kartu As yang vital disiapkan buat menghadapi Indonesia.  
 
Militansi vs Patriotisme
Sementara di sektor depan Palestina, 9-Dabbagh tampil sebagai aktor utama, meski dia belum mencetak gol. Ada delapan kesempatan dia berpeluang mencetak gol ketika melawan China Taipei. Tiga kali dimentahkan kiper dan lima sisanya melenceng dari sasaran. 
 
Gawang Laos tak kurang tujuh kali diincarnya, masing-masing dua kali penjaga gawang bisa menangkapnya dan lima selebihnya ngawur tidak tepat mencapai target.
 
Jangan lupa Hansamu Yama dkk mengawasi ketat tandemnya, 13-Qumbor Shehab. Apalagi kalau pemain ini masuk lapangan dari bangku cadangan dan bergerak 'malas' seperti tak ada arti di tengah lapangan. Penampilannya bisa menipu mata, mengandung bahaya besar. 
 
Terakhir, 18-Obaid Mohammed, merupakan tembok pemantul semu. Ia bisa saja tidak terlihat, tapi bisa jadi penyelesai mematikan. 
 

Baca juga: Prediksi Indonesia vs Palestina: Momen Pembuktian Garuda Muda


Kekuatan penting Palestina berupa semangat militansi mereka. Tapi di situ juga terselip kelemahannya karena tempramen 'panas' mudah dikipasi dengan provokasi halus sehingga mereka hilang orientasi untuk menang. 
 
Tim lawan akan kesulitan bila pelatih Luis Milla menginstruksikan pemain banyak mengubah-ubah ritme dari lambat jadi cepat atau lembut bervariasi keras. Timnas Merah-Putih bisa menggerakkan penetrasi dahsyat dan eksekusi maut antara menit 20 sampai 40. Selanjutnya mengakali Palestina di babak kedua hingga sisa pertandingan. 
 
Patriot Garuda harus mengambil angka tiga dari laga vital ini. Lantas boleh mengistirahatkan seluruh awak tim inti ketika berjumpa Laos di partai ketiga. Laos yang berpotensi juru kunci mungkin tidak akan dihitung sebagai unsur penentu dalam kumulasi poin ke Babak 16 Besar nanti.
 
Tak ingin ketinggalan update berita bola dan olahraga? Follow instagram kami @medcom_olahraga
 
Video: Menengok Persiapan Akhir Srikandi Silat Indonesia Menuju Asian Games 2018

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ACF)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan