Olimpiade Paris 2024. Foto: AFP
Olimpiade Paris 2024. Foto: AFP

Deretan kontroversi Olimpiade Paris 2024, dari Politik sampai Penistaan Agama

Riza Aslam Khaeron • 01 Agustus 2024 11:21
Acara olahraga Olimpiade dunia yang tahun ini diadakan di ibu kota Perancis, Paris, telah dimulai pada 24 Juli dengan acara pembukaan dilangsungkan pada 26 Juli 2024.
 
Namun, meskipun baru dimulai, acara ini telah menuai banyak kontroversi, kritik, serta cemoohan.
 
Banyak yang mengatakan acara tersebut membosankan, diskriminatif, berbahaya, serta kesalahan para panitia yang menuai banyak kontroversi. Berikut daftarnya:

Diskriminatif Terhadap Pengguna Hijab

Aturan sekularisme “laïcité” di Perancis mendapat banyak kritikan. Pasalnya, para atlet yang menggunakan hijab dalam Olimpiade tersebut, merasa dirugikan.

Salah satu atlet yang dirugikan atas kebijakan tersebut adalah Sounkamba Sylla, anggota tim Estafet Prancis yang sempat terancam tidak bisa mengikuti acara pembukaan Olimpiade tersebut karena menggunakan hijab, sebelum akhirnya diizinkan menggunakan topi sebagai alternatif.
 
Baca: Umat Kristen Kritik Pembukaan Olimpiade Paris, Trump: Memalukan!

 
Pada hari Rabu, David Lappartient, selaku presiden Komite Olimpiade Prancis, membela aturan yang dituduh “diskriminatif” ini, yang bertujuan untuk memisahkan negara dan agama, serta mengatakan bahwa aturan tersebut merupakan DNA warga negara Perancis.

Isu Keamanan yang Tidak Maksimal

Pihak keamanan Olimpiade Paris mendapatkan banyak kritikan dikarenakan kasus-kasus yang terjadi pasca pembukaan.
 
Seminggu lalu, seorang wanita asal Australia, umur 25 tahun memberitahukan pihak berwajib bahwa dia telah diperkosa oleh 5 orang yang identitas mereka saat ini masih belum diketahui.
Terjadi juga serangan teror di jalur kereta cepat di Paris, yang digunakan oleh ratusan penumpang, termasuk beberapa para atlet Olimpiade, pada Jumat (26/7) minggu lalu.
 
Pihak Olimpiade Perancis juga dituduh memberikan perlakuan istimewa kepada atlet-atlet asal Israel, yang mendapatkan keamanan ekstra di kala kecaman para demonstran pro-Palestina kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC), untuk membatasi ikut serta Israel dalam Olimpiade Paris.

Acara Pembukaan yang Membosankan dan Penuh Kontroversi LGBTQ+

Acara pembukaan Olimpiade ini, meski dengan penampilan Celine Dion dan Lady Gaga, dikritik “membosankan”. Netizen membandingkannya dengan acara pembukaan Olimpiade Tiongkok tahun 2008, yang diiringi oleh performa 2,008 pemain drum yang sambil memainkan instrumen tersebut, menyanyikan kutipan dari Analek, Kong Hu Cu.
 
Acara tersebut juga dikritik Gereja Katolik Perancis, pasalnya dalam salah satu pertunjukan, model-model LGBTQ+ memparodikan lukisan The Last Supper, yang merupakan karya seni buatan Leonardo Da Vinci yang dihargai tinggi oleh umat Kristen.
 
Mantan Presiden AS, Donald Trump dalam wawancaranya dengan Fox News hari Senin, menyebut acara tersebut “sangat memalukan”.
 
Thomas Jolly, creative director dari performa tersebut, mengatakan tidak ada tujuan untuk menyinggung, tetapi untuk representasi kelompok masyarakat beragam, yang mencerminkan Olimpiade Paris yang penuh dengan ragam negara dan budaya.

Salah Sebut Korea “Selatan” sebagai “Utara”

Panitia Olimpiade, pada hari Rabu, salah sebut 143 atlet-atlet Korea Selatan sebagai atlet-atlet “Republik Rakyat Demokratik Korea” (Korea Utara), dalam bahasa Perancis maupun bahasa Inggris.
 
Kesalahan tersebut mendapat kecaman dari Korea Selatan, yang secara teknis masih berperang dengan Korea Utara.
 
Thomas Bach, Presiden IOC, pada hari Minggu menyampaikan permintaan maafnya kepada Presiden Yoon Suk-yeol melalui panggilan telepon.
 
“Masalah ini merupakan kesalahan manusia, IOC sangat menyesali hal tersebut” Berdasarkan pernyataan IOC, dilansir CNN.

Kontroversi Maroko vs Argentina

Dalam permainan cabang Sepakbola Maroko vs Argentina menuai banyak kontroversi dikarenakan kekacauan yang terjadi ketika permainan berlangsung, pada hari Rabu minggu lalu.
 
Christian Medina, pemain sepakbola dari Argentina, terlihat seperti mencetak gol pada di menit 106, namun pendukung Maroko yang tidak terima melempar botol kepada para pemain Argentina, yang membuat wasit menunda permainan selama 2 jam.
 
Setelah penundaan tersebut, namun cetak gol Medina tersebut dianggap tidak sah, dikarenakan pelanggaran offside, yang berakhir dengan kemenangan 2-1 untuk Maroko.
 
Javier Mascherano, pelatih tim Argentina menyebut permainan tersebut sebagai “Sirkus terbesar yang pernah saya lihat dalam hidup saya”, dilampir dari CNN.

Makanan yang Kurang Memuaskan

Perancis yang merupakan salah satu target kuliner favorit di Eropa, dikritik dalam acara Olimpiade ini karena memberikan makanan yang “tidak memuaskan”.
 
Andy Anson, ketua eksekutif Asosiasi Olimpiade Inggris, mengatakan kepada Times Newspaper bahwa makanan di acara tersebut “tidak memadai”.
 
“Tidak ada makanan seperti telur, ayam, makanan berkarbohidrat, dan juga ada masalah dengan kualitas makanannya, dengan daging mentah diberikan kepada atlet” ujar Anson.
 
Perancis dikritik tidak minat untuk menjadi tuan rumah untuk acara Olimpiade tahun ini, pasalnya pemerintah tersebut hanya memberikan dana kurang dari $10 miliar, 25% dari anggaran awal. Sedangkan Olimpiade seperti Rio de Janeiro, memakan dana 350% dari dana awal.
 
Alasan tersebut dikarenakan Paris yang sudah memiliki infrastruktur acara olahraga mapan, tidak perlu memakan biaya lebih untuk pembangunan, namun kritik masih dilayangkan dikarenakan isu-isu yang telah dijabarkan.
 
Kami berharap acara ini dapat berjalan dengan lancar kedepannya, serta isu dan kritikan diatas dapat ditanggapi dengan baik. Kami menantikan ajang olahraga yang menghibur dan mempromosikan perdamaian untuk semua negara.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WAN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan