.jpg)
Tidak mudah untuk bisa menjadi pemenang dalam lomba adu kecepatan mobil balap ini. Bukan hanya dibutuhkan teknik membalap yang sempurna, tetapi juga fisik yang sempurna untuk menunjang konsentrasi.
Itulah yang membuat tidak semua orang bisa menjadi pembalap mobil. Hanya orang-orang pilihan yang bisa tampil di ajang adu kecepatan dan risikonya adalah nyawa. Pembalap GP2 merupakan calon pembalap Formula 1.
Di ajang Formula 1 musim tahun ini ada seorang pembalap muda asal Brasil Felipe Nasr. Dia sebelumnya sama-sama Rio bertarung di ajang GP2. Sekarang dia naik kelas setelah mencatat prestasi mengkilat di ajang GP2.
Begitulah kita harapkan Rio satu saat akan bisa naik kelas ke ajang Formula 1. Prestasinya dua pekan lalu tentu menjadi modal berharga bagi dirinya untuk menjadi putra Indonesia pertama yang berlaga di ajang Formula 1.
Butuh Dukungan

Rio tercepat di GP2 Bahrain
Untuk bisa mencapai mimpi itu, Rio tentu membutuhkan dukungan. Bukan hanya moral, tetapi juga sponsor. Sekarang ini Rio mendapat dukungan dari PT Pertamina dan Garuda Indonesia.
Sayang di tengah berita gembira itu, kita mendengar dukungan terhadap Rio mengendur. Garuda Indonesia memutuskan untuk tidak lagi mendukung Rio hanya beberapa hari setelah ia memenangi ajang balapan di Bahhrain.
Pertamina juga dilaporkan berencana untuk menarik dukungan kepada Rio. Pertamina dikabarkan akan mengurangi sponsor yang diberikan kepada pembalap muda asal Solo.
Kalau Pertamina dan Garuda tidak lagi mendukung Rio, maka sulit bagi pembalap muda ini untuk bisa menggapai mimpinya tampil di ajang Formula 1. Selama ini Sinyo Haryanto, orangtua Rio, mati-matian mendanai putranya. Dukungan Pertamina dan Garuda membantu pembiayaan yang harus dikeluarkan Sinyo.
Tentunya perlu dipikirkan untuk bisa membantu Rio. Negeri ini membutuhkan hadirnya anak berprestasi tinggi agar bisa mengangkat nama baik bangsa dan negara. Semua negara berlomba menghadirkan manusia unggul yang mereka miliki, agar bangsa itu kemudian dikenal dan dihormati orang.
Kita lihat saja bagaimana Inggris memperlakukan pembalap andalannya, Lewis Hamilton. Ketika Hamilton pertama kali memenangi gelar juara dunia Formula 1, Ratu Elizabeth II langsung memberikan gelar "Sir" kepada pembalap muda tersebut.
Mengapa Inggris memberikan penghargaan yang begitu tinggi? Karena hanya ada 22 manusia di muka Bumi ini yang memiliki kesempatan untuk menjadi pembalap Formula 1. Kalau satu di antaranya bisa menjadi juara dunia artinya dia adalah "best of the best".
Perhatian

GP Bahrain (dok istimewa)
Pertanyaannya, adakah perhatian yang diberikan negara kepada orang seperti Rio Haryanto yang sudah mencatatkan prestasi yang tinggi? Tidak ada sama sekali. Kalau media massa tidak menuliskan prestasi Rio, mungkin tidak ada yang tahu bahwa lagu "Indonesia Raya" berkumandang di Bahrain.
Para pejabat negara tidak ada satu pun yang berkomentar terhadap prestasi Rio. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi lebih asyik terlibat dalam masalah daripada mendorong anak-anak Indonesia berprestasi lebih tinggi.
Padahal tugas negara adalah mendorong anak-anak bangsa berlomba meraih prestasi tingkat dunia. Pejabat negara harus memberikan inspirasi bagi munculnya bakat-bakat luar biasa, bukan malah asyik terlibat dalam polemik.
Mengurusi sepak bola tentu saja boleh. Tetapi kehadirannya harus menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. Kalau pejabat negara asyik juga dengan masalah, tidak usah heran apabila negeri ini menjadi negeri masalah.
Sekarang ini, kita terjebak dalam masalah karena kita cenderung menjadi musuh bagi yang lainnya. Kita terjebak dalam situasi yang dikatakan sebagai "bellum omnium contra omnes". Termasuk para pejabat negara ini masuk ke dalam perangkap itu.
Kalau Presiden Joko Widodo mencanangkan "Revolusi Mental", yang harus diubah adalah sikap dari bangsa ini untuk jangan destruktif kepada bangsanya sendiri. Kita harus mendorong munculnya energi positif, bukan malah menabur berkembangnya energi negatif.
Para pejabat negara seharusnya mendorong lebih banyak hadirnya anak seperti Rio Haryanto. Di arena balap kita juga memiliki pembalap muda yang lain yaitu Sean Gelael.
Negara seharusnya ikut menjadi promotor bagi atlet-atlet berbakat itu. Negara ikut mendorong perusahaan-perusahaan besar untuk menjadi sponsor atlet-atlet berbakat. Inilah bagian dari upaya kita membangun "Indonesia Incorporated". Perusahaan-perusahaan berlomba menjadi perusahaan kelas dunia bersama atlet yang sudah mengharumkan nama bangsa dan negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News